Prevalensi Kanker Payudara Pada Pasien Rawat Jalan Di RSUD Tangerang Pada Bulan Januari 2008 Sampai Desember 2009

(1)

PREVALENSI KANKER PAYUDARA PADA PASIEN RAWAT

JALAN DI RSUD TANGERANG PADA BULAN JANUARI 2008

SAMPAI DESEMBER 2009

“ Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN ”

Oleh :

Nama : Desy Nurhuda

NIM : 107103000228

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M


(2)

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang ditulis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan penelitian ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya penelitian ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Oktober 2010


(3)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PREVALENSI KANKER PAYUDARA PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD TANGERANG PADA BULAN JANUARI 2008 SAMPAI

DESEMBER 2009

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Kedokteran (S.Ked)

Oleh: Desi Nurhuda

NIM 107103000228

Pembimbing Penelitian I Pembimbing Penelitian II

drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D dr. Muniroh

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1431 H/2010 M


(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Penelitian berjudul “Prevalensi Kanker Payudara pada Pasien Rawat Jalan di RSUD Tangerang bulan Januari 2008 sampai Desember 2009” yang diajukan oleh Desi Nurhuda (NIM: 107103000228), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada tanggal 15 Oktober 2010. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Jakarta, 15 Oktober 2010

DEWAN PENGUJI

Pembimbing Penguji

drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D dr. Bisatyo Mardjikoen, Sp.OT

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN


(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas kebesaranNya yang telah melimpahkan begitu banyak berkah, rahmat, dan kasih sayang kepada seluruh makhluk hidup dunia, khususnya saya yang sedang menjalankan penelitian ini. Sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad penerang jalan umat manusia, yang telah menjadi panutan sepanjang masa, semoga kita selalu menjadi umatnya yang diberikan ketangan dan jalan yang baik untuk tetap berada dijalan yang diridhoiNya. Atas keagunganNya saya diberi kesehatan, kesempatan, dan kemampuan untuk menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Prevalensi Kanker Payudara Pada Pasien Rawat Jalan Di RSUD Tangerang Pada Bulan Januari 2008 Sampai Desember 2009”.

Saya menyadari bahwa, atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya penelitian ini dapat saya selesaikan . Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada pihak yang membantu dan memberikan bimbingan dalam penyusunan penelitian ini. Ucapan terima kasih dan penghargaan, saya sampaikan kepada:

1. Prof. DR (hc). Dr. M.K. Tadjudin, Sp.And dan Drs. H. Achmad Gholib, MA, selaku Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. dr Syarief Hasan Lutfi, Sp.RM, selaku ketua Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. drg. Laifa Annisa Hendarmin,PhD dan dr. Muniroh selaku dosen

pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam menyelesaikan penelitian ini.

4. Seluru dosen – dosen, staf UIN Syarif Hidayatullah yang telah mengajarkan dan membimbing saya selama menimba ilmu.

5. Bp. Rohman dan Bp. Anas dan semua staf bagian rekam medik RSUD Tangerang yang sudah membantu saya dalam izin pengambilan data skripsi ini.

6. Orang Tua saya tersayang, H. Arifinsyah (alm), Hj. Qomariah, H.Rusdi Iskandar, dan Hj. Masitah yang senantiasa mendoakan, memberi dukungan


(6)

vi

moril maupun materil. Serta kasih sayang yang tulus dan tak pernah putus.

7. Saudara, Kakak-kakak dan adik-adik saya Normalina, Husnul Khotimah, Abdalia, Nurmina Ariani, Reni Maya Sari, Yodi Marion yang selalu memberi motivasi, semangat dan kasih sayang persaudaraan yang indah. 8. Teman-teman sejawat Arianti Arifin, Rani Budi Widyaningrum, Tiara

Bunga Melati Jelita. Semoga semua sukses dan berjalan lancar.

9. Terakhir, kepada semua pihak yang tidak sempat saya sebutkan satu per satu, yang telah banyak membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penyusunan penelitian ini.

Saya mengakui banyak sekali kekurangan, ketidaksengajaan, dan ketidak sempurnaan yang saya lakukan dalam penulisan penelitian ini, saya sampaikan juga mohon maaf atas segala perbuatan apabila dalam melaksanakan penelitian ini ada kesalahan dan kekeliruan kepada seluruh pihak yang terkait. Itu semua karna kita ini manusia, mohon saran dan kritik lebih lanjut untuk perbaikan saya untuk penelitian ini dan seterusnya.

Semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang mempergunakannya terutama untuk proses kemajuan pendidikan selanjutnya.

Jakarta, 15 Oktober 2010


(7)

vii

ABSTRAK

Desi Nurhuda. Program Studi Pendidikan Dokter. Prevalensi Kanker Payudara pada Pasien Rawat Jalan di RSUD Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009. Penelitian, 2010

Latar belakang Kanker Payudara merupakan kanker yang sering terjadi pada wanita dan sangat membahayakan jika tidak ditangani dengan benar. Dibutuhkan pengetahuan yang lebih mengenai kanker payudara untuk mencegah terjadinya berbagai komplikasi dan kematian.

Tujuan Untuk mengetahui prevalensi kanker payudara pada pasien wanita rawat jalan di RSUD Tangerang pada Januari 2008 sampai Desember 2009 serta untuk mengetahui pola distribusi kanker payudara berdasarkan usia, jenis kanker payudara, riwayat genetik dan usia menarche.

Metode Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional.

Hasil Prevalensi kanker payudara di RSUD Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2008 adalah 13/187647 (0.000069) populasi atau sekitar 7 dari 100.000 pasien rawat jalan, dan pada Januari 2009 sampai Desember 2009 adalah 30/187647 (0.000159) populasi atau 16 dari 100.000 pasien rawat jalan. Dari 43 pasien kanker payudara di RSUD Tangerang, 78 % berjenis karsinoma duktus invasif, 97% berusia lebih dari 30 tahun, 25.6% memiliki riwayat genetik kanker payudara dikeluarganya, dan 41.9% usia menarchenya kurang dari 12 tahun. Kesimpulan Terdapat peningkatan prevalensi kanker payudara di RSUD Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009.


(8)

viii

ABSTRACT

Desi Nurhuda. Medical Program. Prevalence of Breast Cancer in the Outpatient RSUD Tangerang in January 2008 until December 2009. Research, 2010

Background Breast cancer is a common cancer in women and is very dangerous if not handled properly. Needed more knowledge about breast cancer to prevent complications and death.

Objectives To determine the prevalence of breast cancer in female patients in RSUD Tangerang outpatient January 2008 until December 2009 and to determine the distribution pattern of breast cancer based on age, type of breast cancer, genetic history and age of menarche.

Methods Cross-sectional research design.

Results The prevalence of breast cancer in RSUD Tangerang in January 2008 to December 2008 was 13/187647 (0.000069) population, or about 7 out of 100,000 outpatients, and in January 2009 until December 2009 is 30/187647 (0.000159) or 16 populations of 100,000 outpatients. Of the 43 breast cancer patients in RSUD Tangerang, 78% type of invasive ductal carcinoma, 97% were aged over 30 years, 25.6% had a history of breast cancer in family and 41.9% aged less than 12 years of menarche.

Conclusion There is an increased prevalence of breast cancer in RSUD Tangerang in January 2008 until December 2009.


(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.3.1 Tujuan Umum ... 2

1.3.2 Tujuan Khusus ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Bagi RSUD Tangerang ... 3

1.4.2 Bagi FKIK UIN Syahid Jakarta ... 3

1.4.3 Bagi Peneliti ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Payudara ... 4

2.1.1 Definisi Payudara ... 4

2.1.2 Anatomi dan Histologi Payudara ... 4

2.1.3 Payudara selama Kehamilan dan Laktasi ... 7

2.1.4 Fisiologi Payudara selama Kehamilan dan Laktasi... 8

2.2. Kanker Payudara ... 9

2.2.1 Definisi ... 9

2.3. Faktor Resiko ... 9

2.3.1 Faktor Risiko Reproduksi ... 9

2.3.2 Pemakaian Hormon ... 10

2.3.3 Genetik dan Riwayat Keluarga ... 10

2.3.4 Konsumsi Alkohol ... 11

2.3.5 Usia ... 11

2.4. Gejala Kanker Payudara ... 11

2.5. Penyebaran Kanker ... 12

2.6. Klasifikasi Kanker Payudara ... 13

2.6.1 Noninvasif ... 13

2.6.2 Invasif ... 14

2.7. Menentukan Stadium Kanker ... 16

2.8 Kerangka Konsep ... 18


(10)

x

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 20

3.1 Desain Penelitian ... 20

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20

3.3 Populasi dan Sampel ... 20

3.4 Kriteria Penelitian ... 20

3.5 Cara Kerja ... 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22

4.1 Prevalensi Kanker Payudara ... 22

4.2 Jenis Kanker Payudara ... 24

4.3 Angka kejadian Usia (tahun) ... 26

4.4 Riwayat Genetik Kanker Payudara ... 27

4.3 Usia (tahun) Menarche Pasien Kanker Payudara ... 28

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 29

5.1 Kesimpulan ... 29

5.2 Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 30

LAMPIRAN ... 32

DAFTAR TABEL Table.1.1 Efek Estrogen dan Progesteron ... Tabel.4.1. Prevalensi Kanker Payudara pada Pesien Rawat Jalan di RSUD Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009...23

9 Tabel 4.2. Jenis Kanker Payudara Pada Pasien Wanita Rawat Jalan RSUD Tangerang Bulan Januari 2008 sampai Desember 2009………... 24


(11)

xi

DAFTAR GRAFIK

Grafik.4.1. Prevalensi Kanker Payudara pada Pasien Rawat Jalan di RSUD

Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009...…….23

Grafik 4.2. Jenis kanker Payudara Pada Pasien Wanita Rawat Jalan Di RSUD Tangerang bulan Januari 2008 sampai Desember 2009……….25

Grafik 4.3. Usia (tahun) Pasien Kanker Payudara Di RSUD Tangerang bulan Januari 2008 sampai Desember 2009...26

Grafik 4.4. Gambaran Pasien Kanker Payudara Kanker Payudara di RSUD Tangerang Bulan Januari 2008 sampai Desember 2009 yang memiliki Riwayat Genetik/Riwayat Kanker pada Keluarga ...27

Grafik.4.5. Usia (tahun) menarche pada pasien kanker payudara yang di rawat jalan di RSUD Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009...26

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Skematik Payudara Normal ... 4

Gambar 2.2 Anatomi Payudara ... 5

Gambar 2.3 Perbedaan Payudara Wanita Sebelum dan Sesudah Pubertas ... 5

Gambar 2.4 Fotomikrograf Kelenjar Mammae Laktans ... 7


(12)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang Penelitian

Kanker payudara, yang disebut juga dengan carcinoma mammae, adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ganas ini dapat berasal dari kelenjar, saluran kelenjar, jaringan lemak, maupun jaringan ikat payudara. Kanker ini memang tidak tumbuh dengan cepat, namun berbahaya. (Suryaningsih Koni, Endang. Sukaca Eka, Bertiani, 2009)

Kanker payudara menduduki tempat nomor dua dari insidens semua tipe kanker di Indonesia, baik menurut penyelidikan Bagian Patologi Universitas Indonesia (Prof.

Soetomo Tjokronegoro), maupun registrasi yang terbaru dari “Proyek Penelitian

Registrasi Kanker di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Juli 1975 – Maret 1978”. Selama tiga tahun proyek ini mengadakan registrasi di R.S. Cipto Mangunkusumo dan ditemukan 2606 kasus kanker. Kanker serviks uteri (633 kasus) merupakan kasus yang terbanyak dijumpai, kanker payudara (385 kasus) nomor dua terbanyak, dan kanker nasofaring nomor tiga (282 kasus). (Prawiroharjo Sarwono, 2008)

Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim (11,78%). Hal ini sama dengan estimasi Globocan (IACR) tahun 2002. Kanker tertinggi yang diderita wanita Indonesia adalah kanker payudara dengan angka kejadian 26 per 100.000 perempuan, disusul kanker leher rahim dengan 16 per 100.000 perempuan. (depkes, 2010).

Kanker payudara adalah kanker yang paling umum pada wanita di seluruh dunia, mencakup 16% dari semua kanker wanita. Diperkirakan bahwa 519.000 perempuan meninggal pada 2004 karena kanker payudara, dan meskipun kanker payudara dianggap sebagai penyakit negara maju, mayoritas (69%) dari seluruh kematian kanker payudara terjadi di negara-negara berkembang. (WHO Global Burden of Disease, 2004).


(13)

2

Tingkat kelangsungan hidup penderita kanker payudara bervariasi di seluruh dunia, mulai dari 80% atau lebih di Amerika Utara, Swedia, dan Jepang. Untuk negara-negara berpenghasilan menengah sekitar 60% dan negara-negara-negara-negara berpenghasilan rendah 40% (Coleman et al., 2008). Tingkat kelangsungan hidup yang rendah di negara-negara kurang berkembang dapat dijelaskan terutama oleh kurangnya program deteksi dini, kurangnya diagnosis yang memadai, dan fasilitas pengolahan. (WHO Global Burden of Disease, 2004).

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang merupakan rumah sakit rujukan dari wilayah Tangerang dan sekitarnya. Berdasarkan data tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai prevalensi kanker payudara pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang bulan Januari 2008 sampai Desember 2009. Data yang diperoleh dapat digunakan sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas pelayanan rumah sakit dalam hal promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif untuk kanker payudara dikalangan masyarakat umum.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana prevalensi kanker payudara pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang pada bulan Januari 2008 hingga bulan Desember 2009 ?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan umum

Memperoleh informasi mengenai prevalensi kanker payudara pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009.

1.3.2. Tujuan khusus

 Memperoleh informasi distribusi kejadian kanker payudara pada usia tertentu.


(14)

3

 Memperoleh informasi kejadian kanker payudara pada pasien wanita rawat jalan di RSUD Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009

 Memperoleh informasi kejadian kanker payudara tersering berdasarkan klasifikasi kanker payudara.

 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kanker payudara pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang

Sebagai informasi dan bukti medis mengenai prevalensi kanker payudara di Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang.

1.4.2. Bagi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Menambah pustaka ilmiah di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Pendidikan Dokter tentang prevalensikanker payudara di Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang.

1.4.3. Bagi Peneliti

 Sebagai salah satu prasyarat dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan dokter.

 Menambah pengetahuan tentang kanker payudara yang merupakan kanker nomor dua terbesar kejadiannya pada wanita faktor resiko dan pencegahannya.


(15)

4 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Payudara

2.1.1. Definisi Payudara

Payudara atau mammae adalah struktur kulit yang dimodifikasi, bergranular pada bagian anterior toraks, pada perempuan mengandung unsur yang mensekresi susu untuk makanan bayi. Mammae atau glandula mammaria pada wanita merupakan kelenjar tubuloalveolar kompleks yang terdiri dari 15 sampai 25 lobus yang berjalan radikal ke arah puting susu dan dipisahkan oleh jaringan ikat dan lemak, setiap lobus mempunyai duktus ekskretorius (lactiferous) yang bermuara pada puting susu. Tiap lobus dibagi lagi menjadi lobules, dengan duktus alveolaris dan alveoli menjadi bagian sekresi dari kelenjar. (Hartanto, Huriawati, 2005)

2.1.2. Anatomi dan Histologi Payudara

Struktur histologi kelenjar payudara bervariasi sesuai dengan jenis kelamin, usia, dan status fisiologisnya. Setiap kelenjar payudara terdiri atas 15-25 lobus dari jenis

Gambar.2.1.skematik payudara normal


(16)

5

tubuloalveolar kompleks, yang berfungsi mensekresi air susu bagi neonatus. Setiap lobus, yang dipisahkan satu sama lain oleh jaringan ikat padat dan banyak jaringan lemak, sesungguhnya merupakan suatu kelenjar tersendiri dengan duktus ekskretorius laktiferusnya sendiri. Duktus ini, dengan panjang 2-4,5cm, bermuara pada papilla mammae, yang memiliki 15-25 muara, masing-masing berdiameter 0,5 mm. (Junquera LC, Carneiro J, 2007)

Sebelum pubertas, kelenjar mammae terdiri atas sinus laktiferus dan beberapa cabang sinus ini, yakni duktus laktiferus. Pada gadis selama pubertas, payudara membesar dan membentuk puting susu yang mencolok. Pada anak laki-laki, kelenjar mammae tetap datar. Pembesaran payudara selama pubertas terjadi akibat penimbunan jaringan lemak dan jaringan ikat, dengan meningkatnya pertumbuhan dan percabangan duktus laktiferus akibat bertambahnya jumlah estrogen ovarium.

Gambar.2.2.anatomi payudara

Sumber : R.putz, R.Pabst. 2007. Sobotta. Atlas Anatomi Manusia

Gambar.2.3. Perbedaan payudara wanita sebelum dan sesudah pubertas


(17)

6

Struktur khas kelenjar lobus pada wanita dewasa berkembang pada duktus ujung terkecil. Sebuah lobus terdiri atas sejumlah duktus yang bermuara ke dalam satu duktus terminal. Setiap lobus terdapat dalam jaringan ikat longgar. Suatu jaringan ikat yang kurang padat dan kurang banyak mengandung sel, memisahkan lobus-lobus. Dekat dengan muara papilla mammae, duktus laktiferus menjadi lebar dan menjadi sinus laktiferus. Sinus laktiferus dilapisi epitel selapis gepeng pada muara luarnya. Epitel ini berubah menjadi epitel berlapis silindris atau berlapis kuboid. Lapisan duktus laktiferus dan duktus terminal merupakan epitel selapis kuboid dan dibungkus sel mioepitel yang berhimpitan. Jaringan ikat yang mengelilingi alveoli mengandung banyak sel limfosit dan sel plasma. Populasi sel plasma bertambah nyata menjelang akhir kehamilan, sel ini berfungsi mensekresi immunoglobulin (IgA sekretorik) yang memberikan kekebalan pasif pada neonatus. (Junquera LC, Carneiro J, 2007)

Struktur histologi kelenjar ini mengalami sedikit perubahan selama siklus menstrulasi, misalnya proliferasi sel duktus di sekitar masa ovulasi. Perubahan ini bertepatan saat ketika kadar estrogen yang beredar mencapai puncaknya. Bertambahnya cairan jaringan ikat pada fase premenstrulasi menambah besar payudara. (Junquera LC, Carneiro J, 2007)

Puting susu (Papilla Mammae) berbentuk kerucut dan warnanya mungkin merah muda, coklat muda, atau coklat tua. Bagian luar papilla ini, ditutupi epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk yang berhubungan langsung dengan kulit didekatnya. Kulit disekitar puting susu membentuk areola mammae. Warna areola menjadi gelap selama kehamilan, akibat akumulasi melanin setempat. Setelah melahirkan, areola menjadi putih kembali namun jarang mencapai warna aslinya. Epitel puting susu berada diatas selapis jaringan ikat yang banyak mengandung serabut otot polos. Serabut-serabut ini tersusun melingkari duktus laktiferus yang lebih dalam dan tersusun sejajar terhadap duktus ini di tempat masuknya duktus pada puting susu. Puting susu ini banyak di persarafi oleh ujung saraf sensorik. (Junquera LC, Carneiro J, 2007)


(18)

7

2.1.3. Payudara selama Kehamilan dan Laktasi

Payudara tumbuh pesat selama kehamilan sebagai kerja sinergis beberapa hormon, terutama estrogen, progesteron, prolaktin, dan laktogen plasenta manusia. Salah satu fungsi hormon ini adalah proliferasi alveoli di ujung duktus terminalis. Alveoli adalah struktur ujung bulat yang terdiri atas kumpulan sel epitel yang menjadi struktur sekresi susu yang aktif selama masa laktasi. Beberapa tetes lemak dan vakuol sekresi berbatas membran dengan satu atau beberapa agregat protein susu padat terlihat di bagian apeks sitoplasma sel alveoli.

Jumlah vakuol sekresi dan tetes lemak sangat bertambah selama laktasi. Sel mioepitel stelata di jumpai diantara sel-sel epitel alveoli dan lamina basal. Jumlah jaringan ikat dan jaringan lemak, dibandingkan dengan parenkim, berkurang selama laktasi. Selama laktasi susu diproduksi oleh sel-sel epitel alveoli dan mengumpul di dalam lumennya dan di dalam duktus laktiferus. Sel-sel sekretorik mengecil dan berbentuk kuboid rendah dengan berbagai ukuran, yang terutama mengandung trigliserida netral. Tetes lipid ini keluar dari sel ke dalam lumen dan sewaktu keluar, lipid ini di liputi sebagian membran sel apikal. Selain tetes lipid, terdapat banyak vakuol berbatas membrane yang mengandung granul berisi kasein dan protein susu lainnya.

Gambar.2.4. Fotomikrograf kelenjar mamae laktans. Sumber : Vinay, Kumar. Ramzi S, Cotran. 2007.Stanley L,


(19)

8

Protein susu mengandung beberapa kasein, α-laktalbumin, dan IgA yang dihasilkan plasmosit. Laktosa, gula susu, disintesis dari glukosa dan galaktosa dan komposisinya kira-kira 7 % dari susu manusia. (Junquera LC,Carneiro J,2007)

2.1.4. Fisiologi Payudara selama Kehamilan dan Laktasi

Pengaruh hormon yang terdapat saat kehamilan, menyebabkan kelenjar mamaria membentuk struktur dan fungsi kelenjar internal yang penting untuk menghasilkan susu. Selama kehamilan, konsentrasi estrogen yang tinggi menyebabkan perkembangan duktus yang ekstensif sementara kadar progesteron yang tinggi merangsang pembentukan lobules alveolus. Peningkatan produksi prolaktin (suatu hormon hipofisis anterior yang dirangsang oleh peningkatan kadar estrogen) dan human chorionic somatomammotropin (suatu hormon peptide yang dikeluarkan oleh plasenta) juga ikut berperan dalam perkembangan kelenjar mamaria dengan menginduksi pembentukan enzim-enzim yang diperlukan untuk menghasilkan susu. Sebagian besar perubahan pada payudara berlangsung selama separuh pertama masa kehamilan, sehingga pada pertengahan kehamilan kelenjar mamaria sudah mampu menghasilkan air susu secara penuh. Namun, sekresi susu tidak terjadi sampai persalinan selesai. Konsentrasi estrogen dan progesteron yang tinggi selama separuh terakhir masa kehamilan mencegah laktasi dengan menghambat efek stimulatorik prolaktin pada sekresi susu. Dengan demikian, walaupun steroid-steroid plasenta yang kadarnya tinggi memicu perkembangan perangkat penghasil susu di payudara, steroid-steroid itu juga menghambat kelenjar-kelenjar tersebut untuk bekerja sampai bayi lahir dan memerlukan susu. Penurunan mendadak estrogen dan progesteron yang terjadi seiring dengan keluarnya plasenta pada persalinan memicu laktasi. (Sherwood, Laurelle, 2007)


(20)

9

Table.1.1 Efek Estrogen dan Progesteron Sumber : Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem Ed 2.

ESTROGEN  Merangsang perkembangan duktus di payudara selama kehamilan

 Menghambat efek stimulasi sekresi susu oleh prolaktin selama masa kehamilan

PROGESTERON  Merangsang perkembangan alveolus di payudara selama masa kehamilan

 Menghambat efek stimulasi sekresi susu oleh prolaktin selama kehamilan

2.2. Definisi Kanker Payudara

Kanker payudara disebut juga dengan carcinoma mammae adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ganas ini dapat berasal dari kelenjar, saluran kelenjar, jaringan lemak maupun jaringan ikat payudara. Kanker ini memang tidak tumbuh dengan cepat namun berbahaya. Kanker ini juga termasuk dalam catatan WHO di masukkan kedalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 17. (Suryaningsih Koni, Endang. Sukaca Eka, Bertiani, 2009)

2.3. Faktor Resiko Kanker Payudara

Menurut Moningkey dan Kodim penyebab spesifik kanker payudara belum di ketahui. Namun banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya :

2.3.1. Faktor-Faktor Reproduksi

Hal-hal yang berhubungan dengan resiko terjadinya kanker payudara diantaranya :

 Nuliparitas

Menarche pada usia muda (<12 tahun)  Menopause pada usia lebih tua (>55 tahun)


(21)

10

 Kehamilan pertama pada usia >30 tahun  Bertambahnya usia

Periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan Window Of Initiation perkembangan payudara. Sebab secara anatomi payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Sekitar dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause. Sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadi perubahan klinis. (Suryaningsih Koni, Endang. Sukaca Eka, Bertiani, 2009)

2.3.2. Pemakaian Hormon

Penggunaan hormon estrogen berhubungan dengan terjadi kanker. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang bermakna pada para pengguna terapi estrogen replacement.

Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat resiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai resiko tinggi untuk mengalami kanker ini sebelum menopause. Oleh sebab itu jika kita bisa menghindari adanya penggunaan hormon ini secara berlebihan maka akan lebih aman. ( Suryaningsih Koni, Endang. Sukaca Eka, Bertiani, 2009)

2.3.3. Genetik dan Riwayat Keluarga

Sekitar 5-10% kanker payudara berkaitan dengan mutasi herediter spesifik. Perempuan lebih besar kemungkinannya membawa gen kerentanan kanker payudara jika mereka mengidap kanker payudara sebelum menopause, mengidap kanker payudara bilateral, mengidap kanker terkait lain (misalnya kanker ovarium), memiliki riwayat keluarga yang signifikan (yaitu banyak anggota keluarga yang terjangkit sebelum menopause), atau berasal dari kelompok etnik tertentu. Sekitar separuh perempuan dengan kanker payudara herediter memperlihatkan mutasi di gen BRCA1 (pada kromosom 17q21) dan sepertiga lainnya mengalami mutasi di gen BRCA2 (di kromosom 13q12-13). Gen ini berukuran besar dan kompleks serta tidak


(22)

11

memperlihatkan homologi yang erat diantara keduanya, juga dengan gen lain yang diketahui. Meskipun peran pasti karsinogenesis dan spesifisitas reltifnya terhadap kanker payudar masih diteliti, kedua gen ini diperkirakan berperan penting dalam perbaikan DNA. Keduanya bekerja sebagai gen penekan tumor, karena kaker muncul jika kedua alel inaktif atau cacat – pertama disebabkan oleh mutasi gen germinativum dan kedua oleh mutasi somatic berikutnya. (Vinay, Kumar. Ramzi S, Cotran. 2007)

2.3.4. Konsumsi Alkohol

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa semakin banyak alkohol yang dikonsumsi perempuan, risiko kanker payudara lebih besar. Hal ini disebabkan karena alkohol bisa meningkatkan jumlah hormon. Analisis dari penelitian agar membatasi asupan alkohol perhari. Hal ini dapat mengurangi risiko kanker payudara sebanyak 21%. (Suryaningsih Koni, Endang. Sukaca Eka, Bertiani, 2009)

2.3.5. Usia

Kanker sering menyerang wanita yang berusia di atas 50 tahun. Jarang terjadi pada perempuan sebelum mengalami masa menepous. Menurut American Cancer Society (ACS) hampir 80% pada diagnosis awal kasus penyebaran sel kanker payudara terjadi pada perempuan di atas usia 50 tahun atau lebih. (Suryaningsih Koni, Endang. Sukaca Eka, Bertiani, 2009).

Probabilitas untuk terjadinya kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. (Vinay, Kumar. Ramzi S, Cotran. 2007)

2.4. Gejala Kanker Payudara A. Timbul Benjolan

Benjolan pada payudara dapat diraba dengan tangan. Semakin lama benjolan ini akan semakin mengeras dan bentuknya tidak beraturan. Gejala awalnya dapat dirasakan berbeda dengan payudara sekitarnya serta terkadang menimbulkan nyeri sehingga memiliki pinggiran yang tidak teratur.


(23)

12

B. Bentuk dan ukuran atau berat salah satu payudara berubah C. Tahapan benjolan per stadium

Pada awal stadium benjolan jika didorong dengan menggunakan jari maka benjolan bisa digerakan dengan mudah oleh kulit. Pada stadium lanjut benjolan biasanya melekan pada dinding dada dan kulit sekitarnya. Dengan ini bisa menyebabkan pembengkakan pada kulit dan ada luka di kulit payudara.

D. Timbul benjolan kecil dibawah ketiak

E. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu

Biasanya keluar cairan yang tidak normal dari puting susu berdarah atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah, perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun areola, payudara tampak kemerahan, kulit disekitar puting susu bersisik, puting susu tertarik kedalam atau terasa gatal, nyeri payudara atau pembengkan salah satu payudara. Bentuk dan arah puting juga berubah misalnya puting susu tertekan kedalam.

F. Kulit payudara mengkerut seperti kulit jeruk (peau de’ orange)

G. Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit. (Suryaningsih Koni, Endang. Sukaca Eka, Bertiani, 2009)

2.5. Penyebaran Kanker Payudara

Penyebaran terjadi melalui saluran limfe dan darah. Metastasis ke kelenjar getah bening di temukan pada sekitar 40% kanker yang bermanifestasi sebagai massa yang dapat di palpasi, tetapi pada kurang dari 15% kasus yang ditemukan dengan mamografi. Lesi yang terletak di tengah atau kuadran luar biasanya mula-mula menyebar ke kelenjar aksila. Tumor yang terletak di kuadran dalam sering mengenai kelenjar getah bening di sepanjang arteri mamaria interna. Kelenjar supraklavikula kadang-kadang menjadi tempat utama penyebarannya, tetapi kelenjar ini baru terkena hanya setelah kelenjar aksilaris dan mamaria interna terkena. Dan kemudian terjadi penyebaran ketempat yang lebih distal, dengan kelainan metastatik di hampir semua organ atau jaringan tubuh. Lokasi yang disukai adalah paru, tulang, hati, dan kelenjar


(24)

13

serta (yang lebih jarang) otak, limpa, hipofisis. Namun, tidak ada tempat yang tidak lolos. Metastasis mungkin timbul bertahun-tahun setelah lesi primer tampaknya telah terkontrol oleh terapi, kdang-kadang 15 tahun kemudian. (Vinay, Kumar. Ramzi S, Cotran, 2007)

2.6. Klasifikasi Kanker Payudara

Kanker payudara di bagi menjadi kanker yang belum menembus membran basal (noninvasif) dan kanker yang sudah menembus membrane basal (invasif). Bentuk utama karsinoma payudara dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

2.6.1. Noninvasif

Terdapat dua tipe karsinoma payudara invasif ; karsinoma duktus in situ (DCIS) dan karsinoma lobules in situ (LCIS). Penelitian morfologik memperlihatkan bahwa keduanya biasanya berasal dari unit lobulus duktus terminal. DCIS cenderung mengisi, mendistorsi, dan membuka lobulus yang terkena sehingga tampaknya melibatkan rongga mirip duktus. Sebaliknya, LCIS biasanya meluas, tetapi tidak mengubah arsitektur dasar lobulus. Keudanya dibatasi oleh membran basal dan tidak menginvasi stroma atau saluran limfovaskular.

A. DCIS (Karsinoma duktus in situ)

Memperlihatkan gambaran histologik yang beragam. Pola arsitekturnya, antara lain tipe solid, kribriformis, papilaris, mikropapilaris, dan clinging. Di setiap tipe mungkin ditemukan nekrosis. Gambaran nukleus bervariasi dari derajat rendah dan monomorfik hingga derajat tinggi dan heterogen. DCIS sering disertai kalsifikasi karena bahan sekretorik atau debris nekrotik yang mengalami kalsifikasi. Saat ini DCIS jarang bermanifestasi sebagai massa yang dapat di raba atau terlihat secara radiografi. Apabila deteksi terlambat, mungkin terbentuk massa yang dapat di raba atau discharge puting payudara. Sel di tumor yang berdeferensiasi baik mengekspresikan reseptor estrogen dan yang lebih jarang, progesteron. Sepertiga perempuan dengan DCIS derajat rendah yang kecil dan belum diobati akhirnya akan mengalami karsinoma invasif. Jika memang terjadi karsinoma invasif terdapat di


(25)

14

payudara dan kuadran yang sama dengan DCIS sebelumnya. (Vinay, Kumar. Ramzi S, Cotran, 2007)

B. LCIS (Karsinoma lobules in situ)

Tidak seperti DCIS, memperlihatkan gambaran uniform. Sel bersifat monomorf dengan nukleus polos bundar dan terdapat dalam kelompok kohesif di duktus dan lobules. Vakuol musin intrasel (sel cincin stempel) sering ditemukan. Sepertiga perempuan dengan LCIS akhirnya menderita karsinoma invasiv di kedua payudara. Tumor ini jarang bermetastasis, dan tidak membentuk massa sehingga jarang mengalami kalsifikasi. Sekitar sepertiga kanker ini akan berupa tipe lobular, tetapi sebagian tidak mengalami tipe khusus. Oleh karena itu, LCIS merupakan penanda peningkatan risiko timbulnya kanker di kedua payudara dan prekursor langsung bagi sejumlah kanker. (Vinay, Kumar. Ramzi S, Cotran, 2007)

2.6.2. Invasif

Dari tumor-tumor ini, karsinoma duktus invasif merupakan jenis tersering. Karena biasanya memiliki banyak stroma, karsinoma ini juga disebut sebagai scirrhous carcinoma. (Vinay, Kumar. Ramzi S, Cotran, 2007)

A. Karsinoma duktus invasif

Adalah istilah yang digunakan untuk semua karsinoma yang tidak dapat disubklasifikasikan ke dalam salah satu tipe khusus.

Karsinoma “tanpa tipe khusus” atau “tidak dirinci lebih lanjut” sinonim untuk

karsinoma duktus 70%-80% kanker masuk kedalam kategori ini. Kanker ini biasanya berkaitan dengan DCIS, tetapi kadang-kadang di temukan LCIS. Sebagian besar karsinoma duktus menimbulkan respon dermoplastik, yang menggantikan lemak payudara normal (menghasilkan densitas pada mamografi) dan membentuk massa yang teraba keras. Gambaran mikroskopik cukup heterogen, berkisar dari tumor dengan pembentukan tubulus yang sempurna serta nukleus derajat rendah hingga tumor yang terdiri atas lembaran-lembaran anaplastik. Tepi tumor biasanya irregular, tetapi kadang-kadang regular dan sirkumskripta. Mungkin di temukan infasi ke rongga limfovaskular atau di sepanjang saraf. Kanker tahap lanjut dapat


(26)

15

menyebabkan kulit cekung (dimpling), retraksi puting payudara, atau fiksasi ke dinding dada. Sekitar duapertiga tumor mengekspresikan reseptor estrogen dan progesteron, dan sekitar sepertiga mengekspresikan secara berlebihan ERBB2. (Vinay, Kumar. Ramzi S, Cotran, 2007)

B. Karsinoma lobules invasif

Terdiri atas sel yang secara morfologik identik dengan sel pada LCIS. Pada duapertiga kasus ditemukan LCIS di sekitar tumor. Sel-sel secara sendiri-sendiri menginvasi stroma sering tersusun membentuk rangkaian. Kadang- kadang sel tersebut mengelilingi asinus atau duktus yang tempak normal atau karsinomatosa, menciptakan mata sapi atau yang disebut “bull’s eye”. Meskipun sebagian besar tumor bermanifestasi sebagai massa yang dapat diraba atau densitas pada mamografi, sebagian mungkin memiliki pola invasif difus tanpa respons desmoplastik serta secara klinis tersamar. Karsinoma lobulus lebih sering bermetastasis ke cairan serebrospinal, permukaan serosa, ovarium, uterus, serta sum-sum tulang dibandingkan dengan karsinoma duktus. Karsinoma lobules juga lebih sering bersifat multisentrik dan bilateral. Hampir semua karsinoma ini mengekspresikan reseptor hormon, tetapi ekspresi ERBB2 jarang atau tidak terjadi. (Vinay, Kumar. Ramzi S, Cotran, 2007)

C. Karsinoma medularis

Karsinoma yang jarang terjadi. Kanker ini terdiri atas lembaran sel anaplastik dengan tepi berbatas tegas. Secara klinis, tumor ini mungkin disangka fibroadenoma. Selalu terdapat infiltrat limfoplasmasitik yang mencolok. Karsinoma medular atau karsinoma mirip medular, meningkat frekuensinya pada perempuan dengan mutasi gen BRCA1 meskipun sebagian besar perempuan dengan karsinoma medular bukan pembawa sifat ini. Karsinoma ini tidak membawa sifat hormon dan tidak mengekspresikan ERBB2 secara berlebihan. (Vinay, Kumar. Ramzi S, Cotran, 2007) D. Karsinoma koloid (karsinoma musinosa)

Karsinoma yang jarang terjadi. Sel tumor menghasilkan banyak musin ekstrasel yang merembes ke dalam stroma di sekitarnya. Seperti karsinoma medularis, tumor ini sering bermanifestasi sebagai massa sirkumskripta dan mungkin disangka


(27)

16

fibroadenoma. Secara makroskopis, tumor lunak dan gelatinosa. Sebagian besar mengekspresikan ERBB2 secara berlebihan. (Vinay, Kumar. Ramzi S, Cotran, 2007) E. Karsinoma tubulus

Jarang bermanifestasi sebagai massa yang dapat diraba tetapi merupakan penyebab 10% karsinoma invasif yang berukuran dari 1 cm yang ditemukan pada pemeriksaan penapisan mamografik. Pada mamografi, tumor biasanya tampak sebagi densitas irregular. Secara mikroskopik, karsinoma terdiri atas tubulus yang berdiferensiasi baik dengan nukleus derajat rendah. Jarang terjadi manifestasi ke kelenjar getah bening dan prognosis baik. Hampir semua karsinoma tubulus mengekspresikan reseptor hormon dan sangat jarang mengekspresikan ERBB2 secara berlebihan. (Vinay, Kumar. Ramzi S, Cotran, 2007)

Gambaran umum semua kanker invasif

Pada semua bentuk kanker payudara yang dibahas diatas, perkembangan penyakit menyebabkan terbentuknya gambaran morfologik lokal tertentu. Gambaran ini membentuk kecenderungan untuk melekat ke otot pektoralis atau fasia dalam di dinding dada sehingga terjadi fiksasi lesi, serta melekat ke dinding atasnya, yang menyebabkan retraksi dan cekungan kulit atau puting payudara. Yang terakhir adalah tanda penting, karena mungkin indikasi awal adanya lesi, yang dilihat sendiri oleh pasien saat melakukan pemeriksaan tubuh sendiri. Keterlibatan jalur limfatik dapat menyebabkan limfedema lokal. Pada kasus ini, kulit mengalami penebalan di sekitar folikel rambut, suatu keadaan yang dikenal sebagai peau d’orange (“kulit jeruk”).

2.7. Menentukan Stadium Kanker Payudara

Faktor prognosis terpenting untuk kanker payudara adalah ukuran tumor primer, metastasis ke kelenjar getah bening, dan adanya lesi ditempat jauh. Faktor prognosis lokal yang buruk adalah invasi ke dinding dada, ulserasi kulit, dan gambaran klinis karsinoma peradangan. Gambaran ini digunakan untuk mengklasifikasikan perempuan ke dalam kelompok prognostik demi kepentingan pengobatan, konseling, dan uji klinis. Sistem penentuan stadium yang tersering digunakan telah dirancang


(28)

17

oleh American Joint Comitte on Cancer Staging dan International Union Against Cancer, seperti yang akan di jelaskan di bawah. Harapan hidup 5 tahun untuk perempuan berkisar dari 92% untuk penyakit stadium 0 hingga 13% untuk penyakit stadium IV.

American Joint Comitte on Cancer Staging of Breast Carcinoma Stadium 0 : DCIS (termsuk penyakit Paget pada puting payudar) dan LCIS Stadium I : Karsinoma invasif dengan ukuran 2cm atau kurang serta kelenjar

getah bening negatif

Stadium IIA : Karsinoma invasif dengan ukuran 2cm atau kurang disertai metastasis ke kelenjar getah bening atau Karsinoma invasif dengan ukuran lebih dari 2cm, tetapi kurang dari 5 cm dengan kelenjar getah bening negatif

Stadium IIB : Karsinoma invasif dengan ukuran lebih dari 2cm, tetapi kurang dari 5 cm dengan kelenjar getah bening positif atau Karsinoma invasif dengan ukuran lebih dari 5cm dengan kelenjar getah bening negatif Stadium IIIA : Karsinoma invasif ukuran berapa pun dengan kelenjar getah bening

terfiksasi (yaitu invasi ekstranodus yang meluas diantara kelenjar getah bening atau menginvasi ke dalam struktur lain) atau karsinoma berukuran garis tengah lebih dari 5 cm dengan metastasis kelenjar getah bening nonfiksasi.

Stadium IIIB : Karsinoma inflamasi, karsinoma yang menginvasi dinding dada, karsinoma yang menginvasi kulit, karsinoma dengan nodus kulit satelit, atau setiap karsinoma dengan metastasis kelenjar getah bening mamaria interna ipsilateral.


(29)

18

2.8. Kerangka Konsep

Kanker Payudara Faktor Resiko :

Usia

Genetik/Riwayat Kanker Menarche dini


(30)

19

2.9. Definisi Operasional N

o

Variabel Definisi Operasional

Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1 .

Usia Berdasarkan usia yang rentan terkena kanker payudara Usia yang tertera di KTP atau kartu identitas lain.

Data rekam medik

> 30 tahun <30 tahun Numerik 2 . Menarche Dini Usia pertama kali pasien haid terlalu dini < 12 tahun

usia pertama kali pasien haid berdasarkan hasil anamnesis Data rekam medik >12 tahun <12 tahun Numerik

3 Kanker payudara Pasien yang terdiagnosis kanker payudara bedarasarkan anamnesis pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang Berdasarkan diagnosis yang ada dalam rekam medik Data rekam medik 1.karsinoma duktus in situ 2.karsinoma lobules in situ 3.karsinoma duktus invasif 4.karsinoma lobules invasif 5.karsinoma medularis 6.karsinoma koloid 7.karsinoma tubulus Kategorik

4 Genetik Riwayat keluarga yang memiliki kanker payudara atau kanker lain Berdasarkan hasil anamnesis riwayat kelurga kanker payudara atau kanker lain

Data rekam medik  Ada riwayat kanker payudara  Tidak ada

riwayat kanker payudara

Kategorik


(31)

20 BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang di sajikan secara cross sectional .

3.2. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang waktu penelitian adalah pada bulan Februari 2010.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien yang terdiagnosis kanker payudara di Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009.

3.3.2. Sampel

Sampel pada penelitian ini diambil dari rekam medis seluruh pasien rawat jalan yang terdiagnosis kanker payudara yang memenuhi kriteria inklusi. Cara Pengambilan Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling.

3.4. Kriteria Penelitian Kriteria Inklusi

1. Data pasien wanita yang terdiagnosis kanker payudara

2. Data pasien kanker payudara pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009. Kriteria Eksklusi

1. Data pasien yang tidak lengkap riwayat penyakitnya (sesuai dengan vaiabel penelitian)


(32)

21

3.5. Cara Kerja

3.5.1. Pengumpulan Data

Data diperoleh dari bagian Rekam Medik Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang dan wawancara langsung pasien kanker payudara rawat jalan.

3.5.2. Pengolahan dan Penyajian Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 16,0. Data disajikan dalam bentuk tekstular, grafikal, dan tabular.

3.5.3. Interpretasi Data

Interpretasi data dilakukan secara deskriptif.

3.5.4. Pelaporan Hasil

Pelaporan hasil penelitian disusun dalam bentuk laporan hasil penelitian untuk selanjutnya dipresentasikan.


(33)

22 BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan dengan cara pengambilan data di instalasi rekam medik RSUD Tangerang. Data yang diambil merupakan rekam medik pasien yang terdiagnosis kanker payudara pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009. Besar sampel yang di kumpulkan selama kurun waktu tersebut sebanyak 43 pasien. Pada penelitian ini subyek keselurhan adalah pasien wanita rawat jalan yang aktif melakukan kemoterapi.

4.1 Prevalensi Kanker Payudara

Jumlah pasien rawat jalan pada bulan Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 sebanyak 187.647 pasien. Kemudian didapatkan jumlah pasien rawat jalan dengan diagnosa kanker payudara di RSUD Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2008 sebanyak 13 orang, dan pada Januari 2009 sampai Desember 2009 sebanyak 30 orang.

Menurut Setyawan, Dodiet Aditya 2008, rumus prevalensi yaitu :

Periode prevalen rate = Σ penderita lama + Σ penderita baru X Konstanta Σ penderita periode pertengahan

Keterangan:

Σ = jumlah Konstanta = 100.000

Dengan menggunakan rumus di atas maka di dapatkan prevalensi kanker payudara pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2008 sebesar 13/187.647 (0.000069) populasi atau sekitar 7 dari 100.000 pasien rawat jalan, pada bulan Januari 2009 sampai Desember 2009 sebesar 30/187.647 (0.000159) populasi atau sekitar 16 dari 100.000 pasien rawat jalan. Dengan demikian dapat simpulkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi kanker payudara di RSUD Tangerang dari tahun 2008 sampai 2009. (lihat tabel 4.1 dan grafik 4.1)


(34)

23

Tabel.4.1. Prevalensi Kanker Payudara pada Pasien Rawat Jalan di RSUD Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009

Ca mammae

2008 2009

13 / 187.647 (0.000069) populasi

30 / 187.647 (0.000159) populasi

7 dari 100.000 pasien rawat jalan

13 dari 100.000 pasien rawat jalan

0 2 4 6 8 10 12 14

Prevalensi Kanker Payudara

Januari 2008 - Desember 2008

Januari 2009 - Desember 2009

Grafik.4.1. Prevalensi Kanker Payudara pada Pasien Rawat Jalan di RSUD Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009

Jurnal Of Gynecology Oncology meneyebutkan bahwa kejadian kanker payudara meningkat hampir di seluruh dunia, dengan angka kejadian tertinggi pada negara-negara di belahan dunia bagian timur. Menurut Japanese Jurnal Cancer Oncology pada tahun 2010 dari 10 kanker yang sering terjadi pada wanita, kanker payudara menempati urutan kedua tersering terutama di negara-negara berkembang. Angka kejadian di negara maju tidak setinggi di negara berkembang. Menurut depkes pada tahun 2007 kanker tertinggi yang diderita wanita Indonesia adalah kanker payudara dengan angka kejadian 26 per 100.000 perempuan.

Pada penelitian ini meskipun terdapat peningkatan prevalensi kanker payudara, namun angkanya lebih kecil dibandingkan prevalensi menurut depkes. Hal ini mungkin disebabkan oleh pendataan pasien kanker payudara yang kurang baik. Selain itu populasi yang gunakan pada penelitian ini merupakan keseluruhan


(35)

24

pasien rawat jalan di RSUD Tangerang yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, sedangkan populasi yang digunakan oleh depkes hanya wanita saja. Sehingga data yang ada belum mewakili angka kejadian kanker payudara di RSUD Tangerang.

4.2 Jenis Kanker Payudara

Berdasarkan asal dan karakter histologinya kanker payudara dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu karsinoma in situ dan karsinoma invasif. Karsinoma in situ dikarakterisasi oleh lokalisasi sel tumor baik di duktus (karsinoma duktus in situ) maupun di lobulus (karsinoma lobulus in situ), tanpa adanya invasi melalui membran basal menuju stroma di sekelilingnya. Sebaliknya pada karsinoma invasif, membran basal akan rusak sebagian atau secara keseluruhan dan sel kanker akan mampu menginvasi jaringan disekitarnya menjadi sel metastatik yaitu karsinoma duktus invasif, karsinoma lobulus invasif, karsinoma medularis, karsinoma koloid, dan karsinoma tubulus (Vinay dkk, 2008).

Dari 7 jenis kanker payudara, jenis yang paling banyak ditemukan pasien rawat jalan di RSUD Tangerang adalah karsinoma duktus invasif 78%. Jenis lainnya seperti karsinoma duktus in situ 15% dan lobulus invasif 6%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gambaran jenis payudara yang terbanyak pada pasien rawat jalan di RSUD Tangerang adalah jenis karsinoma duktus invasif. (lihat tabel4.2 dan grafik 4.2)

Tabel 4.2. Jenis Kanker Payudara Pada Pasien Wanita Rawat Jalan RSUD Tangerang Bulan Januari 2008 sampai Desember 2009

DIAGNOSIS JUMLAH (ORANG) PERSENTASE (%)

Karsinoma duktus in situ

Karsinoma lobulus in situ

Karsinoma duktus invasif Karsinoma lobulus invasif Karsinoma medularis Karsinoma koloid Karsinoma tubulus 6 0 34 3 0 0 0 15,625 % 0% 78,125 % 6,25 % 0 % 0 % 0 %


(36)

25

Grafik 4.2. Jenis Kanker Payudara Pada Pasien Wanita Rawat Jalan RSUD Tangerang bulan Januari 2008 sampai Desember 2009.

Pada umumnya karsinoma duktus invasif berasal dari karsinoma duktus insitu. Sebagian besar jenis kanker payudara pada pasien rawat jalan yang di RSUD Tangerang adalah karsinoma duktus invasif, yang merupakan tahap lanjut dari karsinoma duktus insitu. Hal ini sesuai dengan vinay, dkk(2008) bahwa karsinoma duktus invasif merupakan jenis kanker payudara yang sering terjadi, sekitar 70%-80% kanker payudara kanker kanker ini biasanya berkaitan dengan DCIS.

Angka kejadiannya karsinoma duktus invasif 65%-85% dari seluruh kasus kanker payudara. Karsinoma duktus invasif yang berasal dari duktus dan menginvasi ke jaringan payudara lainnya, apabila tidak diterapi dengan cepat dan benar, kanker ini akan terus mengivasi ke bagian tubuh lain. (American Cancer Society, 2010) Karsinoma duktus invasif biasanya mengenai wanita dengan usia sekitar 45 tahun. Faktor resikonya belum di ketahui secara pasti, 50% kasus karsinoma duktus invasif terjadi pada wanita lebih dari 65 tahun. Pada 20 % kasus memiliki keluarga dengan kanker payudara, faktor resiko lainnya seperti tidak memiliki anak atau melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 30 tahun, menarche dini, dan mengkonsumsi alkohol setiap hari. (American Cancer Society, 2010)

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 15,625% 0% 78,125% 6,25%

0% 0% 0%

Jenis Kanker Payudara

Karsinoma duktus in situ

Karsinoma lobules in situ

Karsinoma duktus invasif

Karsinoma lobules invasif

Karsinoma medularis

Karsinoma koloid


(37)

26

4.3. Usia Pasien Kanker Payudara

Pasien yang terdeteksi kanker payudara di RSUD Tangerang berusia antara 20 tahun sampai 50 tahun. Berdasarkan hasil penelitian diketahui 97,3 % pasien kanker payudara yang dirawat di RSUD Tangerang beusia lebih dari 30 tahun, sisanya berusia kurang dari 30 tahun. (lihat grafik 4.3)

(43)4,7%

(43)97.3%

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%

Usia Pasien Kanker Payudara

< 30 tahun

>=30 tahun

Grafik 4.3. Usia (tahun) pasien kanker payudara di RSUD Tangerang bulan Januari 2008 sampai Desember 2009

Dari hasil penelitian ini hampir keseluruhan pasien kanker payudara di RSUD Tangerang berusia lebih dari 30 tahun. Usia diatas 30 tahun merupakan salah satu faktor resiko terjadinya kanker payudra. Seperti yang dijelaskan dibeberapa kepustakaan yaitu, probabilitas untuk terjadinya kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Menurut American Cancer Society yaitu kanker payudara pada wanita berusia 20 adalah 1 dari 1.760 wanita, pada wanita usia 30 tahun insidensnya 1 dari 229 wanita menderita kanker payudara. Menurut Imagin(2010) insidens kanker ini terus meningkat seiring dengan peningkatan usia. Pada wanita dengan usia lanjut memiliki resiko 4 kali menderita kanker payudara, angka ini lebih berat lagi pada wanita dengan usia lanjut yang menggunakan estrogen jangka panjang.( Swart , Rachel, 2010).


(38)

27

4.4. Gambaran Pasien Kanker Payudara yang Memiliki Riwayat Genetik Kanker pada keluarganya

Seorang pasien kanker payudara yang memiliki riwayat 2 orang anggota keluarga dengan kanker payudara atau kanker ovarium memiliki resiko 5 kali lebih besar dibandingkan dengan pasien lain yang hanya memiliki 1 orang yang memiliki riwayat kanker payudara atau kanker ovarium (eMedicine, 2010).

Dari hasil penelitian didapatkan 25.6% pasien kanker payudara yang dirawat di RSUD Tangerang memiliki riwayat genetik kanker pada keluarganya. (lihat grafik 4.4)

(43)25.6%

(43)74.4%

0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0% 80.0%

Gambaran Riwayat Genetik Kanker

ada riwayat kanker

tidak ada riwayat kanker

Grafik 4.4. Gambaran Pasien Kanker Payudara Kanker Payudara di RSUD Tangerang Bulan Januari 2008 sampai Desember 2009 yang memiliki Riwayat

Genetik/Riwayat Kanker pada Keluarga

Sekitar 20% - 30% pasien kanker payudara memiliki paling tidak satu riwayat keluarga dengan kanker payudara, pada penelitian ini 25.6% pasien memiliki riwayat genetik kanker pada keluarganya.

Sekitar 5-10% kanker payudara berkaitan dengan mutasi herediter spesifik. Sekitar separuh perempuan dengan kanker payudara herediter memperlihatkan mutasi di gen BRCA1 (pada kromosom 17q21) dan sepertiga lainnya mengalami


(39)

28

mutasi di gen BRCA2 (di kromosom 13q12-13). (Vinay, Kumar. Ramzi S, Cotran. 2007)

4.5. Usia Menarche pada Pasien Kanker Payudara

Menarche pada wanita rata-rata terjadi pada usia 11 atau 12 tahun, menarche dini terjadi pada usia 8 tahun, sedangkan menarche yang terlambat terjadi pada usia 15 tahun (American Congress of Obstetricians and Gynecologists, 2010).

Usia menarche yang didapatkan pada pasien kanker payudara yang di rawat jalan di RSUD Tangerang berkisar antara 9 – 13 tahun. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 41.9% pasien pasien kanker payudara yang dirawat di RSUD Tangerang dengan usia menarche kurang dari 12 tahun (dilihat grafik 4.5)

(43)58.1%

(43)41.9%

0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0%

Usia

Menarche

Pasien Kanker Payudara

>=12 tahun

<12 tahun

Grafik.4.5. Usia (tahun) menarche pada pasien kanker payudara yang di rawat jalan di RSUD Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009

Haid pertama kurang dari 12 tahun merupakan salah satu faktor penyebab kanker payudara. Sebab semakin cepat seseorang menarche, semakin lama paparan hormon seperti estrongen dan progesteron yang menrangsang proliferasi duktus dan lobulus.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Roflenar Rosfein menyebutkan faktor yang menjadi penyebab kanker payudara di beberapa rumah sakit di Jakarta salah satunya adalah menarche dibawah usia 12 tahun.


(40)

29 BAB 5 PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian gambaran kanker payudara pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009 dapat disimpulkan bahwa:

 Prevalensi kanker payudara pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009 mengalami peningkatan.

 Kanker payudara tersering yang terjadi pada pasien wanita rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang adalah karsinoma duktus invasif dengan usia berkisar antara 39 tahun.

 Riwayat genetik merupakan salah satu faktor terjadinya kanker payudara, pada pasien rawat jalan RSUD Tangerang 25,6 % memiliki riwayat kanker di keluarga.  Usia Menarche pada pasien rawat jalan RSUD Tangerang tersering adalah 12

tahun. Menarche dini juga merupakan salah satu faktor terjaninya kanker payudara yang menyebabkan semakin lamanya paparan estrogen pada seseorang.

5.2. SARAN

Untuk membuat sebuah penelitian serupa yang lebih baik, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut:

 Usia menopause pasien, usia saat melahirkan anak pertama, dan riwayat penggunaan kontrasepsi perlu diketahui agar data yang diperoleh lebih lengkap.  Pengumpulan data lebih baik dilakukan pada rumah sakit yang khusus menangani

kanker, seperti Rumah Sakit Kanker Dharmais, agar data yang diperoleh lebih lengkap.

 Rentang waktu yang dijadikan acuan dalam pengumpulan data lebih panjang, agar progresivitas suatu penyakit lebih dapat dilihat.


(41)

30

DAFTAR PUSTAKA

Prawiroharjo Sarwono. 2008. Ilmu kandungan. Edisi IV. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo.

Vinay, Kumar. Ramzi S, Cotran. 2007.Stanley L, Robbins. Buku Ajar Patologi.7th ed. Jakarta; EGC.

Junquera LC,Carneiro J. 2007.Histologi Dasar Teks dan Atlas. Edisi 10. EGC : Jakarta.h:447-50

Suryaningsih Koni, Endang. Sukaca Eka, Bertiani. 2009. Kupas tuntas kanker payudara. Yogyakarta : Paradigma Indonesia

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem Ed 2. Jakarta : EGC Hartanto,Huriawati dkk. 2005. Kamus Kedokteran Dorlan.Jakarta:EGC.

R.putz, R.Pabst. 2007. Sobotta. Atlas Anatomi Manusia jilid 1&2. Jakarta: EGC. Breast Cancer : Pevention, Screening and Control (2010) diakses 18 Agustus 2010

dari http://www.who.int/cancer/detection/breastcancer/en/index1.html

U.S. National Library of Medicine. Breast Cancer: Prevention, Genetics, Causes(2010)diakses 18 Agustus 2010 dari

http://www.cancer.gov/cancertopics/pdq/genetics/breast-and ovarian/healthprofessional

Depkes: angka kejadian kanker payudara (2010)diakses 01 oktober 2010 dari

http://www.depkes.go.id/.../1060-jika-tidak-dikendalikan-26-juta-orang-di-dunia-menderita-kanker-

Tjindarbumi Didit, Mangunkusumo Rukmini. 2010. Cancer in Indonesia, Present and Future Japanese Journal of Clinical Oncology. diakses 03 oktober 2010 dari http://jjco.oxfordjournals.org/ February 1, 2002 vol. 32 no. suppl 1 S17-S21

Source: CME. Prevention and Early Detection of Cancer. Jakarta: Medical Faculty, University of Indonesia 1998.


(42)

31

Swart, Rachel.2010. Carcinoma of the Breast eMedicine Oncology. diakses 1 oktober 2010 dari http://emedicine.medscape.com/article/283561-overview

Whincup ,P H.2001.Age of menarche in contemporary British teenagers: survey of girls born between 1982 and 1986 diakses 07 Oktober 2010 dari

http://www.bmj.com/content/322/7294/1095.full -

U.S. National Library of Medicine National Institutes of Health. 2010. medlinePlus :breast cancer. diakses 10 Agustus 2010 dari

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/breastcancer.html-

Farid, M Aziz. 2010. The ten most frequent primary cancer in female and male, Indonesia, 2002 (based on pathologic report) Jurnal of gynecologic oncology

. diakses 10 Agustus 2010 dari http://www.GynecolOncol.or.kr. 2009 March;

20(1):8–103802/jgo.2009.20.1.8

Cancer chemoprevention research center. Kanker payudara. UGM fakultas farmasi.

http://www.WordPress.com/CCRC/kanker payudara/2140546/2235.full.

diakses 8 September 2010

American Cancer Society : Breast Cancer Invasive Ductal Carcinoma. 2010. Diakses agustus 2010 dari http://www.cancer.org

Imaginis : Breast Cancer: Statistics on Incidence, Survival, and Screening.http://

www.imaginis.com%2Fbreast-health%2Fbreast-cancer-statistics-on-incidence-survival-and-screening


(43)

32

LAMPIRAN 1 Output SPSS 16.0


(44)

(45)

34

LAMPIRAN 1 Output SPSS 16.0 (Lanjutan)


(46)

35

Nama : Desi Nurhuda

Tempat, Tgl Lahir : Samarinda, 1 Desember 1989 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl.Ir.H. Juanda 8 salak IV No.34 Rt.14 Samarinda - Kalimantan Timur 75117 Tlp/HP : 0821 10 447 448

Email : desinurhuda@ymail.com Riwayat Pendidikan :

1. TK Al-Usmani Samarinda (1994-1996)

2. SDN 018 Pelita Samarinda (1996-2002)

3. SLTP Insan Kamil Bogor (2002-2005)

4. SMA Insan Kamil Bogor (2005-2007)

5. Mahasiswa Programstudi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarifhudayatullah Jakarta (2007- sekarang)

LAMPIRAN 2


(1)

30

DAFTAR PUSTAKA

Prawiroharjo Sarwono. 2008. Ilmu kandungan. Edisi IV. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo.

Vinay, Kumar. Ramzi S, Cotran. 2007.Stanley L, Robbins. Buku Ajar Patologi.7th ed. Jakarta; EGC.

Junquera LC,Carneiro J. 2007.Histologi Dasar Teks dan Atlas. Edisi 10. EGC : Jakarta.h:447-50

Suryaningsih Koni, Endang. Sukaca Eka, Bertiani. 2009. Kupas tuntas kanker payudara. Yogyakarta : Paradigma Indonesia

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem Ed 2. Jakarta : EGC Hartanto,Huriawati dkk. 2005. Kamus Kedokteran Dorlan.Jakarta:EGC.

R.putz, R.Pabst. 2007. Sobotta. Atlas Anatomi Manusia jilid 1&2. Jakarta: EGC. Breast Cancer : Pevention, Screening and Control (2010) diakses 18 Agustus 2010

dari http://www.who.int/cancer/detection/breastcancer/en/index1.html

U.S. National Library of Medicine. Breast Cancer: Prevention, Genetics,

Causes(2010)diakses 18 Agustus 2010 dari

http://www.cancer.gov/cancertopics/pdq/genetics/breast-and ovarian/healthprofessional

Depkes: angka kejadian kanker payudara (2010)diakses 01 oktober 2010 dari http://www.depkes.go.id/.../1060-jika-tidak-dikendalikan-26-juta-orang-di-dunia-menderita-kanker-

Tjindarbumi Didit, Mangunkusumo Rukmini. 2010. Cancer in Indonesia, Present and Future Japanese Journal of Clinical Oncology. diakses 03 oktober 2010 dari http://jjco.oxfordjournals.org/ February 1, 2002 vol. 32 no. suppl 1 S17-S21

Source: CME. Prevention and Early Detection of Cancer. Jakarta: Medical Faculty, University of Indonesia 1998.


(2)

31

Swart, Rachel.2010. Carcinoma of the Breast eMedicine Oncology. diakses 1 oktober 2010 dari http://emedicine.medscape.com/article/283561-overview

Whincup ,P H.2001.Age of menarche in contemporary British teenagers: survey of girls born between 1982 and 1986 diakses 07 Oktober 2010 dari http://www.bmj.com/content/322/7294/1095.full -

U.S. National Library of Medicine National Institutes of Health. 2010. medlinePlus :breast cancer. diakses 10 Agustus 2010 dari http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/breastcancer.html-

Farid, M Aziz. 2010. The ten most frequent primary cancer in female and male, Indonesia, 2002 (based on pathologic report) Jurnal of gynecologic oncology . diakses 10 Agustus 2010 dari http://www.GynecolOncol.or.kr. 2009 March; 20(1):8–103802/jgo.2009.20.1.8

Cancer chemoprevention research center. Kanker payudara. UGM fakultas farmasi. http://www.WordPress.com/CCRC/kanker payudara/2140546/2235.full. diakses 8 September 2010

American Cancer Society : Breast Cancer Invasive Ductal Carcinoma. 2010. Diakses agustus 2010 dari http://www.cancer.org

Imaginis : Breast Cancer: Statistics on Incidence, Survival, and Screening.http://


(3)

32

LAMPIRAN 1 Output SPSS 16.0


(4)

(5)

LAMPIRAN 1 Output SPSS 16.0 (Lanjutan)


(6)

35

Nama : Desi Nurhuda

Tempat, Tgl Lahir : Samarinda, 1 Desember 1989 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl.Ir.H. Juanda 8 salak IV No.34 Rt.14 Samarinda - Kalimantan Timur 75117 Tlp/HP : 0821 10 447 448

Email : desinurhuda@ymail.com Riwayat Pendidikan :

1. TK Al-Usmani Samarinda (1994-1996)

2. SDN 018 Pelita Samarinda (1996-2002)

3. SLTP Insan Kamil Bogor (2002-2005)

4. SMA Insan Kamil Bogor (2005-2007)

5. Mahasiswa Programstudi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarifhudayatullah Jakarta (2007- sekarang)

LAMPIRAN 2