BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG JOSHI PARTIKEL DAN SEMANTIK
Pengertian Joshi Partikel
Pengertian joshi jika dilihat dari asal katanya adalah: 助
: jo , tasukeru yang berarti “bantu” 詞
: shi, kotoba yang berarti “kata” Jadi
助詞 berarti “kata bantu”
Sudjianto 2004:181 mengemukakan bahwa joshi 助詞
adalah kelas kata yang termasuk kedalam fuzokugo kata yang tidak mengalami perubahan
konjugasi, yang dipakai setelah suatu kata untuk menunjukkan hubungan antara kata tersebut dengan kata lain serta untuk menambah arti kata tersebut
agar lebih jelas lagi. Menurut fungsinya, joshi terbagi kedalam 4 jenis, yaitu kakujoshi, setsuzokujoshi, fukujoshi, shuujoshi.
Sedangkan menurut Chino 2006: vii menyatakan bahwa sebuah partikel mungkin dapat didefenisikan sebagai bagian yang tak dapat ditafsirkan dalam
sebuah percakapan, memiliki kemutlakan arti tersendiri yang bebas ikatan, melengkapi dirinya sendiri dalam bagian-bagian pembicaraan, yang dengan
demikian, ia menempatkan dirinya dalam sebuah konteks. Oleh karena itu, suatu kata yang hanya terdiri dari partikel saja mungkin tidak akan bermakna
apa-apa. Situmorang 2007:50 juga mengemukakan beberapa cirri-ciri joshi,
diantaranya adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Tidak dapat berdiri sendiri
2. Tidak berkonjugasi
3. Tidak menjadi subjek, predikat, objek dan keterangan dalam kalimat
4. selalu mengikuti kata lain
Situmorang juga membagi joshi kedalam 4 jenis, yaitu: 1.
kakujoshi Beberapa contohnya adalah
の、を、に、で、より、から、が、は、まで .
2. fukujoshi
Beberapa contohnya adalah だけ、ほど、くらい、など
. 3.
setsuzokujoshi Beberapa contohnya adalah
けれど、ので、のに、から .
4. shuujoshi
Beberapa contohnya adalah か、ね、な
. Sedangkan dalam www.genji54.comcjapanesepostpositions.htm.
dijelaskan bahwa ada 6 jenis joshi dalam bahasa Jepang, yaitu: 1.
Menerangkan sebab: 格助詞
Kaku Joshi 2.
Penghubung : 接続助詞
Setsuzoku Joshi 3.
Adverbia atau keterangan : 副助詞
Fuku Joshi 4.
Penegasan dan Interogatif: 係助詞
Kakari Joshi 5.
Akhir kalimat : 終助詞
Shu Joshi 6.
Penjelasan : 間投助詞
Kanto joshi
Universitas Sumatera Utara
Pengertian dan Pembagian Setsuzokujoshi
Secara etimologi, setsuzokujoshi dilihat dari hurufnya sebagai berikut: 接続助詞
, 接続
setsuzoku berarti menyambung, menghubungkan, menggabungkan.
Sedangkan 助詞
joshi berarti partikel. Jadi, setsuzokujoshi secara etimologi berarti partikel yang berfungsi untuk
menggabungkan, dan menghubungkan antara satu kata dengan kata lainnya dalam sebuah kalimat.
Sedangkan menurut Sudjianto 2004:181 dinyatakan bahwa setsuzokujoshi adalah joshi partikel yang dipakai setelah doushi kata kerja dan
keiyoushi kata sifat, atau setelah jodoushi kata kerja bantu untuk melanjutkan kata-kata yang ada sebelumnya terhadap kata-kata yang ada pada bagian
berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
Defenisi Semantik
Jenis Makna
Kata “semantik” sebenarnya merupakan istilah teknis yang mengacu pada studi tentang makna arti. Semantik sebagai sub disiplin ilmu linguistik muncul
pada abad ke-19. C. Reisig menyebutkan semantik dengan istilah “semasiologi”, yaitu sebuah studi tentang makna. Pateda, 2001:3.
Sedangkan dalam Ensiklopedia Britanica dalam pateda, 2001:7 dinyatakan bahwa semantik adalah studi tentang hubungan antara satu pembeda
linguistic dengan hubungan proses mental atau simbol dalam aktivitas bicara. Semantik sebagai salah satu sub disiplin linguistik yang membahas tentang
bagaimana makna yang terdapat dalam sebuah proses pemaknaan baik pada pihak si pembicara maupun si pendengar dalam sebuah pembicaraan.
Dalam perannya untuk membahs tentang makna, beberapa pakar linguistik telah berusaha untuk menjabarkan jenis-jenis makna sesuai dengan pandangannya
masing-masing. Leech, 2003:19 membedakan makna kedalam 7 tipe, diantaranya:
1. Makna Konseptual
Disebut juga sebagai makna denotatif atau makna kognitif. Dalam pengertian luas tipe makna ini dianggap sebagai faktor sentral dalam
komunikasi bahasa, hal ini disebabkan karena makna konseptual mempunyai susunan yang amat kompleks dan rumit.
Universitas Sumatera Utara
2. Makna Konotatif
Makna konotatif merupakan nilai komunikatif dari satu ungkapan menurut apa yang diacu, melebihi di atas isinya yang murni konseptual.
3. Makna Stilistik dan Afektif
Merupakan makna sebuah kata yang menunjukkan lingkungan sosial penggunanya. Makna ini terbentuk dari pandangan terhadap aspek
komunikasi yang berhubungan dengan situasi terjadinya ucapan. 4.
Makna Refleksi dan Makna Kolokatif Makna Refleksi adalah makna yang timbul dalam hal makna konseptual
ganda, apabila suatu pengertian kata membentuk sebagian dari respon kita terhadap pengertian lain.
Makna Kolokatif merupakan makna yang terdiri atas asosiasi-asosiasi yang diperoleh suatu kata, yang disebabkan oleh makna kata-kata yang
cenderung mucul didalam lingkungannya. 5.
Makna Asosiatif Makna reflektif dan makna kolokatif, makna afektif dan makna stilistik:
kesemuanya itu lebih merupakan makna konotatif daripada makna konseptual, semua jenis makna tersebut memiliki karakter terbuka, tanpa
batas dan memungkinkan dilakukannya analisis menurut skala atau jarak dan bukannya suatu analisis yang diskret. Kesemua tipe makna ini bisa
disatukan kedalam satu kategori besar, yaitu makna asosiatif. 6.
Makna Tematik Merupakan makna yang dikomunikasikan menurut penutur atau penulis
menata pesannya, dalam arti menurut urutan, fokus dan penekanan.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan Chaer 1994: 289 mengemukakan beberapa jenis makna, diantaranya:
1. Makna Leksikal
Merupakan makna yang dimiliki atau ada pada leksem meski tanpa konteks apapun. Bisa juga dikatakan bahwa makna leksikal ini adalah
makna yang sebenarnya, makna yang sesuai dengan hasil observasi indera akita, atau makna yang apa adanya. Oleh karena itulah, barangkali banyak
orang mengatakan bahwa makna leksikal ini adalah makna yang ada didalam kamus.
2. Makna Gramatikal
Makna yang baru muncul jika terjadi proses gramatikal, seperti afiksasi, reduplikasi, komposisi, atau kalimatisasi. Misalnya, dalam proses afiksasi
prefiks “ber-“ dengan “baju” melahirkan makna gramatikal “mengenakan baju”.
3. Makna Kontekstual
Makna sebuah leksem atau kata yang berada dalam suatu konteks. Misalnya dalam kalimat:
• Adik jatuh dari sepeda. Dalam hal ini, kata “jatuh” berarti jatuh
dari atas ke bawah. •
Dia jatuh dalam ujian yang lalu. Dalam hal ini, kata “jatuh” berarti mengalami kegagalan.
4. Makna Referensial
Makna referensial adalah makna pada leksem yang didasarkan pada referensi atau acuannya. Kata-kata yang bermakna referensial memiliki
Universitas Sumatera Utara
acuan dalam dunia nyata, misalnya pada kata ayam, merah, dan sebagainya.
5. Makna Non Referensial
Makna non refernsial adalah makna yang tidak mempunyai acuan atau referensi. Seperti kata dan, karena, supaya, adalah tidak termasuk kata-kata
yang tidak bermakna referensial, karena tidak mempunyai referens. 6.
Makna Denotatif Makna denotatif adalah makna asli, makna asal, atau makna sebenarnya
yang dimiliki oleh sebuah leksem. Jadi sebenarnya makna denotatif ini sama dengan makna leksikal.
7. Makna Konotatif
Makna konotatif merupakan makna makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif yang ada pada sebuah leksem.
8. Makna Konseptual
Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun. Makna konseptual pada
dasarnya sama dengan makna leksikal atau makna yang sebenarnya. 9.
Makna Asosiatif Merupakan makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata yang berkaitan
dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada diluar bahasa. Misalnya kata “merah” berasosiasi denngan “keberanian”, kata
“hitam” berasosiasi dengan “kejahatan”.
Universitas Sumatera Utara
10. Makna Kata
Makna kata adalah makna yang lebih jelas yang dimiliki oleh suatu kata jika kata tersebut sudah berada didalam konteks kalimatnya atau konteks
situasinya. 11.
Makna Istilah Merupakan makna yang pasti, yang jelas, yang tidak meragukan,
meskipun tanpa konteks kalimat. Oleh karena itu, sering dikatakan bahwa istilah itu bebas konteks, sedangkan kata tidak bebas konteks. Namun
perlu diingat bahwa sebuah istilah ini hanya digunakan pada bidang- bidang keilmuan atau kegiatan tertentu.
12. Makna Idiom
Idiom adalah satuan ujaran yang maknanya tidak dapat “diramalkan” dari makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun secara gramatikal.
13. Makna Peribahasa
Makna peribahasa merupakan makna yang masih bisa ditelusuri atau dilacak dari makna unsur-unsurnya karena adanya “asosiasi” antara makna
asli dengan makna peribahasa.
Sedangkan Sutedi 2003:106 mengemukakan beberapa jenis makna dalam bahasa Jepang, diantaranya adalah:
1. Makna Leksikal
Makna leksikal dalam bahasa Jepang disebut juga dengan Jishoteki-imi 辞書的意味 atau goiteki-imi 語彙的意味. Makna leksikal adalah makna
Universitas Sumatera Utara
kata yang sesungguhnya sesuai dengan referensinya sebagai hasil pengamatan indera dan terlepas dari unsur gramatikalnya.
2. Makna Gramatikal
Makna gramatikal dalam bahasa Jepang disebut bunpouteki-imi 文法的意味, yaitu makna yang muncul akibat proses gramatikalnya. Dalam
bahasa Jepang, joshi 「助詞」partikel dan jodoushi 「助動詞」kopula
tidak memiliki makna leksikal namun memiliki makna gramatikal, sebab baru jelas maknanya jika digunakan dalam sebuah kalimat.
3. Makna Denotatif
Makna denotatif dalam bahasa Jepang disebut meijiteki-imi 明示的意味
atau gaien 外延. Makna denotatif adalah makna yang berkaitan dengan
dunia luar bahasa seperti suatu objek atau gagasan dan bisa dijelaskan dengan analisis komponen makna.
4. Makna Konotatif
Dalam bahasa Jepang disebut anjiteki-imi 暗示的意味 atau naihou 内包,
yaitu makna yang ditimbulkan karena perasaan atau pikiran pembicara dan lawan bicaranya.
5. Makna Dasar
Makna dasar disebut dengan kihongi 基本義, makna dasar merupakan
makna asli yang dimiliki oleh suatu kata. Makna asli yang dimaksud adalah makna bahasa yang digunakan pada masa sekarang ini.
6. Makna Perluasan
Universitas Sumatera Utara
Makna perluasan disebut tengi 転義 yakni merupakan makna yang
muncul sebagai hasil perluasan dari makna dasar, diantaranya adalah akibat penggunaan secara kiasan majas.
Makna Partikel noni Secara Umum
Chino 1991:83 menyatakan bahwa partikel noni memiliki tiga makna, yaitu:
1. Dipakai diantara dua klausa untuk menunjukkan bahwa antara keduanya
berlawanan arti, jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia, artinya adalah “walaupun, namun kenyataannya”.
Contoh: 池田さんは風邪で咳が出るのに
Ikeda san wa kaze de seki ga deru 、タバコばかり吸っています。
noni , tabako bakari suttee imasu.
Walaupun 2.
Dipakai pada sebuah akhir kalimat, menunjukkan perasaan tidak puas, jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia, artinya adalah “namun kenyataannya,
walaupun begitu.” Ikeda sedang batuk karena flu, namun ia terus merokok.
Contoh: 勉強をしなさいと言ったのに
Benkyou wo shinasai to itta 。。。
noni… Walaupun
3. Menunjukkan makna “tujuan”, jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia,
artinya adalah “dalam rangka untuk…”, “untuk…”. saya sudah memberitahumu untuk belajar, tapi nyatanya…
Contoh:
Universitas Sumatera Utara
漢字を覚えるのに Kanji wo oboeru
いい方法を教えてください。 noni
Tolong beritahu saya cara yang baik ii houhou wo oshiete kudasai.
untuk menghafal huruf Kanji.
Sedangkan Chandra 1993:69 menyebutkan makna partikel noni sebagai berikut:
1. Partikel noni digunakan untuk menunjukkan suatu hal yang bertentangan
dengan hal yang telah disebutkan sebelumnya. Dapat diartikan sebagai; “meskipun” dan “padahal….., tetapi…”.
Noni diletakkan setelah kata “na” untuk kata sifat golongan II Keiyoudoushi dan kata benda meishi.
Contoh: 熱があるのに
Netsu ga aru 、外出しています。
noni, gaishutsu shite imasu. Meskipun
2. Partikel noni, jika diletakkan di akhir kalimat, dipakai untuk menunjukkan
perasaan kecewatidak puas, karena terjadinya sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, dapat diartikan sebagai “padahal…”, “coba
kalau…”, “alangkah baiknya kalau….”. ia demam, tetapi ia pergi keluar.
Contoh: もう少し勉強したら、しけんにパスしたのに
Mou sukoshi benkyoushitara, shiken ni pasu shita 。
noni. Coba kalau
3. Menunjukkan suatu tujuan, dapat diartikan sebagai “untuk”.
saya belajar sedikit lagi, pasti saya telah lulus ujian.
Universitas Sumatera Utara
Contoh: お菓子を作るのに
Okashi wo tsukuru 砂糖を使います。
noni satou wo tsukaimasu. Untuk
membuat kue memakai gula.
Dalam kamus pola kalimat bahasa Jepang Bunkei Jiten, 1998:472-475 dijelaskan bahwa partikel noni dapat diikuti oleh jenis-jenis kata berikut ini:
- Kata benda Kata sifat “na-” + na noni
- Kata sifat “i-“ bentuk “-katta” + noni
- Kata kerja bentuk biasa “-ru”non lampau dan “-ta”lampau
Untuk selanjutnya, bagaimana makna dan arti partikel noni ini jika diletakkan dalam sebuah kalimat bahasa Jepang, dapat dilihat sebagai berikut:
1. …. noni
文中 tertulis, dalam dokumen
Dalam sebuah paragraf, bentuk “X noni Y”, Y menunjukkan hasil yang tidak sesuai dengan apa yang ditafsirkan dari X. X dan Y mewakili fakta atau
kenyataan yang terjadi di akhir, namun Y menunjukkan fakta yang masih belum pasti, mengandung keragu-raguan, apakah itu pertanyaan, instruksi perintah atau
permintaan. Adapun partikel noni dalam
文中 ini, dibagi lagi menjadi beberapa jenis
berdasarkan emosi dan nuansa yang ditunjukkan oleh si pembicaranya. Yaitu : a.
… noni 逆原因
Penyebab atau faktor yang berkebalikan berlawanan
Contoh : 1
雨が降っているのに出かけていった。
Universitas Sumatera Utara
Ame ga futte iru noni dekakete itta. Meskipun
hujan, dia pergi keluar.
Pada “X noni Y” diantara X dan Y, jika ada suatu hubungan sebab akibat, dan apabila dalam hubungan sebab akibat tersebut tidak
mengandung petunjuk dalam penggunaannya. Sebagai contoh, kalimat 1 tersebut menunjukkan pertentangan pada kondisi yang
terjadi biasanya bahwa pada saat hujan, umumnya atau normalnya yang terjadi adalah orang tidak keluar rumah. Oleh karena itu
kalimat ini menunjukkan bahwa kalimat tersebut tidak membentuk hubungan kausal sebab, sebaliknya menunjukkan hubungan yang
bertolak belakang atau bertentangan.
b. ….noni 対比
hubungan yang berlawanan, kontras, perbandingan, Digunakan untuk menunjukkan hubungan yang bersifat kontradiktif
atau berlawanan dan bukan menunjukkan hubungan sebab akibat antara X dan Y. Sebagai contoh yang tidak tepat,
2 「日本語が上手でない」
“Nihongo ga jouzu de nai” Tidak mahir berbahasa Jepang
「 英語がうまい」
“Eigo ga umai” Mahir berbahasa Inggris
Universitas Sumatera Utara
Kedua kalimat ini mengandung unsur X dan Y yang dihubungkan oleh hubungan yang berlawanan atau bertentangan. Apabila
digabungkan menjadi sebuah kalimat seperti, 「あの中国人は日本語が上手でないので英語がうまい」
maka tidak menunjukkan hubungan yang bersifat sebab akibat. Karena
kalimat ini akan menjadi rancu jika dihubungkan dengan partikel node karena.
Dalam hal ini, noni merupakan kemungkinan partikel yang paling tepat untuk digunakan seperti halnya juga pada partikel keredomo
atau ga yang menunjukkan hubungan pertentangan. Noni menghubungkan dugaan yang biasa antara X dan Y dan terkadang
dapat juga menimbulkan perasaan dan nuansa yang agak “aneh” atau “ganjil” terhadap si pembicara.
Maka kalimat 2 ini dapat dibenarkan menjadi 「あの中国人は日本語があまり上手でないのに
“Ano chuugoku jin wa nihongo ga amari jouzu denai 、英語がうま
い」 noni,
Orang China itu tidak begitu pintar berbahasa Jepang, eigo ga
umai.” tapi
c. ….noni 予想外
tak terduga mahir
berbahasa Inggris.
Menunjukkan penggunaan partikel noni dalam kalimat yang mengandung perasaan atau ekspresi bahwa fakta yang terjadi tidak
sesuai dengan perkiraan atau harapan sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
Contoh : 3
合格すると思ったいたのに Goukaku suru to omotta ita
、不合格だった。 noni
, fugoukaku datta. Padahal saya pikir saya akan lulus, ternyata tidak
lulus.
Dari kalimat di atas terlihat jelas bagaimana perasaan si pembicara terhadap kenyataan atau fakta yang terjadi. Mungkin karena
sebelumnya ia si pembicara merasa sudah melakukan persiapan yang cukup matang untuk menghadapi ujian tersebut, namun benar-
benar diluar dugaannya ternyata dia tidak lulus karena faktor dan alas an yang kurang jelas.
2. …..noni 文末
di akhir kalimat Partikel noni yang diletakkan di akhir sebuah kalimat menunjukkan nuansa
yang hampir sama dengan noni yang bermakna “ 予想外
” tak terduga, namun dalam hal ini, partikel noni yang terletak di akhir kalimat lebih menunjukkan
penekanan terhadap kritikan atau kecaman terhadap perasaan tidak puas atau perasaan kecewa atas terjadinya suatu hal yang tidak sesuai dengan harapan si
pembicara. Contoh:
4 もっと早く出発すればよかったのに
Motto hayaku shuppatsu sureba yokatta 。
noni. Coba kalau berangkat lebih cepat…
Universitas Sumatera Utara
Dari kalimat di atas terlihat bagaimana kekecewaan si pembicara yang menyatakan “coba kalau berangkat lebih cepat…”. Menunjukkan penyesalan dan
kekecewaannya karena ia tidak berangkat lebih cepat sehingga menyebabkan suatu kerugian ataupun hal yang tidak baik yang tidak ia duga sebelumnya.
3. …. V-ru + noni …. untuk …. dalam hal ini partikel noni dapat bermakna “untuk” apabila diikuti oleh verba
bentuk kamus 動詞の
辞書形 . Makna partikel noni disini hampir sama
fungsinya dengan pola kalimat “…. するために
” … suru tame ni, yang juga bermakna “untuk…”.
Universitas Sumatera Utara
BAB III ANALISIS MAKNA PARTIKEL NONI