Mikrokontroler ATMega8535 Perangkat Keras 1.

13 Tabel 2.3. Rate select RS1, RS0 Data sheet RTC DS1307.

2.1.3. Mikrokontroler ATMega8535

Atmel AVR adalah jenis mikrokontroller yang paling sering dipakai dalam bidang elektronika dan instrumentasi. Mikrokontroler AVR ini memiliki arsitektur RISC Reduce Instruction Set Computing delapan bit, di mana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit 16 bits word dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 satu siklus clock. Arsitektur mikrokontroler jenis AVR pertama kali dikembangkan pada tahun 1996 oleh dua orang mahasiswa Norwegian Institute of Technology yaitu Alf-Egil Bogen dan Vegard Wollan. Mikrokontroler AVR kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Atmel. Seri pertama AVR yang dikeluarkan adalah mikrokontroler 8 bit AT90S8515, dengan konfigurasi pin yang sama dengan mikrokontroler 8051, termasuk address dan data bus yang termultipleksi. Mikrokontroler AVR menggunakan teknologi RISC dimana set instruksinya dikurangi dari segi ukurannya dan kompleksitas mode pengalamatannya. Pada awal era industri komputer, bahasa pemrograman masih menggunakan kode mesin dan bahasa assembly. Untuk mempermudah dalam pemrograman para desainer komputer kemudian mengembangkan bahasa pemrograman tingkat tinggi yang mudah dipahami manusia. Namun akibatnya, instruksi yang ada menjadi semakin komplek dan membutuhkan lebih banyak memori. Dan tentu saja siklus eksekusi instruksinya menjadi semakin lama. Dalam AVR dengan arsitektur RISC 8 bit, semua instruksi berukuran 16 bit dan sebagian besar dieksekusi dalam 1 siklus clock. Berbeda Universitas Sumatera Utara 14 dengan mikrokontroler MCS-51 yang instruksinya bervariasi antara 8 bit sampai 32 bit dan dieksekusi selama 1 sampai 4 siklus mesin, dimana 1 siklus mesin membutuhkan 12 periode clock. Dalam perkembangannya, AVR dibagi menjadi beberapa varian yaitu AT90Sxx, ATMega, AT86RFxx dan ATTiny. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing varian adalah kapasitas memori dan beberapa fitur tambahan saja. Memori merupakan bagian yang sangat penting pada mikrokontroler. Mikrokontroler memiliki dua macam memori yang sifatnya berbeda. Read Only Memory ROM yang isinya tidak berubah meskipun IC kehilangan catu daya. Sesuai dangan keperluannya, dalam susunan MCS-51 memori penyimpanan progam ini dinamakan sebagai memori progam. Random Access Memori RAM isinya akan sirna begitu IC kehilangan catu daya, dipakai untuk menyimpan data pada saat progam bekerja. RAM yang dipakai untuk menyimpan ini data disebut sebagai memori data.Ada berbagai jenis ROM. Untuk mikrokontroler dengan progam yang sudah baku dan diproduksi secara masal, progam diisikan ke dalam ROM pada saat IC mikrokontroler dicetak di pabrik IC. Untuk keperluan tertentu mikrokontroler mengunakan ROM yang dapat diisi ulang atau Programble-Eraseable ROM yang disingkat menjadi PEROM atau PROM. Dulu banyak dipakai UV-EPROM Ultra Violet Eraseable Progamble ROM yang kemudian dinilai mahal dan ditinggalkan setelah ada flash PEROM yang harganya jauh lebih murah. ATMega8535 memiliki On-Chip In-System Reprogrammable Flash Memory untuk menyimpan program. Untuk alasan keamanan, memori program dibagi menjadi dua bagian yaitu boot flash section dan application flash section. Boot flash section digunakan untuk menyimpan program boot loader, yaitu program yang harus dijalankan pada saat AVR reset atau pertamakali diaktifkan. Application flash section digunakan untuk menyimpan program aplikasi yang dibuat user. AVR tidak dapat menjalankan program aplikasi ini sebelum menjalankan program boot loader. Besarnya memori boot flash section dapat diprogram dari 128 word sampai 1024 word tergantung Universitas Sumatera Utara 15 setting pada konfigurasi bit di register BOOTSZ. Jika boot loader diproteksi, maka program pada application flash section juga sudah aman. Lingga Wrdhana, 2006. Gambar 2.6. IC Mikrokontroler ATMega8535 Data Sheet IC AT90S8535, AT90L8535. Konfigurasi Pin Mikrokontroler AVR ATmega8535: 1. VCC - Merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya. 2. GND – Merupakan pin ground. 3. Port A PA0...PA7 - Merupakan pin IO dan pin masukan ADC. 4. Port B PB0 – PB7 – Merupakan akan pin IO dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu sebagai TimerCounter, komperator analog dan SPI. 5. Port C PC0 – PC7 – Merupakan pin IO dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu TWI, komperator analog, input ADC dan Timer Osilator. 6. Port D PD0 – PD7 – Merupakan pin IO dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu komperator analog, interupsi eksternal dan komunikasi serial. 7. RESET – Merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontoler. 8. XTAL1 dan XTAL2 – Merupakan pin masukan clock eksternal. 9. AVCC – Merupakan pin masukan tegangan untuk ADC. 10. AREF – Merupakan pin tegangan referensi ADC. Universitas Sumatera Utara 16

2.1.4. Menentukan lamanya satu detik