Sistem Sirkulasi Janin TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Sistem Sirkulasi Janin

Tali pusat merupakan bagian dari plasenta dimana memiliki panjang rata-rata 55 cm dengan diameter 0.8 sampai 2 cm. Aliran darah janin mengalir melalui dua arteri umbilikalis, lalu ke kapiler-kapiler villi, dan selanjutnya kembali melalui sebuah vena umbilikalis menuju ke janin. Pada saat yang sama, darah ibu mengalir dari arteri uterina ke dalam sinus-sinus maternal yang mengelilingi villi dan kemudian kembali ke dalam vena uterina ibu. Oksigen yang larut dalam darah sinus maternal besar masuk kedalam darah janin melalui difusi sederhana, didorong oleh gradien tekanan oksigen dari darah ibu ke darah janin. pO 2 rata-rata dalam darah ibu pada sinus maternalis kira-kira 50 mmHg, dan pO 2 rata-rata dalam darah janin setelah teroksigenasi kira-kira 30 mmHg. Oleh karena itu, gradien tekanan rata-rata untuk difusi oksigen melalui membran plasenta kira-kira 20 mmHg. Tekanan pada pembuluh darah dan cabang-cabang vili selalu berkisar demikian pada ruangan intervili. Hal ini akan melindungi pembuluh darah fetal tidak kolaps. 4 Muara P Lubis : Dampak Penundaan Pengkleman Tali Pusat Terhadap Peningkatan Hemoglobin Dan…, 2008 USU e-Repository © 2008 3. Kapiler villi 2. Vena Umbilikalis 1. Arteri Umbilikalis Keterangan: Gambar.1 Sistem Sirkulasi Utero-plasenta Darah janin yang terdeoksigenasi, mengalir ke plasenta melalui dua arteri umbilikalis. Pada hubungan antara tali pusat dan plasenta, pembuluh-pembuluh umbilikus bercabang banyak di bawah amnion dan bercabang kembali di dalam vilus yang terpecah-pecah, dan akhirnya membentuk jaringan kapiler pada percabangan terakhir. Darah dengan kandungan oksigen yang jelas lebih tinggi, kembali dari plasenta ke janin melalui sebuah vena umbilikalis. 5 Darah yang mengandung produk buangan seperti karbondioksida berdifusi dari darah janin ke dalam darah ibu dan kemudian diekskresikan bersama-sama dengan produk ekskresi dari ibu. Ekskresi dari janin terjadi sebagai akibat gradien difusi melewati membran plasenta, yaitu karena konsentrasi produk-produk ekskresi dalam darah janin lebih tinggi daripada dalam darah ibu. 5 Muara P Lubis : Dampak Penundaan Pengkleman Tali Pusat Terhadap Peningkatan Hemoglobin Dan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Cabang–cabang pembuluh umbilikalis yang berjalan di sepanjang permukaan fetal plasenta lempeng korion disebut sebagai pembuluh permukaan plasenta atau pembuluh korion. Pembuluh-pembuluh ini peka terhadap zat-zat vasoaktif, tetapi secara anatomis, morfologis, histologis, dan fungsional, pembuluh-pembuluh ini tidak seperti biasa. Arteri-arteri korion selalu memotong vena korion. Identifikasi arteri dan vena korion mudah dilakukan bila memahami hubungan yang menarik ini, seperti disampaikan oleh Benirschke, keduanya hampir tidak mungkin dibedakan secara histologis. Tepat sebelum atau segera sesudah memasuki lempeng korion, kedua arteri umbilikalis dihubungkan oleh sebuah penghubung transversal, anastomosis, yang hampir selalu terlihat. 5 Kedua arteri umbilikalis berpisah di lempeng korion untuk mendarahi cabang-cabang kotiledon. Terdapat dua pola percabangan arteri korion yang berlainan: menyebar disperse 63 dan magistral 37. Pola distribusi pada tipe disperse adalah pola jaringan pembuluh halus yang berjalan dari tempat insersi tali pusat ke berbagai kotiledon. Pola magistral ditandai oleh arteri-arteri yang berjalan ke tepi plasenta tanpa banyak mengalami penyusutan diameter. Arteri-arteri ini merupakan end- artery, dan mendarahi satu kotiledon sewaktu percabangan membelok ke bawah untuk menembus lempeng korion. 5 Arteri-arteri trunkal adalah cabang-cabang perforans dari arteri permukaan yang menembus lepeng korion. Setiap arteri trunkal mendarahi satu kotiledon. Otot polos pada dinding pembuluh ini berkurang sementara ukuran pembuluh meningkat Muara P Lubis : Dampak Penundaan Pengkleman Tali Pusat Terhadap Peningkatan Hemoglobin Dan…, 2008 USU e-Repository © 2008 sewaktu pembuluh menembus lempeng basal, pengurangan otot polos berlanjut sewaktu arteri batang bercabang menjadi ramus-ramus, hal yang sama juga terjadi pada dinding vena. 5 Pada sekitar minggu ke-10 paska konsepsi, pola kecepatan aliran darah tali pusat yang berbentuk gelombang berubah mendadak. Sebelum waktu ini, tidak dijumpai ’frekuensi akhir-diastol’. Pada masa gestasi yang lebih lanjut, temuan ini akan dianggap abnormal. 5 Lempeng korion ’definitif’ juga terbentuk pada minggu ke-8 sampai ke-10 sewaktu mesenkim lempeng korion primer dan lempeng amnion yang saling menyatu. Hal ini terjadi akibat ekspansi kantung amnion, yang juga mengelilingi tangkai penghubung dan alantois dan menyatukan struktur-struktur ini untuk membentuk tali pusat. Pembuluh-pembuluh korion juga memiliki hal yang tidak biasa yang lain, ketebalan dinding pembuluh-pembuluh ini asimetris, yaitu jauh lebih tipis pada sisi yang berdampingan dengan amnion sisi janin. 5 Muara P Lubis : Dampak Penundaan Pengkleman Tali Pusat Terhadap Peningkatan Hemoglobin Dan…, 2008 USU e-Repository © 2008 Gambar 2. Sistem Sirkulasi Janin 8 Pada janin masih terdapat fungsi: 1 foramen ovale ; 2 duktus arteriosus Botalli ; 3 arteria umbilikalis lateralis ; dan 4 duktus venosus Arantii. Mula-mula darah janin mengalir melalui dua arteri umbilikalis, lalu ke kapiler-kepiler villi, darah yang mengandung oksigen lebih tinggi kembali ke janin melalui vena umbilikalis. Darah yang mengandung produk buangan melalui membran plasenta berdifusi kedalam darah ibu yaitu kedalam vena uterina ibu dan kemudian diekskresikan bersama-sama dengan produk-produk ekskresi dari ibu. Pada saat yang sama, darah ibu mengalir dari arteri uterina ke dalam sinus maternalis yang mengelilingi villi dan berdifusi masuk ke dalam kapiler villi dan kemudian Muara P Lubis : Dampak Penundaan Pengkleman Tali Pusat Terhadap Peningkatan Hemoglobin Dan…, 2008 USU e-Repository © 2008 melalui vena umbilikalis, masuk ke dalam tubuh janin. Sebagian besar darah tersebut melalui duktus venosus Arantii akan mengalir ke vena kava inferior pula. Di dalam atrium dekstra sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologik ke atrium sinistra, melalui foramen ovale yang terletak diantara atrium dekstra dan atrium sinistra. Dari atrium sinistra selanjutnya darah ini mengalir ke ventrikel kiri yang kemudian dipompakan ke aorta. 5,6 Gambar 3. Hubungan sirkulasi Fetal dan Maternal Hanya sebagian kecil darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan bersama- sama dengan darah yang berasal dari vena kava superior. Karena terdapat tekanan dari paru-paru yang belum berkembang, sebagian besar darah dari ventrikel kanan ini, yang seharusnya mengalir melalui arteria pulmonalis ke paru-paru, akan mengalir melalui duktus Botalli ke aorta. Sebagian kecil akan menuju ke paru-paru, dan Muara P Lubis : Dampak Penundaan Pengkleman Tali Pusat Terhadap Peningkatan Hemoglobin Dan…, 2008 USU e-Repository © 2008 selanjutnya ke atrium sinistra melalui vena pulmonalis. Darah dari aorta akan mengalir ke seluruh tubuh untuk memberi nutrisi dan oksigenasi pada sel-sel tubuh. Darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagainya akan dialirkan ke plasenta melalui 2 arteri umbilikalis. Seterusnya diteruskan ke peredaran darah di kotiledon dan jonjot-jonjot kemudian kembali melalui vena umbilikalis ke janin. Demikian seterusnya, sirkulasi janin ini berlangsung ketika janin berada di dalam uterus. 6,7,20 Ketika janin dilahirkan, segera bayi menghirup udara dan menangis kuat. Dengan demikian, paru-parunya akan berkembang. Tekanan dalam paru-paru mengecil dan seolah-olah darah terisap ke dalam paru-paru. Dengan demikian, duktus Botalli tidak berfungsi lagi. Demikian pula, karena tekanan dalam atrium kiri meningkat, foramen ovale akan tertutup, sehingga foramen tersebut selanjutnya tidak berfungsi lagi. 6 Akibat diikat dan dipotongnya tali pusat, arteri umbilikalis dan duktus venosus Arantii akan mengalami obliterasi. Dengan demikian, setelah bayi lahir, maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara yang diisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna dengan sistem pencernaan sendiri. 6 Sebelum lahir, paru-paru janin berisi cairan dan hanya sedikit darah yang melewatinya, sementara itu kebutuhan oksigen bayi dipenuhi oleh ibu melalui plasenta dan tali pusat. Hal ini terus berlangsung sampai bayi lahir dan paru-paru bekerja dengan baik dan terisi oleh udara dan aliran darah mulai melewati paru-paru Muara P Lubis : Dampak Penundaan Pengkleman Tali Pusat Terhadap Peningkatan Hemoglobin Dan…, 2008 USU e-Repository © 2008 dari jantung kanan. Ketika bayi menangis dan warna kulit menjadi kemerahan, pembuluh darah arteri tali pusat akan menutup dengan sendirinya. Selama interval antara lahir dan penutupan tali pusat dengan sendirinya, darah ditransfusi dari plasenta untuk mencapai aliran darah ke paru-paru. Proses alamiah ini akan melindungi otak dengan asupan oksigen yang terus menerus dari dua sumber sampai sumber kedua berfungsi dengan baik. 7 Transfusi darah melalui plasenta timbul karena gravitasi atau dari kontraksi uterus ibu yang akan mendorong darah ke bayi. Transfer darah ke bayi melalui vena umbilikalis dapat timbul setelah arteri umbilikalis menutup. Transfusi akan dikendalikan oleh refleks bayi cord vessel narrowing dan akan berhenti dengan sendirinya bila bayi telah menerima cukup darah cord vessel closure. Pertukaran dari oksigenasi plasenta ke pulmonal juga mempengaruhi perubahan sirkulasi janin ke sirkulasi dewasa. Ventilasi dari paru-paru dan transfusi plasenta akan mempengaruhi perubahan ini, hal ini merupakan hal yang paling mendasar dari proses yang kompleks ini. Proses ini terjadi biasanya dalam beberapa menit setelah lahir, ketika bayi menangis serta warna kulit kemerahan, maka proses ini telah sempurna. Pengkleman tali pusat segera atau pada saat proses perubahan ini masih berlangsung akan menyebabkan gangguan yang serius 7 Muara P Lubis : Dampak Penundaan Pengkleman Tali Pusat Terhadap Peningkatan Hemoglobin Dan…, 2008 USU e-Repository © 2008

II.2. SISTEM SIRKULASI MATERNAL