F. Cara Perhitungan Pemotongan dan Pengkreditan PPh Pasal 23
Untuk menghitung Pajak Penghasilan Pasal 23 yang telah dipotong oleh pihak yang memberikan penghasilan atas penghasilan yang berupa dividen, bunga, royalti,
hadiah penghargaan, bonus dan sejenisnya selain yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat 1 huruf e, dipotong pajak
sebesar 15 dari jumlah bruto sedangkan sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, imbalan sehubungan dengan jasa teknnik, jasa manajemen,
jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong pajak penghasilan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 dan jenis jasa lain dikenakan tarif
sebesar 2 dari jumlah bruto. Sedangkan untuk pengkreditannya yang merupakan pengurangan pajak
terutang bagi Wajib Pajak itu, langsung saja dikurangkan dengan pajak terutang untuk satu Tahun Pajak setelah dikalikan dengan tarif Pasal 17 sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan yang telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008.
Contoh : PT. Serdaduo membayarkan Bunga kepada Tuan Anton pada bulan Januari 2010
sebesar Rp 300.000.000. Sedangkan Tuan Anton pada Tahun Pajak yang bersangkutan mempunyai penghasilan neto PKP sebesar Rp 900.000.000.
PPh Pasal 23 dipotong PT. Serdaduo adalah : 15 × Rp 300.000.000
= Rp 45.000.0000
Atas PPh Pasal 23 yang telaag dipotong oleh PT. Serdaduo, bisa dikreditkan terhadap pajak terutang Tuan Anton.
PPh terutang Tuan Anton Tahun Pajak 2010 : 5 × Rp 50.000.000
= Rp 2.500.000 15 × Rp 200.000.000
= Rp 30.000.000 25 × Rp 250.000.000
= Rp 62.500.000 30 × Rp 400.000.000
= Rp 120.000.000 + PPh terutang
= Rp 215.000.000 Kredit Pajak :
- PPh Pasal 23 = Rp 45.000.000 _
PPh yang masih harus dibayar Tuan Anton = Rp 170.000.000
Contoh : CV. Makan Besar membayar Royalti atas pemakaian merk Ayam Goreng ”Bu Tini”
sebesar Rp 150.000.000. Penghasilan Neto PKP Tahun Pajak 2010 pemilik merk Ayam Goreng ” Bu Tini” adalah Rp 550.000.000
PPh yang dipotong oleh CV. Makan Besar : 15 × Rp 150.000.000
= Rp 22.500.000 Atas PPh Pasal 23 yang telah dipotong oleh CV. Makan Besar, bisa dikreditkan
terhadap pajak terutang pemilik Ayam Goreng ”Bu Tini”. PPh terutang pemilik Ayam Goreng ”Bu Tini” Tahun Pajak 2010 adalah :
5 × Rp 50.000.000 = Rp 2.500.000
15 × Rp 200.000.000 = Rp 30.000.000
25 × Rp 250.000.000 = Rp 62.500.000
30× Rp 50.000.000 = Rp 15.000.000 +
PPh terutang = Rp 110.000.000
Kredit Pajak : - PPh Pasal 23
= Rp 22.500.000 _ PPh yang masih harus dibayar
= Rp 87.500.000 Sedangkan atas penghasilan berupa sewa dan penghasilan lain sehubungan
dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta yang telah dikenai Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat 2 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, serta imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dikenakan pajak sebesar 2 dari
jumlah Bruto. Untuk pengkreditannya sama dengan pengkreditan objek pajak deviden,
royalti, hadiah dan objek pajak penghasilan pasal 23 lainnya. Contoh :
CV. Sejahtera Selalu menyewa sebuah mesin genset pada UD. Generation dengan nilai sewa Rp 30.000.000
PPh Pasal 23 yang dipotong oleh CV. Sejahtera Selalu adalah: 2 × Rp 30.000.000
= Rp 600.000.
Maka Pajak Penghasilan pasal 23 yang telah dipotong oleh CV. Sejahtera Selalu sebesar Rp 600.000, boleh dikreditkan oleh UD. Generation sebesar Rp 600.000,
terhadap pajak terutangnya setahun. Contoh :
PT. Pilar Utama yang baru berdiri meminta jasa dari CV. Konsultindo untuk membuat sistem akuntansi perusahaan dengan imbalan sebesar Rp 50.000.000.
PPh Pasal 23 Yang dipotong oleh PT. Pilar Utama adalah: 2 × Rp 50.000.000
= Rp 1.000.000 Maka Pajak Penghasilan Pasal 23 yang telah dipotong oleh PT. Pilar Utama sebesar
Rp 1.000.000, boleh dikreditkan oleh CV. Konsultindo sebesar Rp 1.000.000 terhadap pajak terutangnya setahun.
G. Pendaftaran dan Penilaian PPh Pasal 23