Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa sudah menjadi salah satu bagian penting dalam kehidupan manusia sehari-hari untuk mengkomunikasikan pikiran, hasrat, keinginan dan maksud kepada lawan bicaranya guna mencapai tujuan yang diharapkan. Kridalaksana 2005:3 menyatakan bahwa bahasa merupakan sistem tanda bunyi yang disepakati bersama untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerjasama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. Dalam fungsinya sebagai alat komunikasi verbal yang paling utama dalam aktivitas hidup manusia, bahasa sebagai suatu sistem tanda maksudnya adalah bahwa bahasa mewakili sesuatu, memiliki makna dan berkaitan dengan segala aspek kehidupan dan alam sekitar masyarakat yang menggunakannya. Disamping itu, bahasa memiliki beberapa sifat atau ciri lainnya, diantaranya adalah bahasa bersifat manasuka arbitrer, artinya bahwa hubungan antara bahasa dengan yang dilambangkannya tidak bersifat wajib, bisa berubah- ubah, dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang tersebut mengkonsepi makna tertentu Chaer, 2004:12. Sifat lain dari bahasa adalah bahwa bahasa bersifat dinamis. Artinya bahwa bahasa itu tidak terlepas dari berbagai kemungkinan perubahan yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Bahasa dapat mengalami perubahan seiring dengan waktu dan perkembangan zaman. Universitas Sumatera Utara Di era globalisasi seperti sekarang ini, kemajuan teknologi membuat masyarakat dunia mulai menyadari peran penting bahasa sebagai kunci untuk mengenal dan mengetahui hal-hal yang ada diluar lingkungannya. Manusia mulai merasa butuh untuk mempelajari bahasa-bahasa lain diluar bahasanya sendiri guna mencapai kemajuan yang lebih baik lagi didalam berbagai bidang kehidupan manusia secara keseluruhan. Akibat perkembangan teknologi dan globalisasi yang sangat pesat inilah bahasa Jepang mulai menjadi bahasa asing yang cukup diminati di dunia setelah bahasa Inggris. Hal ini juga tidak terlepas dari keberhasilan negara Jepang sebagai salah satu negara di Asia yang memiliki dominasi yang cukup kuat dalam bidang perindustrian dan ekonomi di dunia. Bahasa Jepang memiliki banyak perbedaan jika dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Kalimat dalam bahasa Jepang memiliki pola S-O-P, berbeda dengan struktur kalimat bahasa Indonesia yang berpola S-P-O. Dalam sisi gramatikalnya, bahasa Jepang banyak memiliki partikel joshi yang memiliki fungsi yang bermacam-macam pula. Joshi 助詞 dalam bahasa Jepang memiliki fungsi untuk menghubungkan antara satu kata dengan kata lain didalam sebuah kalimat, serta untuk menambah arti kata tersebut agar menjadi lebih jelas lagi Sudjianto, 2004: 181. Beberapa ciri joshi partikel dalam bahasa Jepang diantaranya adalah bahwa joshi tidak dapat berdiri sendiri baik menjadi sebuah kata maupun menjadi sebuah kalimat, tidak berkonjugasi tidak mengalami perubahan bentuk, tidak menjadi subjek, objek, keterangan dan predikat didalam sebuah kalimat, selalu Universitas Sumatera Utara mengikuti kata lain, ada yang mempunyai arti sendiri namun ada juga yang berfungsi memberi arti pada kata lain Situmorang, 2007:50. Meskipun pada dasarnya joshi ini banyak kita temukan didalam sebuah kalimat bahasa Jepang, namun masih banyak pengguna dan pembelajar bahasa Jepang yang belum benar-benar memahami makna yang ditunjukkannya dan bagaimana penggunaannya. Berdasarkan fungsinya joshi dapar dibagi kedalam beberapa jenis, diantaranya adalah Kakujoshi 格助詞 , Setsuzokujoshi 接続助詞 , Fukujoshi 副助詞 , dan Shuujoshi 終助詞 . Umumnya bagi orang yang baru mempelajari bahasa Jepang akan sedikit mengalami kesulitan dalam memahami makna dari keempat jenis joshi ini didalam sebuah kalimat, namun dalam hal ini akan dibahas secara khusus untuk jenis partikel setsuzokujoshi. Sudjianto dalam Pengantar Linguistik Bahasa Jepang 2004:181.menjelaskan bahwa: “ Setsuzokujoshi adalah partikel yang letaknya setelah doushi kata kerja dan keyoushi kata sifat atau setelah jodoushi salah satu kelas kata yang dapat berubah bentuknya, untuk melanjutkan kata-kata yang ada sebelumnya terhadap kata-kata yang berikutnya” Beberapa partikel yang termasuk kedalam jenis partikel Setsuzokujoshi diantaranya adalah -ba, -to, keredo, keredomo, -ga, -kara, -shi, -nagara, -node, - noni dan sebagainya. Contoh penggunaan setsuzokujoshi dalam kalimat: • こ の ボ タ ン を 押 す と 、 切 符 が 出 ま す 。 Kono botan wo Osuto, kippu ga demasu. Jika tombol ini ditekan, karcisnya akan keluar. Universitas Sumatera Utara Minna no Nihongo I, 1998:194 • こ の 頃 昼 は 暖 か い ん で す が 、 夜 は 寒 く な り ま し た 。 Konogoro hiru wa atatakai-n desu ga Akhir- akhir ini panas di siang hari, , yoru wa samuku narimashita. tetapi Chino, 1991: 13 menjadi dingin di waktu malam. • あのレストランは安いから、 Ano resutoran wa yasui いつもこんでいます。 kara, itsumo konde imasu. Karena Chino, 1991:55 murah, restoran itu selalu dipenuhi pengunjung. • 毎日運動しているのに、全然痩せなかった。 Mainichi undoushite iru noni, zenzen yasenakatta. Walaupun http:www.tutorial.yumeko.web.idcompound.html berolahraga tiap hari, tapi tidak tambah kurus sedikitpun. Dari beberapa contoh kalimat tersebut dapat dilihat bahwa penggunaan setsuzokujoshi menjadi penghubung antara satu kata ke kata berikutnya dalam sebuah kalimat, baik itu menunjukkan pengandaian, hubungan pertentangan, dan sebagainya. Namun dalam penelitian ini secara khusus akan membahas lebih mendalam mengenai partikel –noni のに , baik itu dari segi penempatannya maupun maknanya dalam sebuah kalimat bahasa Jepang, apakah partikel –noni Universitas Sumatera Utara hanya bermakna “walaupun” atau masih memiliki makna lainnya sesuai dengan konteks kalimatnya. Chandra 2005: 69 menyatakan bahwa, secara umum partikel のに memiliki beberapa fungsi dalam kalimat bahasa Jepang, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Menunjukkan suatu hal yang bertentangan dengan hal yang telah disebutkan sebelumnya. Dalam bahasa Indonesia berarti “Meskipun…”. Contoh : かれ , 彼は体が大きいのに Kare wa karada ga ookii 、力がありません。 noni , chikara ga arimasen. Meskipun 2. Jika diletakkan di akhir kalimat, menunjukkan perasaan kecewa atau ketidakpuasan atas terjadinya sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai “padahal…, coba kalau….” badannya besar, tetapi tidak ada tenaganya. Contoh: もう なんど , 何度 も言ったのに Mou nando mo itta 。 noni . Padahal 3. Menunjukkan suatu tujuan, “untuk…” saya sudah mengatakannya berkali-kali. Contoh : 治るのに Naoru あと四五日もかかるかもしれません。 noni ato shi go nichi mo kakaru kamo shiremasen. Universitas Sumatera Utara Untuk Dari beberapa contoh kalimat diatas dapat dilihat bahwa partikel のに menunjukkan makna yang beragam. Hal ini memnumbuhkan ketertarikan untuk membahas pemakaian dan makna partikel のに ini didalam kalimat-kalimat percakapan antar tokoh dalam komik Doraemon tersebut. sampai sembuh mungkin membutuhkan waktu empat sampai lima hari. Dalam hal ini pendekatan yang akan digunakan adalah pendekatan linguistik khususnya bidang Semantik. Hal inilah yang melatarbelakangi penulisan proposal penelitian ini.

1.2 Perumusan Masalah