SISTEM SIRKULASI MATERNAL TINJAUAN PUSTAKA

II.2. SISTEM SIRKULASI MATERNAL

Selama kehamilan sirkulasi uterus secara konstan beradaptasi untuk mencapai kebutuhan metabolik terhadap pertumbuhan embrio. Melalui arteri spiralis 80-100 mmHg yang berasal dari arteri uterina Aa. Uterinae, darah ibu mencapai ruangan intervillous. Sejumlah darah meninggalkan ruangan intervillous melalui vena uterina yang diatur dalam perifer ruangan intervillous. Aliran darah plasenta sejumlah 600 cm 3 menit dan tekanan pada arteri spiralis sampai 70 mmHg. Pada ruangan intervillous tekanan turun sampai hanya 10 mmHg. Darah pada ruangan intervillous bertukar 2-3 kali permenit. 4 1. Arteri Spiralis 2. Vena Uterina 3. Ruangan intervillous A. Basal Plate Keterangan: Gambar 4. Sistem Sirkulasi Maternal Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula, mamma dan alat lain-lain yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Seperti telah dikemukakan, volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah akan Muara P Lubis : Dampak Penundaan Pengkleman Tali Pusat Terhadap Peningkatan Hemoglobin Dan…, 2008 USU e-Repository © 2008 bertambah banyak, kira-kira 25, dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi sebanyak kira-kira 30. Akibat hemodilusi tersebut, yang mulai jelas timbul pada kehamilan 16 minggu, ibu yang mempunyai penyakit jantung dapat jatuh dalam keadaan dekompensasi kordis. 9 Eritropoesis dalam kehamilan juga meningkat untuk memenuhi keperluan transport zat asam yang dibutuhkan sekali dalam kehamilan. Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit secara keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma jauh lebih besar, sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah. Hal ini tidak boleh dinamakan anemia fisiologik dalam kehamilan, oleh karena jumlah hemoglobin pada wanita hamil dalam keseluruhannya lebih besar daripada sewaktu belum hamil. Jumlah leukosit meningkat sampai 10.000 per ml, dan produksi trombosit pun meningkat pula. 9 Gambaran protein dalam serum berubah ; jumlah protein, albumin, dan globulin menurun dalam triwulan pertama dan baru meningkat perlahan-lahan pada akhir kehamilan, sedangkan globulin dan bagian-bagian fibrinogen terus meningkat. Laju endap darah pada umumnya meningkat sampai empat kali, sehingga dalam kehamilan tidak dapat dipakai sebagai ukuran. Segera postpartum, sirkulasi antara uterus dan plasenta berhenti, sejumlah darah untuk sirkulasi umum akan membebani jantung dan bila ada visium kordis, dapat timbul dekompensasi kordis. Setelah partus, terjadi pula hemokonsentrasi dengan puncaknya pada hari ke 3-5 postpartum. Hal ini harus juga diperhatikan jika berhadapan dengan ibu yang menderita visium kordis. Dengan Muara P Lubis : Dampak Penundaan Pengkleman Tali Pusat Terhadap Peningkatan Hemoglobin Dan…, 2008 USU e-Repository © 2008 adanya hemokonsentrasi dapat diduga pula bahwa ada konsentrasi trombosit, dan sebagainya, sehingga dapat dimengerti mengapa ada kecenderungan ke arah tromboflebitis postpartum. 9

II.3. ANEMIA PADA BAYI