Maka Pajak Penghasilan pasal 23 yang telah dipotong oleh CV. Sejahtera Selalu sebesar Rp 600.000, boleh dikreditkan oleh UD. Generation sebesar Rp 600.000,
terhadap pajak terutangnya setahun. Contoh :
PT. Pilar Utama yang baru berdiri meminta jasa dari CV. Konsultindo untuk membuat sistem akuntansi perusahaan dengan imbalan sebesar Rp 50.000.000.
PPh Pasal 23 Yang dipotong oleh PT. Pilar Utama adalah: 2 × Rp 50.000.000
= Rp 1.000.000 Maka Pajak Penghasilan Pasal 23 yang telah dipotong oleh PT. Pilar Utama sebesar
Rp 1.000.000, boleh dikreditkan oleh CV. Konsultindo sebesar Rp 1.000.000 terhadap pajak terutangnya setahun.
G. Pendaftaran dan Penilaian PPh Pasal 23
Setiap Badan pemerintah, subjek pajak dalam negeri, penyelenggara
kegiatan, bentuk usaha tetap, perwakilan perusahaan diluar negeri lainnya, dan orang pribadi sebagai wajib pajak dalam negeri tertentu, yang ditunjuk oleh kepala Kantor
Pelayanan Pajak telah melakukan pemotongan kepada wajib pajak, maka atas pemotongan tersebut si pemotog wajib membuat atau mengisi Bukti Pemotongan.
Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 dibuat rangkap ke- 3, lembar ke- 1 untuk Wajib Pajak, lembar ke- 2 untuk Kantor Pelayanan Pajak, dan lembar ke- 3
untuk pemotong pajak. Daftar Bukti Pemotongan merupakan salah satu lampiran Surat Pemberitahuan SPT Masa yang diserahkan oleh pemotong Pajak kepada
Kantor Pelayanan Pajak. Sedangkan Bukti Pemotongan yang diterima oleh Wajib Pajak merupakan Lampiran pada saat penyampaian Surat Pemberitahuan SPT
Tahunan yang nantinya akan diperhitungkan sebagai Kredit Pajak. Pajak- pajak yang sudah dipotong oleh si pemotong pajak disetorkan dengan
dibuatkan Surat Setoran pajak SSP. Surat Setoran Pajak adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang
terutang ke kas negara melalui Kantor Penerima Pembayaran. Kantor Penerima Pembayaran adalah Kantor Pos dan atau Bank Badan Usaha Milik Negara atau Bank
Usaha Milik Daerah atau tempat pembayaran lain yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan sebagai penerima pembayaran atau penyetoran pajak.
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI
A. Tata Cara Pemotongan dan Pengkreditan PPh Pasal 23
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan, penghasilan yang diberikan oleh Badan Pemerintah, Subjek
Pajak Badan dalam Negeri, Penyelenggara kegiatan, Bentuk usaha tetap, Perwakilan perusahaan diluar negeri lainnya, dan Orang pribadi sebagai Wajib Pajak dalam
negeri tertentu yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama kepada penerima penghasilan, baik Wajib Pajak Dalam Negeri Orang Pribadi dan Badan
maupun Bentuk Usaha Tetap BUT akan dikenakan Pajak Penghasilan Pasal 23. Pajak yang dipotong adalah sesuai dengan tarif sebagaimana dalam Undang- undang
Pajak penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 pasal 23, yaitu 15 untuk dividen, bunga, royalti, hadiah, serta 2 untuk sewa dan jasa. Pemotong pajak langsung saja
mengalikan tarif dengan penghasilan Bruto Wajib Pajak. Pajak yang sudah dipotong bisa dikreditkan oleh Wajib Pajak, hal ini agar
penghasilan Wajib Pajak tidak dikenakan pajak sebanyak dua kali. Untuk pengkreditannya, Wajib Pajak yang sudah dipotong Pajak Penghasilan pasal 23 harus
melampirkan Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 pada saat penyampaian Surat Pemberitahuan SPT Tahunan. Dengan demikian Wajib Pajak bisa
memperhitungkan pajak yang sudah dipotong itu sebagai pengurang pajak
terutangnya untuk satu Tahun Pajak. Bukti Potong Pajak Penghasilan Pasal 23 yang
lebih dari satu harus dilampirkan semuanya.
Pada bab ini, penulis membahas analisis dan evaluasi data yang bersumber dari bab-bab sebelumnya. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan secara terperinci
tentang data Pajak Penghasilan Pasal 23 pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan. Akan tetapi untuk menjelaskannya penulis menguraikannya
berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan berdasarkan data kualitatif disertai penjelasan yang objektif dan sistematis. Penulis memberikan laporan analisis data
Wajib Pajak terdaftar baik Orang Pribadi dan Badan yang menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Pasal 23 pada tahun terakhir yaitu tahun 2014 serta
melaporkan data pencapaian Pajak Penghasilan pada tahun 2014 pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan, maka penulis akan menyajikan tabel yang
berhubungan dengan Wajib Pajak yang menyampaikan Surat Pemberitahuan SPT Tahunan Pajak Penghasilan , baik dari jumlah Wajib Pajak yang terdaftar, jumlah
Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Pasal 23 yang masuk, pada terakhir yaitu Tahun 2014. Adapun Tabel tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1
JUMLAH WAJIB PAJAK TERDAFTAR DAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 TAHUN 2014
PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BELAWAN
No. Wajib Pajak
Jumlah Wajib
Pajak Terdaftar
Jumlah Wajib
Pajak yang Lapor SPT
Tahunan Jumlah Wajib
Pajak yang Lapor SPT
Masa Pasal 23 Jumlah
Penerimaan Pajak atas
PPh Pasal 23 Rp
1 Orang Pribadi
14.986 4.247
- -
2 Badan
3.740 1.782
1254 8.053.591.285
TOTAL 18.726
6.029
1254 8.053.591.285
Sumber : KPP Pratama Medan Belawan
Berdasarkan uraian tabel di atas terlihat jelas bahwa dari sekian banyak wajib pajak yang terdaftar, jumlah Wajib Pajak yang lapor Surat Pemberitahuan
Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 sangat sedikit jumlahnya. Berdasarkan data yang di dapat penulis dari hasil penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Belawan, hanya ada keterangan mengenai jumlah pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 tanpa ada keterangan jumlah bukti potongnya. Pada
saat penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan itu, Wajib Pajak harus menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan beserta lampiran berupa Bukti
Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23. Dengan demikian akan berpengaruh pada pengurangan Pajak terutang Wajib Pajak bersangkutan. Berikut ini, penulis juga
memberikan laporan pencapaian penerimaan pajak penghasilan dan pajak lainnya pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama KPP Medan Belawan.
Tabel 4.2
RINCIAN REALISASI PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN TAHUN 2014 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BELAWAN.
Kanwil DJP Sumatera Utara I Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan
NO JENIS PAJAK
RENCANA PENERIMAAN
PAJAK REALISASI
PENERIMAAN PAJAK
PENCAPAIAN
A PAJAK
PENGHASILAN 1
Pajak penghasilan Non Migas
111.067.960.000 139.574.353.870 125,67
a. PPh Pasal 21 48.625.039.000
40.307.867.601 82,90
b. PPh Pasal 22 2.783.578.766
1.936.372.114 69,56
c. PPh Pasal 22 Impor 21.423.130.538
28.038.624.758 130,88
d. PPh Pasal 23 6.029.347.941
8.053.591.285 133,57
e. PPh Pasal 25 29 Orang Pribadi
4.831.251.000 5.351.921.170
110,78
f. PPh Pasal 25 29 9.114.345.300
14.918.565.408 163,15
Badan g. PPh Pasal 26
4.147.238.029 5.824.408.056
140,44 h. PPh Final
14.084.029.426 35.143.003.478
249,52 i. PPh Fiskal Luar
Negri -
- -
j. PPh Non Migas Lainnya
- -
-
k. PPh DTP -
- -
2
PPh Migas -
- -
a. PPh Minyak Bumi -
- -
b. PPh Gas alam -
- -
c. PPh Minyak Bumi Lainnya
- -
-
d. PPh Migas Lainnya -
- -
Sumber : Kantor Pelayanan Pajak KPP Medan Belawan
Berdasarkan tabel pencapaian penerimaan pajak diatas, terlihat jelas bahwa penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama KPP Medan Belawan
masih belum teratur. Ada beberapa pencapaian penerimaan dari beberapa jenis pajak yang melebihi target atau rencana yang diharapkan. Namun, ada pula yang masih
belum mencapai rencana pencapaian penerimaan pajaknya. Pada pencapaian Pajak
Penghasilan Pasal 23 jelas terlihat bahwa pencapaian penerimaan dari Pajak Penghasilan Pasal 23 sudah melebihi target dari yang telah di rencanakan oleh Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan dari rencana penerimaan Rp. 6.029.347.941,- terlihat Pajak Penghasilan Pasal 23 realisasinya mencapai 133,57
dengan jumlah penerimaan Rp. 8.053.591.285,-
.
B. Mekanisme Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 23