karotis dan arteri vetebralis. Saat arteri terhambat, korban segera tidak sadar.
2.3.4. Tanda Post Mortem
Tanda post mortem sangat berhubungan dengan penyebab kematian atau tekanan di leher. Kalau kematian terutama akibat sumbatan pada saluran pernafasan
maka dijumpai tanda-tanda asfiksia, respiratory distress, sianose dan fase akhir konvulsi lebih menonjol. Bila kematian karena tekanan pembuluh darah vena, maka
sering didapati tanda-tanda pembendungan dan perdarahan ptechial di konjungtiva bulbi, okuli dan di otak bahkan sampai ke kulit muka. Bila tekanan lebih besar
sehingga dapat menutup arteri, maka tanda-tanda kekurangan darah di otak lebih menonjol iskemi otak, yang menyebabkan gangguan pada sentra respirasi dan
berakibat gagal nafas. Tekanan pada sinus karotikus menyebabkan jantung tiba-tiba berhenti dengan tanda-tanda post mortem yang minimal. Tanda- tanda di atas jarang
berdiri sendiri, tetapi umumnya akan didapati tanda-tanda gabungan Amir, 2008.
2.3.5. Pemeriksaan Jenazah
a. Pemeriksaan Luar Pada pemeriksaan luar penting diperiksa bekas jeratan di leher Amir,2008,
yaitu: 1.
Bekas jeratan ligature mark berparit, bentuk oblik seperti V terbalik, tidak bersambung, terletak di bagian atas leher, berwarna kecoklatan,
kering seperti kertas perkamen, kadang-kadang disertai luka lecet dan vesikel kecil di pinggir jeratan. Bila lama tergantung, di bagian atas
jeratan warna kulit akan terlihat lebih gelap karena adanya lebam mayat. 2.
Kita dapat memastikan letak simpul dengan menelusuri jejas jeratan. Simpul terletak di bagian yang tidak ada jejas jeratan, kadang di dapati
juga jejas tekanan simpul di kulit. Bila bahan penggantung kecil dan keras seperti kawat, maka jejas jeratan tampak dalam, sebaliknya bila
bahan lembut dan lebar seperti selendang, maka jejas jeratan tidak
Universitas Sumatera Utara
begitu jelas. Jejas jeratan juga dapat dipengaruhi oleh lamanya korban tergantung, berat badan korban dan ketatnya jeratan. Pada keadaan lain
bisa didapati leher dibeliti beberapa kali secara horizontal baru kemudian digantung, dalam kasus ini didapati beberapa jejas jeratan yang lengkap,
tetapi pada satu bagian tetap ada bagian yang tidak tersambung yang menunjukkan letak simpul.
3. Leher bisa didapati sedikit memanjang karena lama tergantung, bila
segera diturunkan tanda memanjang ini tidak ada. Muka pucat atau bisa sembab, bintik perdarahan Tardieu’s spot tidak begitu jelas, lidah terjulur
dan kadang tergigit, tetesan saliva dipinggir salah satu sudut mulut, sianose, kadang-kadang ada tetesan urin, feses dan sperma.
4. Bila korban lama diturunkan dari gantungan, lebam mayat didapati di
kaki dan tangan bagian bawah. Bila segera diturunkan, lebam mayat bisa di dapati di bagian depan atau belakng tubuh sesuai dengan letak tubuh
sesudah diturunkan. Kadang penis tampak ereksi akibat terkumpulnya darah.
b. Pemeriksaan Dalam Pada pemeriksaan dalam perlu diperhatikan Amir, 2008:
1. Jaringan otot setentang jeratan didapati hematom, saluran pernafasan
congested, demikian juga paru-paru dan organ dalam lainnya. Terdapat Tardieu’s spot di permukaan paru-paru, jantung dan otak. Darah
berwarna gelap dan encer 2.
Patah tulang lidah os hyoid sering didapati, sedangkan tulang rawan yang lain jarang
3. Didapati adanya robekan melintang berupa garis berwarna merah red
line pada tunika intima dari arteri karotis interna.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 : Cara membedakan kematian pembunuhan atau bunuh diri Pembunuhan
Bunuh Diri Alat penjerat:
-
Simpul
- Jumlah lilitan
- Arah
- Jarak titik tumpu-
simpul Biasanya simpul mati
Hanya satu Mendatar
Dekat Simpul hidup
Satu atau lebih Serong ke atas
Jauh
Korban: -
Jejas jerat
- Luka perlawanan
- Luka-luka lain
-
Jarak dari lantai
Berjalan mendatar +
Ada, sering di daerah leher
Jauh Meninggi ke arah simpul
- Biasanya tidak ada,
mungkin terdapat luka percobaan lain
Dekat, dapat tidak tergantung
TKP: -
Lokasi
- Kondisi
- Pakaian
Bervariasi Tidak teratur
Tidak teratur, robek Tersembunyi
Teratur Rapi dan baik
Alat: Dari si pembunuh
Berasal dari yang ada di TKP
Surat peninggalan: -
+ Ruangan:
Tak teratur, terkunci dari luar
Terkunci dari dalam
Sumber: Ilmu Kedokteran Forensik, 1997
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep