Etiologi Kematian pada Penggantungan Jenis Penggantungan

2.2. ASFIKSIA MEKANIK

Asfiksia mekanik adalah mati lemas yang terjadi bila udara pernapasan terhalang memasuki saluran pernapasan oleh berbagai kekerasan yang bersifat mekanik, Ilmu Kedokteran Forensik, 1997, misalnya: a. Penutupan lubang saluran pernapasan bagian atas, seperti pembekapan smothering dan penyumbatan gagging dan choking. b. Penekanan dinding saluran pernapasan, seperti penjeratan strangulation, pencekikan manual strangulation, throttling dan gantung hanging. c. Penekanan dinding dada dari luar asfiksia traumatik 2.3. MATI GANTUNG HANGING 2.3.1. Defenisi Mati gantung hanging merupakan suatu bentuk kematian akibat pencekikan dengan alat jerat, di mana gaya yang bekerja pada leher berasal dari hambatan gravitasi dari berat tubuh atau bagian tubuh Knight, 1996.

2.3.2. Etiologi Kematian pada Penggantungan

Ada 6 penyebab kematian pada penggantungan Modi,1988, yaitu: a. Asfiksia Merupakan penyebab kematian yang tersering. Alat penjerat biasanya berada di atas tulang rawan tiroid yang menyebabkan penekanan pada leher, sehingga saluran pernafasan menjadi tersumbat. b. Kongesti Vena Disebabkan oleh lilitan tali pengikat pada leher sehingga terjadi penekanan pada vena jugularis oleh alat penjerat sehingga sirkulasi serebral menjadi terhambat. c. Kombinasi Asfiksia dan Kongesti Vena Merupakan penyebab kematian yang paling umum, seperi pada kebanyakan kasus dimana saluran napas tidak seluruhnya dihalangi oleh penjerat yang berada di sekitar leher. Universitas Sumatera Utara d. Iskemik Otak anoxia Disebabkan oleh penekanan pada arteri besar di leher yang berperan dalam menyuplai darah ke otak, umunya pada arteri karotis dan arteri vertebralis. e. Syok Vagal Menyebabkan serangan jantung mendadak karena terjadinya hambatan pada refleks vaso-vagal secara tiba-tiba, hal ini terjadi karena adanya tekanan pada saraf vagus atau sinus karotid. f. Fraktur atau Dislokasi dari Verterbra Servikal 2 dan 3 Biasanya terjadi pada kasus judicial hanging, hentakan yang tiba-tiba pada ketinggian 1-2 m oleh berat badan korban dapat menyebabkan fraktur dan dislokasi dari vertebra servikalis yang selanjutnya dapat menekan atau merobek spinal cord sehingga terjadi kematian yang tiba-tiba.

2.3.3. Jenis Penggantungan

a. Dari letak tubuh ke lantai dapat dibedakan menjadi 2 tipe Amir, 2008, yaitu: 1. Tergantung Total complete, dimana tubuh seluruhnya tergantung di atas lantai. 2. Setengah Tergantung partial, dimana tidak seluruh bagian tubuh tergantung, misalnya pada posisi duduk, bertumpu pada kedua lutut, dalam posisi telungkup dan posisi lain. b. Dari letak jeratan dibedakan menjadi 2 tipe Amir, 2008, yaitu: 1. Tipikal, dimana letak simpul di belakang leher, jeratan berjalan simetris di samping leher dan di bagian depan leher di atas jakun. Tekanan pada saluran nafas dan arteri karotis paling besar pada tipe ini. 2. Atipikal, bila letak simpul di samping, sehingga leher dalam posisi sangat miring fleksi lateral yang akan mengakibatkan hambatan pada arteri Universitas Sumatera Utara karotis dan arteri vetebralis. Saat arteri terhambat, korban segera tidak sadar.

2.3.4. Tanda Post Mortem