Penghasilan Pasal 23 jelas terlihat bahwa pencapaian penerimaan dari Pajak Penghasilan Pasal 23 sudah melebihi target dari yang telah di rencanakan oleh Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan dari rencana penerimaan Rp. 6.029.347.941,- terlihat Pajak Penghasilan Pasal 23 realisasinya mencapai 133,57
dengan jumlah penerimaan Rp. 8.053.591.285,-
.
B. Mekanisme Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 23
Saat Terutang, Penyetoran dan Pelaporan :
1. Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 terutang pada akhir bulan dilakukannya pembayaran atau pada akhir bulan terutangnya penghasilan
yang bersangkutan; 2. Pajak Penghasilan Pasal 23 harus disetorkan oleh Pemotong Pajak selambat-
lambatnya tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah bulan saat terutangnya pajak;
3. Pemotong Pajak Pajak Penghasilan Pasal 23 diwajibkan menyampaikan surat Pemberitahuan Masa selambat-lambatnya 20 hari setelah Masa Pajak
berakhir; 4. Pemotong Pajak Pajak Penghasilan Pasal 23 harus memberikan tanda bukti
pemotongan kepada orang pribadi atau badan yang dibebani membayar Pajak Penghasilan yang dipotong.
Mekanisme Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 23 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan adalah berdasarkan ketentuan Pasal 2 Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 80PMK.032010 tanggal 1 April 2010 yang merupakan perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184PMK.032007, Pajak
Penghasilan Pasal 23 yang dipotong oleh Pemotong Pajak Penghasilan harus disetor paling lama tanggal 10 sepuluh bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
Dalam hal tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak bertepatan dengan hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional, pembayaran atau
penyetoran pajak dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya. Dalam pengertian hari libur nasional termasuk hari yang diliburkan untuk penyelenggaraan Pemilihan
Umum yang ditetapkan oleh Pemerintah dan cuti bersama secara nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Pembayaran dan penyetoran pajak harus dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak SSP atau sarana administrasi lain yang disamakan dengan Surat
Setoran Pajak. Surat Setoran Pajak ini berfungsi sebagai bukti pembayaran pajak apabila telah disahkan oleh pejabat kantor penerima pembayaran yang berwenang
atau apabila telah mendapatkan validasi. Surat Setoran Pajak dianggap sah jika telah divalidasi dengan Nomor Transaksi Penerimaan Negara NTPN. Adapun tempat
pembayaran adalah Kantor Pos atau Bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan sebagai tempat pembayaran pajak.
Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23 wajib memberikan tanda bukti pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 kepada orang pribadi atau badan yang
dipotong setiap melakukan pemotongan atau pemungutan. Bagi penerima penghasilan, bukti pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 ini adalah bukti pelunasan
Pajak Penghasilan terutang dalam tahun tersebut yang nantinya akan dikreditkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunannya.
Apabila masa pajak telah berakhir, pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23 wajib melaporkan pemotongan yang telah dilakukan dalam masa pajak tersebut.
Pelaporan ini dilakukan dengan menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 2326 ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak pemotong
Pajak Penghasilan Pasal 23 terdaftar. Surat Pemberitahuan SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 2326 harus
disampaikan paling lama 20 dua puluh hari setelah Masa Pajak berakhir. Contoh, untuk pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 bulan Agustus 2012, SPT Masa Pajak
Penghasilan Pasal 23 harus disampaikan paling lambat tanggal 20 September 2012. Dalam hal batas akhir pelaporan di atas bertepatan dengan hari libur termasuk
hari Sabtu atau hari libur nasional, pelaporan dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya. Pengertian hari libur nasional termasuk hari yang diliburkan untuk
penyelenggaraan Pemilihan Umum yang ditetapkan oleh Pemerintah dan cuti bersama secara nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah.
C. Sanksi Yang Diberikan Kepada Wajib Pajak Yang Dipotong PPh Pasal 23 Tidak Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak.
Setiap Wajib Pajak yang dipotong Pajak Penghasilan Pasal 23, tetapi Wajib Pajak tersebut tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP yang merupakan
tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak, maka tarif pemotongannya lebih tinggi 100.
Contoh : PT. Tiara merupakan perusahaan penerbitan dan percetakan. Perusahaan ini didirikan
pada tahun 2012, beralamat di Jl. Yos Sudarso Nomor 28 Medan. Nomor Pokok Wajib Pajak 01.555.444.1.122.000. Membayarkan jasa perbaikan mesin produksi
yang telah rusak sebesar Rp 30.000.000 kepada Tuan hamdan, yang beralamat di Jl. Patimura Nomor 4 Medan, dan Tuan Hamdan Tidak mempunyai Nomor Pokok
Wajib Pajak NPWP. Besarnya sanksi yang diberikan adalah :
100 × 2 × Rp 30.000.000 = Rp 600.000
Maka besarnya Pajak Penghasilan Pasal 23 yang dipotong oleh PT. Perdana adalah sebesar :
2 × Rp 30.000.000 + Rp 600.000 = Rp 1.200.000 Adapun tujuan penerapan sanksi ini, agar setiap Wajib Pajak mengetahui
begitu pentingnya peranan Nomor Pokok Wajib Pajak. Selain untuk menjaga
ketertiban dalam pembayaran Pajak juga sebagai pengawasan administrasi perpajakan.
D. Pelayanan Yang Diberikan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan Dalam Hal Masyarakat Berkonsultasi.
Masyarakat yang ingin berkonsultasi mengenai masalah perpajakan, baik mengenai Pajak Penghasilan, maupun jenis pajak yang lain akan dibimbing oleh
Account Representative AR dibawah naungan seksi Pengawasan dan Konsultasi Waskon di Kantor Pelayanan Pajak Pratama. Masyarakat yang kurang jelas
mengenai Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 dan bagaimana pengkreditannya juga bisa datang untuk berkonsultasi. Hal ini merupakan salah satu bentuk pelayanan
yang diberikan kepada Masyarakat. Untuk mempermudah masyarakat yang ingin berkosultasi, masyarakat bisa telepon langung ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Belawan masyarakat bisa menyampaikan surat yang di alamatkan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan KL. Yos Sudarso KM 8,2
Tanjung Mulia, Medan Belawan, masyarakat juga masyarakat langsung datang ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan atau dengan menghubungi Nomor
Telp. : 061 6642763, 6632326 Fax. : 061 6642764. Setiap Wilayah khususnya Kelurahan akan dipimpin oleh seorang AR, AR
inilah yang nantinya akan memberikan bimbingan kepada masyarakat yang datang berkonsultasi.
Dari Tabel di atas dapat penulis jelaskan bahwa untuk satu wilayah Kelurahan, hanya dibawahi oleh satu Orang AR Account Representative.
Masyarakat yang ingin berkonsultasi akan di tanya mengenai tempat wilayah tempat dimana ia tinggal, atau juga ditanya mengenai dimana Wajib Pajak itu terdaftar,
sehingga dengan demikian memudahkan AR untuk memberikan penjelasan.
E. Sosialisasi Yang Dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan Kepada Wajib Pajak