Bit-7: Output Control OUT yaitu jika pin SQWOUT di-disable sehingga

12 Tabel 2.1. Peta alamat RTC DS1307 Data sheet RTC DS1307.

2.1.2.7. Register Kontrol Control Register

Register kontrol pada RTC DS1307 digunakan untuk mengontrol operasi pada pin SQWOUT. Tabel 2.2. Register kontrol control register Data sheet RTC DS1307. Keterangan bit-bit pada register kontrol:

1. Bit-7: Output Control OUT yaitu jika pin SQWOUT di-disable sehingga

tidak mengeluarkan clock, bit-7 ini menentukan level sinyal yang keluar dari pin SQWOUT. Jika bit-7 ini LOW, maka level pin SQWOUT ikut LOW dan jika bit-7 ini HIGH, maka level pin SQWOUT ikut HIGH. 2. Bit-4: Square-wave Enable digunakan untuk enable disable keluarnya clock dari pin SQWOUT. HIGH berarti enable dan LOW berarti disable. Frekuensi sinyal clock yang keluar dari pin SQWOUT ditentukan oleh kondisi bit-1 dan bit-0. 3. Bits 1, 0: Rate Select RS1, RS0 untuk menentukan frekuensi yang keluar dari pin SQWOUT. Kombinasi nilai RS0, dan RS1 menghasilkan output gelombang kotak dengan nilai frekuensi masing-masing yang ditunjukkan oleh tabel 2.3. Universitas Sumatera Utara 13 Tabel 2.3. Rate select RS1, RS0 Data sheet RTC DS1307.

2.1.3. Mikrokontroler ATMega8535

Atmel AVR adalah jenis mikrokontroller yang paling sering dipakai dalam bidang elektronika dan instrumentasi. Mikrokontroler AVR ini memiliki arsitektur RISC Reduce Instruction Set Computing delapan bit, di mana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit 16 bits word dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 satu siklus clock. Arsitektur mikrokontroler jenis AVR pertama kali dikembangkan pada tahun 1996 oleh dua orang mahasiswa Norwegian Institute of Technology yaitu Alf-Egil Bogen dan Vegard Wollan. Mikrokontroler AVR kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Atmel. Seri pertama AVR yang dikeluarkan adalah mikrokontroler 8 bit AT90S8515, dengan konfigurasi pin yang sama dengan mikrokontroler 8051, termasuk address dan data bus yang termultipleksi. Mikrokontroler AVR menggunakan teknologi RISC dimana set instruksinya dikurangi dari segi ukurannya dan kompleksitas mode pengalamatannya. Pada awal era industri komputer, bahasa pemrograman masih menggunakan kode mesin dan bahasa assembly. Untuk mempermudah dalam pemrograman para desainer komputer kemudian mengembangkan bahasa pemrograman tingkat tinggi yang mudah dipahami manusia. Namun akibatnya, instruksi yang ada menjadi semakin komplek dan membutuhkan lebih banyak memori. Dan tentu saja siklus eksekusi instruksinya menjadi semakin lama. Dalam AVR dengan arsitektur RISC 8 bit, semua instruksi berukuran 16 bit dan sebagian besar dieksekusi dalam 1 siklus clock. Berbeda Universitas Sumatera Utara