Perencanaan dan Pengawasan Beban Operasional Pada PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III MEDAN

PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BEBAN

OPERASIONAL

PADA PT. PLN (Persero) CABANG PADANGSIDIMPUAN

SKRIPSI MINOR

NOVITA HARIATI 052102146 D III AKUNTANSI

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN PADA PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

Lembar Persembahan

Winners never quit; losers quit too soon and too readily

Winners persevere despite defeat; losers entertain defeat

Winners make thing happen; losers merely wait for it to happen

Winners think and act; losers act and think

Winners are far-sighted; losers short-sighted

Winners continue working while others have stopped; losers

stop working before others.

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT

Ananda persembahkan skripsi ini untuk orang-orang tercinta yang

selalu memberikan doa dan semangat yang tiada henti.

Ku ucapkan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepada kedua orang tua

tercinta yang telah mendidik dan membimbingku dari kecil hingga saat ini.

Terima kasih atas segala perhatian, kesabaran, dan bantuan yang telah

diberikan kepadaku selama ini, semoga Allah AWT membalas segala

kebaikannya, Amin…..

Kepada Kedua Orang Tua Tercinta :

Ayahanda : Hariadi

Ibunda : Hj. Adelina Astuti

Untuk adik-adikku tersayang :

Nova Dwi Lestary


(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim... Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT , yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya serta memberikan kesehatan, pikiran, dan ilmu kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi minor ini. Shalawat beriring salam penulis hadiahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kegelapan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Penulisan dan penyusunan skripsi minor ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan pada program studi Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Pembuatan serta penulisan skripsi minor ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dan dukungan baik material maupun spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Kedua Orang Tua tercinta, Ayahanda Hariadi dan Ibunda Hj. Adelina Astuti dalam mencurahkan cinta dan kasih, doa dan semangat serta dukungan baik material dan spiritual.

2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

4. Bapak Drs. H. Arifin Lubis, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing Penulis, yang telah banyak meluangkan waktuya dalam membimbing dan memberikan masukan yang bermanfaat bagi penulis.

5. Bapak Muhammad Simba Sembiring, SE. selaku Ka.Sub.Bag Akademik Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

6. Bapak Drs. Syahrurrahman, SE, Ak selaku Dosen Wali penulis pada Program Studi Diploma III Akuntansi group C.

7. Staf Dosen yang telah memberikan pendidikan, bimbingan serta ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjalani masa pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

8. Staff dan Pegawai yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak dalam masa pendidikan di Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

9. Bapak H. Teuku Ishar, SE selaku Manajer Cabang PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan yang telah berkenan mengijinkan penulis dalam penyusunan skripsi minor ini.

10.Staff dan Pegawai PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan pada umumnya dan bagian keuangan pada khususnya yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi minor ini.

11.Terima kasih juga penulis ucapkan kepada adik-adik yang penulis sayangi, Nova Dwi Lestary, Kiki Tri Hartati, dan Satria Pratama, yang telah memberikan perhatian dan bantuannya selama ini.

12.Rekan sekaligus teman seperjuangan penulis Suci Frikasari Nst, Yuni Silvia, Yuliana, Ade Irma, Sirmadaniah, Desi Susanti, Irawati Br. Pinem, Melva


(5)

Handayani Pulungan, serta Rina Tarigan yang telah banyak memberi semangat, motivasi, dan perhatian dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi minor ini. (Thanks for being my friend…You’re meant to me…I hope

our friendship will always forever).

13.Tak lupa pula terima kasih untuk teman-teman seperjuangan angkatan 2005 group A, B, dan khususnya group C yang telah menemani penulis dalam menjalani masa perkuliahan.

14.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi minor ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi minor ini masih jauh dari sempurna dikarenakan adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis, karena itu penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan hal-hal yang kurang berkenan di hati pembaca. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya skripsi minor ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi minor ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Medan, 28 Mei 2008 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……… i

DAFTAR ISI ………... iv

BAB I : PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul ………. … 1

B. Perumusan Masalah ……… 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………. 3

D. Metode Penelitian ………. 4

E. Sistematika Pembahasan………. 7

BAB II : PT. PLN (Persero) CABANG PADANGSIDIMPUAN A. Sejarah Singkat dan Struktur Organisasi Perusahaan ………… 9

B. Pengertian dan Penggolongan Beban Operasional…... 27

C. Perencanaan Beban Operasional ……… 33

D. Pengawasan Beban Operasional ……… 36

E. Penyimpangan Beban Operasional ……… 40

BAB III : ANALISA DAN EVALUASI A. Perencanaan Beban Operasional ………... 42

B. Pengawasan Beban Operasional ……… 43

C. Penyimpangan Beban Operasional Terhadap Pelaksanaan Kegiatan Perusahaan ……… 45


(7)

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……….. 47

B. Saran ……….. 48

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Dalam menjalankan aktivitasnya, setiap perusahaan memiliki tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Tujuan perusahaan bukan hanya untuk memperoleh laba maksimal dengan pengorbanan tertentu untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan namun lebih mengedepankan untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

Aktivitas yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut tidak terlepas dari adanya unsur biaya yang besar kecilnya akan berpengaruh langsung terhadap perhitungan laba dan rugi perusahaan pada akhir periode. Perusahaan juga dituntut agar dapat mengelola dan mempergunakan sumber daya yang ada pada perusahaan seefektif dan seefisien mungkin.

Guna mencapai tujuan perusahaan yang efektif dan efisien, diperlukan perencanaan dan pengawasan yang baik terhadap beban operasional perusahaan. Perencanaan disusun sebagai dasar pengawasan atas pelaksanaan kegiatan perusahaan yang baik dan terkoordinir sehingga dapat membantu pihak manajemen dalam melakukan pengawasan terhadap anggaran operasional dalam perusahaan.

Perencanaan merupakan suatu proses penentuan aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dengan menggunakan sumber daya yang ada dalam usaha mencapai tujuan perusahaan. Dalam perencanaan


(9)

terdapat tindakan memilih dan menghubungkan fakta-fakta mengenai masa depan yang akan datang dalam merumuskan aktivitas yang dianggap perlu dalam mencapai hasil yang diinginkan. Oleh karena itu, perencanaan harus memiliki kemampuan dalam memilih yang terbaik sehingga dapat menghindari kegagalan yang mungkin terjadi.

Selain perencanaan, pengawasan juga diperlukan untuk mengetahui apakah aktivitas yang dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Pengawasan merupakan suatu kegiatan penilaian dan perbaikan tentang aktivitas yang dilaksanakan untuk mengetahui sampai sejauh mana pelaksanaan rencana telah dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya perencanaan, perusahaan akan lebih efisien dalam menggunakan dananya untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan dan memudahkan untuk melakukan pengawasan sehingga penggunaan dana dapat ditekan seminimal mungkin.

Dalam fungsi perencanaan terdapat anggaran yang akan memberikan manajemen proyeksi yang dapat dipercaya mengenai hasil-hasil dari rencana yang dilaksanakan. Seluruh beban operasional yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan operasional dihadapkan dengan anggaran untuk mengetahui penyimpangan biaya yang telah terjadi dan harus dianalisa sebab akibatnya dan diambil tindakan perbaikan dengan tujuan untuk meminimalisir beban-beban yang dapat merugikan perusahaan.

Berdasarkan pemikiran di atas, penulis berusaha untuk lebih mendalami aktivitas perusahaan dalam menerapkan perencanaan dan pengawasan beban operasional, yang selanjutnya memilih topik skripsi minor ini dengan judul


(10)

“Perencanaan dan Pengawasan Beban Operasional pada PT. PLN (Persero) CABANG PADANGSIDIMPUAN”.

B. PERUMUSAN MASALAH

Guna mencapai hasil yang baik dan terarah dalam membuat suatu perencanaan riset, perlu ditetapkan apa yang menjadi masalah pada perusahaan yang menjadi objek penelitan. Oleh karena itu, dalam pembahasan lebih lanjut penulis merumuskan permasalahan tentang bagaimana PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan melakukan perencanaan dan pengawasan beban opersional yang efektif dan efisien.

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian penulisan skripsi minor ini adalah :

a.) Untuk mengetahui bagaimana penerapan perencanaan dan pengawasan beban operasional pada peruahaan.

b.) Untuk mengetahui apakah perencanaan dan pengawasan yang dilakukan dapat meningkatkan efisiensi perusahaan.

c.) Untuk mengetahui apakah perencanaan dan pengawasan telah dilakukan dengan efektif pada perusahaan.

d.) Untuk mengetahui faktor-faktor dapat yang menghambat kelancaran perusahaan.


(11)

e.) Untuk mengetahui tindakan-tindakan yang diambil perusahaan untuk menanggulangi masalah yang timbul dalam kegiatan operasi perusahaan.

2. Manfaat Penelitian a.) Bagi Penulis

• Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai perencanaan dan pengawasan beban operasional pada perusahaan.

• Sebagai aplikasi ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti perkuliahan.

b.) Bagi Perusahaan

• Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk perencanaan serta pengawasan terhadap beban operasional perusahaan pada masa yang akan datang sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan.

c.) Bagi Pembaca

• Sebagai bahan pembanding dan informasi bagi pihak lain yang berkepentingan dalam melakukan penelitian pada masa yang akan datang.

D. METODE PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan, Jl. Sisingamangaraja No. 11 KM. 4 Batu Nadua Padangsidimpuan.


(12)

2. Sumber Data

Data dan informasi yang berhubungan dengan penelitian ini berasal dari pihak yang berkompeten dalam kaitannya terhadap permasalahan yang diambil penulis. Sumber data ini berupa :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diterima secara langsung dari perusahaan melalui wawancara yang berhubungan dengan objek penelitian yaitu mengenai perencanaan dan pengawasan beban operasional.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan atau diperoleh dari sumber lain yang mendukung data primer, seperti : buku-buku literatur, artikel-artikel hasil penelitian sejenis, dan dari berbagai sumber-sumber lain yang tersedia.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam menyusun skripsi minor ini adalah sebagai berikut :

a. Observasi (Pengamatan)

Observasi merupakan suatu studi yang dilakukan dengan jalan mangadakan pengamatan gambaran yang menjadi objek penelitian. b. Interview (Wawancara)

Interview yaitu mengajukan suatu tanya jawab terhadap pihak yang berwenang dalam perusahaan atas informasi yang dibutuhkan dan dianggap perlu.


(13)

4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam menyusun skripsi minor ini adalah sebagai berikut :

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau bahan-bahan dan keterangan yang dibutuhkan berdasarkan pada buku-buku yang berupa rumusan teoritis oleh para ahli yang berhubungan dengan pembahasan masalah ini. b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung ke lapangan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk pembahasan objek yang diteliti.

5. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang diperlukan penulis dalam skripsi minor ini adalah sebagai berikut :

a. Metode Deskriptif

Metode deskriptif merupakan serangkaian kegiatan penelitian dengan cara mengumpulkan, mengklasifikasi, serta mempresentasikan data-data yang diperoleh dan selanjutnya diolah kembali sehingga dapat menghasilkan gambaran secara umum dari objek yang diteliti.

b. Metode Deduktif

Metode deduktif yaitu membandingkan hasil yang diperoleh dengan teori yang berlaku secara umum dan menunjukkan hubungan antara


(14)

variabel-variabel yang diteliti. Hal ini dilakukan untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi pada perusahaan dalam hal perencanaan dan pengawasan beban operasional.

E. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Pembahasan dalam skripsi minor ini menyangkut bagaimana perencanaan dan pengawasan terhadap beban operasional yang terjadi pada perusahaan yang diteliti. Guna mengarahkan pada tujuan penulisan skripsi ini, maka penulis memaparkan sistematika pembahasan yang terbagi menjadi empat bab, dimana masing-masing bab terdiri dari :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pengantar dari penulisan yang mencakup apa yang menjadi alasan pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. BAB II : PT. PLN (Persero) CABANG PADANGSIDIMPUAN

Pada bab ini penulis memaparkan tentang gambaran umum perusahaan yang meliputi sejarah singkat dan struktur organisasi perusahaan, perencanaan dan pengawasan beban operasional yang mencakup pengertian dan penggolongan beban operasional, perencanaan beban operasional, pengawasan beban operasional, serta penyimpangan beban operasional yang terjadi.


(15)

BAB III : ANALISA DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan menganalisa data yang diperoleh dari penelitian berdasarkan teori yang ada serta mengevaluasi hasil analisa yang diuraikan, yaitu tentang proses perencanaan dan pengawasan beban operasional, serta penyimpangan anggaran beban operasional terhadap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) CABANG PADANGSIDIMPUAN.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, penulis akan menguraikan kesimpulan dari seluruh pembahasan serta memberikan saran yang dianggap perlu dan berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang.


(16)

BAB II

PT. PLN (Persero) CABANG PADANGSIDIMPUAN

A. SEJARAH SINGKAT DAN STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN 1. Sejarah Singkat Perusahaan

a.) Sebelum Kemerdekaan Sampai Tahun 1965

Listrik mulai ada di Indonesia tahun 1893 di daerah Batavia (Jakarta), sedangkan di Sumatera Utara listrik mulai ada 30 tahun kemudian tepatnya pada tahun 1923 yang teletak di Jl. Listrik No. 12 Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM perusahaan swasta Belanda. Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di wilayah lainnya seperti :

a. Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan (1924) b. Tebing Tinggi (1927)

c. Sibolga (NV ANIWM), Brastagi dan Tarutung (1929) d. Tanjung Balai (1931) milik Gemeente-Kotapraja e. Labuhan Bilik (1936), dan

f. Tanjung Tiram (1937)

Pada masa penjajahan Jepang, daerah kerja dibagi menjadi perusahaan listrik Sumatera Utara, perusahaan listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktur organisasi pemerintahannya.

Setelah Proklamasi RI 17 Agustus 1945, tepatnya tanggal 27 Oktober Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan Listrik di seluruh penjuru tanah air mengambil alih perusahaan listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan


(17)

Jepang untuk kemudian diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu, maka dengan penetapan Pemerintah No. 1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik. Tanggal 3 Oktober 1953 keluar surat Keputusan Presiden No. 163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi perusahaan listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat (2) UUD 1945.

Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Sumatera Utara berdiri Perusahaan Listrik Negara Distribusi Cabang Sumatera Utara (Sumatera Timur dan Tapanuli) yang mula-mula dikepalai R. Sukarno, kemudian pada tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah.

b.) Dari Eksploitasi I Sampai Wilayah Ii

Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PPUT No. 16/1/20 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan dirubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, Riau menjadi PLN Eksploitasi I.

Tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan Peraturan Menteri PUT No. 9/PRT/64 dan Peraturan Menteri No. 1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN menjadi 15 kesatuan daerah eksploitasi. Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi I.

Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi I Sumatera Utara tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No. KPTS 009/DIRPLN/66 tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi


(18)

empat cabang dan satu sektor, yaitu Cabang Medan, Binjai, Sibolga, P.Siantar (berkedudukan di Tebing Tinggi). PP No. 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik ke seluruh wilayah RI. Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara dirubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara.

Kemudian menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara.

c.) Dari Perum Menjadi Persero

Dengan keluarnya PP No. 23/1994 tanggal 16 Juni 1994 maka ditetapkan status PLN sebagai Persero. Adapun yang melatarbelakangi perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi kebutuhan listrik yang terus meningkat. Selain itu, PLN juga harus mampu menggunakan tolak ukur Internasional, dan harus mampu berswadaya tinggi, dengan manajemen yang berani, transparan, terbuka, desentralisasi, profit center dan cost center.

d.) Pemisahan Wilayah Dan Pembangkitan Dan Penyaluran

Untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan Sumatera Utara di masa-masa mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa kelistrikan, maka berdasarkan surat


(19)

keputusan No. 078.K/023/DIR/1996 tanggal 8 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru bidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT. PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara.

Dengan pembentukan organisasi baru PT. PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang terpisah dari PT. PLN (Persero) Wilayah II, maka fungsi-fungsi pembangkitan dan penyaluran yang sebelumnya dikelola PT. PLN (Persero) Wilayah II berpisah tanggung jawab pengelolaannya ke PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara. Sementara itu, PT. PLN (Persero) Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik.

Pada tahun 2003 PT. PLN (Persero) Wilayah II berubah menjadi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan sendiri pada awalnya merupakan Ranting dari PT. PLN (Persero) Cabang Sibolga, yang kemudian berubah menjadi PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan karena semakin meningkatnya kebutuhan listrik dalam masyarakat. PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan terletak di Jl. Sisingamangaraja No. 11 KM. 4 Batu Nadua Padangsidimpuan. PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan sekarang menaungi beberapa Ranting dan Rayon, yaitu : a. Ranting Sibuhuan

b. Ranting Gunung Tua c. Ranting Sipirok d. Ranting Panyabungan


(20)

e. Ranting Aek Kotanopan f. Ranting Mandailing Natal g. Rayon Padangsidimpuan Kota

2. Struktur Organisasi Perusahaan

Seiring berkembangnya suatu perusahaan diperlukan pula tanggung jawab yang besar dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya. Agar perusahaan dapat berjalan dengan baik maka perusahaan membentuk wadah yang disebut organisasi, yang di dalamnya terdapat hubungan antar komponen bagian pada posisi dalam suatu perusahaan. Susunan dari organisasi tersebut disebut juga dengan struktur organisasi. Struktur ini mengandung spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi, sentralisasi, atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja.

Dengan adanya struktur organisasi maka pembagian tugas dalam perusahaan dapat diselesaikan dengan ketentuan yang berlaku. Struktur organisasi juga memberikan stabilitas dan aktivitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup serta mengkoordinasikan hubungan dengan lingkungan. Guna mencapai tujuan perusahaan setiap individu harus melakukan tugas dan tanggung jawab sebagaimana yang telah digariskan dan membantu individu untuk beinisiatif dan mendedikasikan dirinya dalam melakukan pekerjaan di bidangnya.


(21)

Struktur organisasi pada PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan merupakan tipe struktur organisasi garis dan staff. Dalam struktur ini terdapat beberapa orang staff yang berfungsi sebagai orang yang ahli dalam bidang tertentu, bertugas memberi pendapat dalam bidangnya kepada pimpinan di dalam suatu organisasi.

Berdasarkan Keputusan Pimpinan PT. PLN (Persero) WILAYAH

SUMATERA UTARA No. 010.K/PW.SU/2005 tentang organisasi dan tata

kerja unit pelaksana cabang, uraian tugas, wewenang, tanggung jawab, dan fungsi karyawan PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan adalah sebagai berikut :

1. Manajer Cabang

Adapun tugas pokok dari manajer cabang yaitu mengelola dan melaksanakan kegiatan penjualan tenaga listrik, pelayaan pelanggan, pengoperasian dan pemeliharaan jaringan distribusi tenaga listrik di wilayah kerjanya secara efisien sesuai tata kelola perusahaan yang baik berdasarkan kebijakan Kantor Induk untuk menghasilkan pendapatan perusahaan yang didukung dengan pelayanan, tingkat mutu dan keandalan pasokan yang baik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, serta melakukan pembinaan dan pemberdayaan unit asuhan dibawahnya.

2. Asisten Manajer Distribusi

Adapun tugas pokok dari asisten manajer distribusi yaitu mengkoordinasikan perencanaan, pengoperasian dan pemeliharaan sarana


(22)

pendistribusian tenaga listrik yang efektif dan efisien dengan mutu serta keandalan yang baik dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, asisten manajer distribusi memiliki fungsi :

a. Merencanakan pengembangan sistem pendistribusian tenaga listrik untuk meningkatkan mutu dan keandalan pendistribusian tenaga listrik. b. Merencanakan pengoperasian dan pemeliharaan jaringan distribusi

tenaga listrik.

c. Merencanakan dan melaksanakan pembangunan sarana pendistribusian tenaga listrik dan bangunan sipil.

d. Merencanakan kebutuhan material untuk pengoperasian dan

pemeliharaan sarana pendistribusian tenaga listrik.

e. Mengoperasikan dan melaksanakan pemeliharaan sistem

pendistribusian tenaga listrik.

f. Malaksanakan pelayanan gangguan pendistribusian tenaga listrik. g. Menyusun RAO/UAI bagian distribusi.

h. Mengkaji dan mengevaluasi mutu dan keandalan pendistribusian tenaga listrik yang menunjang tingkat mutu pelayanan.

2.1 Supervisor Operasi Distribusi

Adapun tugas pokok dari supervisor operasi distribusi yaitu melaksanakan pengoperasian sistem pendistribusian tenaga listrik dan penerbitan penggunaan jaringan distribusi tenaga listrik kepada pelanggan.


(23)

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, supervisor operasi distribusi memiliki tugas :

a. Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pemeriksaan gardu serta jaringan distribusi tenaga listrik.

b. Melaksanakan kegiatan pengaturan operasional sistem

pendistribusian tenaga listrik.

c. Melaksanakan pelayanan/penanggulangan gangguan jaringan tegangan rendah, gardu distribusi, alat pembatas dan pengukur (APP) rangkaian ke pelanggan.

d. Melaksanakan penyusunan sasaran operasi pemeriksaan APP pelanggan.

e. Melaksanakan pembuatan berita acara pemeriksaan dan

penyimpangan dokumen serta bukti penyalahgunaan jaringan listrik kepada pelanggan.

2.2 Supervisor Pemeliharaan Distribusi

Adapun tugas pokok dari supervisor pemeliharaan distribusi yaitu melaksanakan pemeliharaan jaringan distribusi dan peneraan alat pembatas dan pengukur (APP) rangkaian sambungan untuk pelanggan.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, supervisor pemeliharaan distribusi memiliki tugas :

a. Melaksanakan pengawasan pemeliharaan sarana pendistribusian tenaga listrik.


(24)

b. Melaksanakan peneraan alat pembatas dan pengukur (APP) rangkaian jaringan sambungan untuk pelanggan.

c. Melakukan pengawasan pekerjaan pemasangan jaringan

tegangan menengah, jaringan tegangan rendah, sambungan rumah dan APPnya.

d. Melaksanakan pemasangan dan pembongkaran sambungan

rumah dan APPnya. 3. Asisten Manajer Pemasaran

Adapun tugas pokok dari asisten manajer pemasaran yaitu melaksanakan kegiatan penyusunan prakiraan kebutuhan tenaga listrik, penjualan tenaga listrik, penyuluhan dan survei data pelanggan tenaga listrik di wilayah kerjanya.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, asisten manajer pemasaran memiliki fungsi :

a. Melakukan penyusunan rencana penjualan tenaga listrik dan langkah pencapaiannya.

b. Melaksanakan penyuluhan dan pemberian informasi tentang

ketenagalistrikan dan prosedur pelayanan kepada calon pelanggan/pelanggan/masyarakat.

c. Melaksanakan pembinaan forum komunikasi dengan pelanggan tenaga listrik di wilayah kerjanya.

d. Merencanakan pengembangan dan pembinaan sarana pembayaran rekening listrik (payment point).


(25)

4. Asisten Manajer Komersial

Adapun tugas pokok dari asisten manajer komersial yaitu melakukan upaya pencapaian pendapatan, penyelamatan pendapatan dari penjualan tenaga listrik, dan melaksanakan kebijakan penjualan tenaga listrik serta menerapkan tata kelola peusahaan yang baik.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, asisten manajer komersial memiliki fungsi :

a. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pada bagian komersial.

b. Mengendalikan kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan pelanggan sesuai kebijakan manajemen.

c. Menyusun RAO/UAI bagian komersial secara berkala.

d. Mengkaji laporan-laporan yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan pelanggan untuk mengetahui hambatan-hambatan dan usaha mencari penyelesaiannya.

4.1 Supervisor Pembacaan Meter

Adapun tugas pokok dari supervisor pembacaan meter yaitu melaksanakan pembacaan stand KWh meter, sebagai dasar proses pembuatan rekening dan melaksanakan pengawasan pelaksanaan pembacaan meter yang dilakukan oleh pihak out sourching.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, supervisor pembacaan meter memiliki tugas :


(26)

b. Membuat Route Baca Meter berdasarkan perkembangan dan pertumbuhan pelanggan.

c. Melakukan pengawasan terhadap hasil pembacaan meter yang dilakukan oleh pihak out sourching dengan melakukan uji petik. d. Mencatat adanya kelainan-kelainan atas hasil baca stand meter

dan melakukan kajian sebagai laporan kepada manajemen.

e. Membuat laporan pembacaan stand meter sebagai dasar proses pembuatan rekening.

4.2 Supervisor Tata Usaha Langganan (TUL)

Adapun tugas pokok dari supervisor tata usaha langgangan (TUL) yaitu melaksanakan kegiatan administrasi tata usaha langganan meliputi pelayanan pelanggan, administrasi langganan, penagihan, dan kegiatan pemutusan dan penyambungan.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, supervisor tata usaha langganan (TUL) memiliki tugas :

a. Melaksanakan inventaris piutang listrik.

b. Memberikan informasi tentang BP dan UJL kepada calon pelanggan.

c. Mengelola data pelanggan meliputi jumlah, jenis tarif, dan penggolongan rekening listrik.

d. Mengelola DIL dalam rangka pengusahaan penjualan tenaga listrik.


(27)

f. Mengevaluasi KWh meter yang terpakai akibat pemakaian illegal sebagai dasar penurunan susut jaringan.

g. Melaksanakan penjualan rekening listrik berdasarkan rekening yang tercetak.

h. Melakukan pembukuan piutang listrik. i. Melaksanakan kegiatan penagihan rekening.

j. Melaksanakan kegiatan pengawasan piutang listrik.

k. Melakukan pengawasan atas pendapatan dari hasil penjualan rekening.

4.3 Supervisor Sistem Informasi

Adapun tugas pokok dari supervisor sistem informasi yaitu melaksanakan kegiatan perencanaan, pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi teknologi informasi dalam rangka menunjang pelayanan penjualan tenaga listrik.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, supervisor sistem informasi memiliki tugas :

a. Mengkoordinasikan dan melayani proses pengolahan data dari asisten manajer dalam rangka pemenuhan kebutuhan manajemen. b. Membuat program aplikasi untuk kebutuhan user.

c. Memelihara sistem aplikasi yang telah dioperasikan oleh user. d. Mengembangkan sistem aplikasi dalam rangka peningkatan


(28)

e. Mengevaluasi sistem aplikasi yang telah ada dan melakukan modifikasi sesuai kebutuhan manajemen.

f. Melakukan pencetakan rekening penjualan tenaga listrik. 5. Asisten Manajer Keuangan

Adapun tugas pokok dari asisten manajer keuangan yaitu mengkoordinasikan penyelenggaraan pengelolaan anggaran, keuangan, perpajakan dan asuransi sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen dan membuat laporan keuangan dan akuntansi yang akurat dan tepat waktu. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, asisten manajer keuangan memiliki fungsi :

a. Mengkoordinir pelaksanaan tugas-tugas di lingkungan bagian kuangan.

b. Mengendalikan kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan sesuai kebijakan manajeman.

c. Mengkoordinir usulan RAO/UAI sesuai kebutuhan unit pelaksana unit asuhannya.

d. Menyusun laporan-laporan yang berkaitan dengan kegiatan

pengelolaan keuangan.

5.1 Supervisor Pengendalian Anggaran dan Keuangan

Adapun tugas pokok dari supervisor pengendalian anggaran dan keuangan yaitu menyusun rencana kerja dan anggarannya serta melaksanakan pengelolaan dana dan alur kas.


(29)

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, supervisor pengendalian anggaran dan keuangan memiliki tugas :

a. Menyiapkan rencana kerja dan anggarannya. b. Mengelola pelaksanaan alur kas.

c. Mengusulkan permintaan AT.

d. Memonitor proses dropping atas AT yang telah terbit. e. Mengevaluasi kelengkapan administrasi berkas tagihan. f. Mengusulkan proses bayar atas tagihan yang telah lengkap. g. Membuat pelaporan pajak.

h. Melaksanakan rekonsiliasi Bank Pembiayaan (imprest). i. Melakukan opname fisik uang.

5.2 Supervisor Pendapatan

Adapun tugas pokok dari supervisor pendapatan yaitu melaksanakan pemantauan anggaran belanja dan pendapatan cabang, pengurusan asuransi dan pencatatan pajak perusahaan.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, supervisor pendapatan memiliki tugas :

a. Melakukan pemantauan anggaran belanja dan pendapatan cabang.

b. Mengevaluasi hasil pelunasan penjualan tenaga listrik. c. Mengevaluasi hasil penerimaan BP dan UJL.

d. Mengevaluasi pelaksanaan transfer otomatis Bank Receipt. e. Melakukan rekonsiliasi bank penerimaan (receipt).


(30)

f. Melaksanakan rekonsiliasi pendapatan operasi lainnya dengan Supervisor TUL.

g. Mengusulkan biaya pembayaran materai dibayar dimuka atas rencana penjualan rekening listrik.

h. Membuat daftar PPJ lunas per Kabupaten dan mengusulkan pembayaran PPJ ke instansi terkait.

i. Melakukan rekonsiliasi penerimaan dan penyetoran PPJ ke instansi terkait.

5.3 Supervisor Akuntansi

Adapun tugas pokok dari supervisor akuntansi yaitu melaksanakan pencatatan semua transaksi, aktiva lancar, aktiva tetap, PDP, kas Bank serta inventarisasi aktiva tersebut di atas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan Kebijakan Direksi.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, supervisor akuntansi memiliki tugas :

a. Melaksanakan inventarisasi aktiva lancar, aktiva tetap, PDP dan material PDP.

b. Melaksanakan pencatatan semua transaksi perusahaan yang menyangkut investasi dan operasi aktiva lancer.

c. Melaksanakan pencatatan aktiva tetap dan PDP/material PDP. d. Melakukan rekonsiliasi piutang listrik, penjualan dan piutang


(31)

e. Membuat kartu pengendalian hutang, persekot, Pump KPR/BPRP dan yang mendukung laporan keuangan.

f. Membuat laporan keuangan bulanan, triwulan, semester dan tahunan.

g. Melaksanakan penyajian data yang terkait dengan penyusunan RKAP dan realisasi kinerja.

6. Asisten Manajer SDM dan Administrasi

Adapun tugas pokok dari asisten manajer SDM dan administrasi yaitu melaksanakan pengelolaan kepegawaian, kesekretariatan, perbekalan dan keamanan.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, asisten manajer SDM dan administrasi memiliki fungsi :

a. Merencanakan pengembangan sumber daya manusia.

b. Melakukan kajian dan pengembangan organisasi dalam rangka usulan perubahan struktur organisasi.

c. Melaksanakan tata usaha penggajian dan pengupahan. d. Melaksanakan pembinaan kesejahteraan pegawai.

e. Melaksanakan pengadaan material dan jasa borongan untuk

pengoperasian dan pemeliharaan sarana pendistribusian tenaga listrik. f. Melaksanakan penyimpanan dan pengendalian persediaan material

pengoperasian dan pemeliharaan sarana pendistribusian tenaga listrik. g. Merencanakan kebutuhan sarana kerja.


(32)

i. Melaksanakan kegiatan pengamanan dan kesehatan lingkungan kerja. 6.1 Supervisor Sumber Daya Manusia

Adapun tugas pokok dari supervisor sumber daya manusia yaitu melaksanakan kegiatan perencanaan pengurusan sumber daya manusia.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, supervisor sumber daya manusia memiliki tugas :

a. Merencanakan kegiatan pengembangan SDM. b. Melaksanakan rencana kebutuhan diklat pegawai.

c. Mengelola kegiatan administrasi SDM termasuk pemeliharaan data base pegawai (SIPEG dan Dosier Pegawai).

d. Melaksanakan kegiatan tata usaha penggajian dan pengupahan sumber daya manusia.

e. Mengelola kesesuaian peraturan internal dengan ketentuan ketenagakerjaan.

f. Memproses administrasi mutasi pegawai. g. Mengelola pelaksanaan SMUK pegawai.

h. Mengelola administrasi pelaksanaan TP2DP di unit pelaksana. i. Melaksanakan kegiatan administrasi kesejahteraan pegawai. 6.2 Supervisor Sekretariat

Adapun tugas pokok dari supervisor sekretariat yaitu melaksanakan kegiatan tata usaha kesekretariatan dan pengurusan kegiatan


(33)

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, supervisor sekretariat memiliki tugas :

a. Menyelenggarakan kegiatan administrasi kesekretariatan dan kearsipan.

b. Merencanakan kebutuhan kerja.

c. Mengevaluasi kebutuhan fasilitas dan sarana kantor serta rumah jabatan.

d. Melaksanakan pengamanan kegiatan rumah tangga satuan organisasi terkait.

e. Melaksanakan pengurusan surat-surat tanah. f. Melaksanakan kegiatan hubungan masyarakat. 6.3 Supervisor Perbekalan

Adapun tugas dari supervisor perbekalan yaitu melaksanakan standard sarana pelayanan dan mengevaluasi kebutuhan sarana kantor dan fasilitas yang dimiliki perusahaan.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, supervisor perbekalan memiliki fungsi :

a. Melaksanakan ketatausahaan perbekalan baik untuk material investasi, operasi dan pemeliharaan sarana pendistribusian tenaga listrik dan alat tulis kantor.

b. Melaksanakan penyimpanan barang dan pengamanannya. c. Melaksanakan pelayanan penerimaan dan pengeluaran barang d. Mengelola pelaksanaan administrasi barang-barang gudang.


(34)

B. PENGERTIAN DAN PENGGOLONGAN BEBAN OPERASIONAL 1. Pengertian Beban Operasional

Biaya merupakan unsur penting dalam menjalankan kegiatan operasi suatu perusahaan, karena biaya harus terlebih dahulu dikeluarkan sebelum menghasilkan suatu produk, baik itu berupa barang atau jasa.

Dalam pengelolaan perusahaan, baik perusahaan besar atau kecil harus berhadapan dengan biaya yang harus dan akan dikeluarkan. Masalah biaya pada perusahaan hanya dapat dipecahkan secara memuaskan bila perusahaan tersebut memiliki pengetahuan mengenai biaya yang berkaitan dengannya.

Biaya operasional merupakan suatu elemen yang paling penting dalam aktivitas ekonomi dari suatu perusahaan dalam pembentukan laba perusahaan.

A. Halim (2004 : 6) menyatakan bahwa

“Biaya operasional adalah biaya yang berhubungan dengan operasi perusahaan terdiri dari beban penjualan dan beban administrasi dan umum, dimana semua biaya ini dibebankan pada penghasilan (revenue) di periode mana beban tersebut terjadi”.

Sedangkan Djarwanto Ps. (2001 : 234) menyatakan bahwa “Beban

operasi adalah beban yang timbul sehubungan dengan penjualan atau pemasaran barang atau jasa dan penyelenggaraan fungsi administrasi dan umum dari perusahaan yang bersangkutan”.

William Carter K. dan Milton F. Usry (2004 : 223) mengemukakan bahwa “Beban operasi adalah pembayaran tunai atau komitmen untuk

membayar tunai di masa datang yang ditujukan untuk menghasilkan pendapatan”.


(35)

Dari defenisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa beban operasional digunakan untuk mengukur pengorbanan yang dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan pendapatan.

2. Penggolongan Beban Operasional

Penggolongan beban sangat penting guna membuat ikhtisar yang berarti atas data biaya. Penggolongan beban tergantung untuk apa beban tersebut digolongkan, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih baik pada perusahaan. Keberhasilan dalam merencanakan dan mengendalikan biaya bergantung pada pemahaman yang menyeluruh atas hubungan antara biaya dan aktivitas bisnis dalam perusahaan.

Bila ditinjau secara istilah, beban dengan biaya memiliki arti yang berbeda, namun PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan tidak membedakan kedua istilah tersebut.

Beban dapat digolongkan dengan berbagai cara untuk keperluan data yang dapat memenuhi kebutuhan pimpinan perusahaan. Penggolongan biaya yang paling umum didasarkan pada hal-hal berikut ini :

1. Hubungan biaya dengan produk.

2. Hubungan biaya dengan volume produksi.

3. Hubungan biaya dengan departemen produksi atau segmen lain. 4. Hubungan biaya dengan periode akuntansi.


(36)

Berikut akan dijelaskan penggolongan masing-masing biaya tersebut, yaitu :

1. Penggolongan beban dalam hubungannya dengan produk, yang terdiri dari : a. Biaya Manufaktur

Biaya manufaktur juga disebut biaya produksi atau biaya pabrik, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau pengolahan bahan baku sampai menjadi produk atau barang jadi.

Biaya manufaktur dapat digolongkan dalam : 1.) Biaya bahan baku langsung.

2.) Biaya tenaga kerja langsung. 3.) Biaya overhead pabrik. b. Biaya Komersial

Biaya komersial dapat diklasifikasikan dalam : 1.) Beban Pemasaran

Beban pemasaran merupakan beban yang terjadi ketika proses manufaktur selesai dan produk ada dalam kondisi siap dijual.

2.) Beban Administrasi dan Umum

Beban administrasi dan umum merupakan beban yang terjadi dalam mengarahkan dan mengendalikan organisasi.

2. Penggolongan beban dalam hubungannya dengan volume produksi, yang terdiri dari :


(37)

Biaya variable (variable cost) merupakan biaya yang secara total berubah secara proporsional terhadap perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan (relevant range), dimana semakin besar volume aktivitas maka semakin tinggi jumlah total biaya variable dan sebaliknya.

b. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya yang bersifat konstan secara total saat aktivitas bisnis meningkat atau menurun dalam rentang yang relevan. c. Biaya Semivariabel

Biaya semivariabel merupakan biaya yang secara total tidak berubah secara tidak proporsional terhadap perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan, dimana semakin besar volume aktivitas maka semakin kecil jumlah biaya totalnya dan sebaliknya.

3. Penggolongan beban dalam hubungannya dengan Departemen Produksi atau segmen lain, yang terdiri dari :

a. Biaya Langsung Departemen (Direct Cost)

Biaya langsung departemen (Direct Cost) merupakan biaya yang dapat ditelusuri ke suatu departemen dimana biaya tersebut berasal.

b. Biaya Tidak Langsung Departemen (Indirect Cost)

Biaya tidak langsung departemen (Indirect Cost) merupakan biaya yang digunakan bersama oleh beberapa departemen yang memperoleh manfaat dari biaya tersebut.


(38)

Biaya tidak langsung departemen (Indirect Cost) terdiri atas : 1.) Biaya Bersama (Common Cost)

2.) Biaya Gabungan (Joint Cost)

4. Penggolongan beban dalam hubungannya dengan periode akuntansi, yang terdiri dari :

a. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure)

Pengeluaran modal (Capital Expenditure) adalah pengeluaran yang ditujukan untuk memberikan manfaat pada periode akuntansi yang akan datang dan dilaporkan sebagai aktiva.

b. Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure)

Pengeluaran pendapatan (Revenue Expenditure) adalah pengeluaran yang akan memberikan manfaat pada periode akuntansi dimana pengeluaran tersebut terjadi dan dilaporkan sebagai beban.

5. Penggolongan beban dalam hubungannya dengan suatu keputusan, tindakan, atau evaluasi, yang terdiri dari :

a. Biaya Diferensial

Biaya diferensial merupakan biaya yang hanya terjadi apabila terdapat pengambilan keputusan terhadap satu alternatif tertentu, maka biaya tersebut merupakan biaya tunai yang berkaitan dengan alternatif tersebut. b. Biaya Tertanam (Sunk Cost)

Biaya tertanam (Sunk Cost) merupakan biaya yang telah terjadi apabila terdapat ketidakrelevanan terhadap pengambilan keputusan dari satu alternatif tertentu.


(39)

Beban operasional yang terjadi dalam kegiatan operasi pada PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan terbagi atas :

1. Beban Operasional

Beban operasional pada PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan terdiri dari :

a. Beban Pemeliharaan, berupa : 1.) Beban Pemakaian Material 2.) Beban Jasa Borongan b. Beban Kepegawaian, berupa :

1.) Beban Pegawai

2.) Beban Pegawai Lainnya 3.) Beban Cuti dan Lainnya c. Beban Penyusutan Aktiva Tetap d. Beban Administrasi

e. Beban Lain-lain

2. Beban Di Luar Operasional

Beban di luar operasional pada PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan terdiri dari :

a. Beban Tunjangan Kesehatan Pensiun b. Beban Lain-lain


(40)

C. PERENCANAAN BEBAN OPERASIONAL

Perencanaan merupakan langkah awal perusahaan yang akan menentukan tujuan perusahaan, berupa target atau hasil yang terukur dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan perusahaan.

M. Nafarin (2000 : 3) mengartikan “Perencanaan sebagai tindakan

yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu mendatang dalam mencapai tujuan yang diinginkan”.

Selanjutnya R. A Supriono (2002 : 7) mengatakan bahwa “Perencanaan

adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai perusahaan. Perencanaan ini dapat disusun jangka pendek, jangka panjang, dan akan dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan perusahaan”.

Sedangkan menurut William Carter K dan Milton F. Usry (2004 : 37),

“Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai perusahaan dan mengatur strategi yang akan dilaksanakan dengan menggunakan sumber daya yang ada. Perencanaan ini dapat disusun untuk jangka pendek dan jangka panjang dan akan dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan perusahaan”.

Dengan disusunnya perencanaan, maka manfaat yang akan diperoleh perusahaan adalah :

1. Perencanaan dapat menetapkan kegiatan di masa yang akan datang dengan membandingkannya dengan masa yang lalu.


(41)

3. Perencanaan dapat mengatasi problem yang dihadapi dengan sebaik-baiknya. 4. Perencanaan dapat memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran

operasi yang lebih jauh lagi.

5. Perencanaan dapat membantu penempatan tanggung jawab lebih lanjut.

Perencanaan beban operasional sangat penting dalam suatu perusahaan sebab beban operasional merupakan salah satu elemen yang penting dalam pembentukan laba perusahaan. Selain itu, perencanaan beban operasional merupakan proses penetapan peran dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan yang menunjukkan rencana perusahaan untuk masa yang akan datang yang harus dicapainya.

Dalam merencanakan beban operasional perlu memperhatikan faktor-faktor berikut ini :

a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksanaan umum perusahaan. b. Informasi mengenai data-data tahun yang lalu.

c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.

d. Pengetahuan tentang teknik, strategi pesaing dan gerak-gerak pesaing. e. Kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan pemerintah.

f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.

Anggaran merupakan penjabaran dari fungsi perencanaan yang akan memberikan manajemen proyeksi yang dapat dipercaya mengenai hasil-hasil dari rencana yang dilaksanakan. Seluruh beban operasional yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan operasional dihadapkan dengan anggaran untuk mengetahui


(42)

diambil tindakan perbaikan dengan tujuan untuk meminimalisir beban-beban yang dapat merugikan perusahaan.

Pada dasarnya anggaran disusun melalui analisa yang cermat dan teliti berdasarkan data periode tahun yang lalu, sehingga mencerminkan tindakan terperinci untuk digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatan perusahaan di masa mendatang dan juga sebagai dasar untuk melakukan penilaian. Untuk menyusun suatu anggaran sebagai suatu alat perencanaan, maka anggaran tersebut harus realistis, fleksibel, dan kontinu. Realistis berarti tidak terlalu optimis maupun pesimis berdasarkan kenyataan yang ada. Fleksibel memiliki peluang untuk disesuaikan dengan keadaan yang mungkin berubah. Sedangkan kontinu dapat berarti dilaksanakan secara terus-menerus dan bukan kegiatan yang insidental.

Dalam menyusun anggaran, perusahaan harus yakin akan kemampuannya mengendalikan berbagai relevan variabel untuk mencapai tujuan, mampu melaksanakan sistem manajemen ilmiah, mampu berkomunikasi secara efektif dan dapat memberikan motivasi kepada anggaran serta mendorong adanya sikap partisipasi.

Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atas penetapan atau pelaksanaan beban operasional adalah pimpinan tertinggi suatu perusahaan itu sendiri. Namun dalam hal ini penyusunan anggaran tidak dilakukan sendiri, pimpinan dapat mendelegasikannya kepada bawahan yang berkompeten. Tetapi


(43)

pada dasarnya pimpinan tetap harus mengawasi dan membimbing bawahannya dalam menetapkan beban operasional tersebut.

Pada PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan, untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya terlebih dahulu melakukan perencanaan terhadap beban yang mungkin terjadi di lapangan yang ditujukan pada masing-masing bagian yang akan menggunakan beban tersebut. Penyusunan perencanaan ini dipimpin oleh Manajer Cabang dan Asisten Manajer Distribusi. Perencanaan ini dimulai dengan mengambil keputusan apa yang disajikan dan dibutuhkan oleh tiap bagian dalam perusahaan yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data perusahaan mengenai situasi dan kondisi di masa yang akan datang dengan melihat hasil operasional tahun lalu.

Kemudian rencana tersebut dilanjutkan dengan pembuatan anggaran beban operasi untuk suatu periode akuntansi yang dilaksanakan oleh bagian keuangan dan pembukuan untuk kemudian disahkan oleh Manajer Cabang. Selanjutnya, rencana tersebut diajukan ke PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara untuk dapat disetujui oleh Kepala Wilayah dalam hal ini General Manajer. Beban yang telah disetujui tersebut merupakan besarnya beban yang dialokasikan perusahaan sebagai pedoman kinerja perusahaan.

D. PENGAWASAN BEBAN OPERASIONAL

Pengawasan merupakan kegiatan penilaian dan perbaikan mengenai sejauh mana pelaksanaan rencana telah dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Melalui pengawasan, perusahaan dapat menghindari kemungkinan


(44)

kegagalan yang terjadi dan mendorong keberhasilan terhadap kinerja perusahaan serta membandingkannya dengan standard kerja.

Menurut M. Sofyan Syafri (2001 : 10),

“Pengawasan adalah segala usaha dan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui dan menilai apakah pelaksanaan tugas sesuai dengan yang sebenarnya. Pengawasan mencakup upaya memeriksa apakah semua yang terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan, perintah yang dikeluarkan dan prinsip yang dianut juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan agar dapat dihindari kejadian di kemudian hari. Dalam hal ini tindakan pengawasan dijalankan agar setiap kegiatan berjalan sesuai rencana untuk mencapai hasil atau sasaran yang ditetapkan”.

Matz dan Usry (2003 : 5) mengemukakan bahwa :

“Pengawasan adalah usaha sistematis perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja secara terus-menerus diawasi dan jika manajemen ingin tetap berada dalam batas-batas keteraturan yang telah digariskan, hasil nyata dari setiap kegiatan debandingkan dengan rencana dan bila terdapat perbedaan besar akan diambil tindakan perbaikan”.

Dari defenisi tersebut, pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses penetapan pekerjaan, menilai dan mengoreksi dengan maksud agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana.

Secara garis besar tujuan dari pengawasan adalah sebagai berikut :

1. Melakukan penilaian apakah tugas yang dilaksanakan sudah sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan atau prosedur yang berlaku. 2. Melakukan penentuan apakah tujuan organisasi yang telah dicapai sesuai

dengan rencana yang ditetapkan.

3. Menilai apakah sumber daya manusia, pemeliharaan, dan biaya yang ada telah digunakan secara efisien tanpa adanya pemborosan.


(45)

4. Untuk mengetahui tantangan-tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan perencanaan.

Pengawasan beban operasional diperlukan untuk membandingkan kegiatan operasional dan prestasi yang dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan apakah dapat ditemukan efisiensi beban operasional dan kinerja perusahaan.

Sistem pengawasan yang paling efektif digunakan oleh suatu perusahaan adalah melalui sistem pengawasan intern atau disebut juga struktur pengendalian intern.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2001 : SA Seksi 319.2),

“Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personal lain entitas di desain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan berikut ini :

a.Keandalan laporan keuangan

b.Efektivitas dan efisiensi operasi, dan

c.Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku”.

Pengawasan beban operasional dapat dilaksanakan oleh satuan pengawasan intern perusahaan dengan dua aspek pengawasan, yaitu :

1. Pengawasan Operasional

Pengawasan operasional merupakan pengawasan yang dilakukan pimpinan melalui kegiatan (operasi) perusahaan. Tetapi dengan berkembangnya perusahaan apabila sasaran hendak dicapai, pengawasan operasional tidak dapat dipertahankan karena hal tersebut merupakan pemborosan dan kurang efisien, maka pengawasan operasional sebaiknya ditambah dengan


(46)

2. Pengawasan Akuntansi

Pengawasan akuntansi merupakan pengawasan yang dilakukan melalui prosedur akuntansi dan pencatatan-pencatatan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), sebab sasaran pokok tertuju pada pengelompokan beban. Pengawasan akuntansi bertujuan untuk menciptakan suatu sistem pencatatan yang dapat mengembangkan pertanggungjawaban beban-beban arus pekerjaan, serta memberikan laporan singkat tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengawasan dan laporan statistik untuk mengetahui perkembangan orang-orang yang bertanggung jawab atas biaya, apakah mereka melaksanakan tugasnya sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan atau tidak.

Pengawasan terhadap beban operasional tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya perencanaan yang telah digariskan terlebih dahulu. Untuk mendapatkan pengawasan yang baik terhadap beban operasional perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :

a. Biaya yang dikeluarkan harus disetujui oleh pihak yang berwenang dan biaya tersebut memang benar-benar diperlukan.

b. Biaya yang terjadi merupakan tanggung jawab pengawasan yang memberi wewenang.

Pengawasan beban operasional pada PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan diawasi oleh Manajer Cabang beserta Asisten Manajer Keuangan. Dalam pengawasannya, PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan tidak menggunakan suatu sistem pengawasan khusus. Dalam hal ini PT. PLN


(47)

(Persero) Cabang Padangsidimpuan melakukan pengawasan melalui prosedur serta catatan yang berkaitan dengan pengamanan harta kekayaan dan catatan-catatan finansial lainnya. Selain itu, PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara nantinya juga akan turut andil dalam pengawasan biaya operasional tersebut.

E. PENYIMPANGAN BEBAN OPERASIONAL

Penyimpangan (varians) merupakan suatu sinyal. Varians yang besar, baik menguntungkan maupun tidak menguntungkan, sebaiknya diinvestigasi dan dianalisis. Suatu varians dapat disebabkan oleh kejadian acak yang tidak diharapkan akan terulang kembali, atau oleh masalah sistematis yang dapat diperbaiki.

Analisa varians melibatkan penggunaan hubungan antara dua variabel yang masing-masing terdiri dari rangkaian data untuk memantau sebab-sebab terjadinya penyimpangan. Analisa varians digunakan secara luas dalam laporan keuangan dan sering diaplikasikan apabila terdapat penyimpangan antara realisasi tahun berjalan dengan realisasi tahun lalu, serta penyimpangan antara realisasi dengan anggaran, dimana anggaran diperlakukan sebagai dasar perbandingan.

Penyimpangan beban operasional dapat diartikan sebagai perbedaan yang diperoleh dari perbandingan antara perencanaan anggaran dengan realisasi beban operasional yang terjadi. Penyimpangan tersebut dapat terjadi dalam dua kemungkinan yaitu :


(48)

a. Penyimpangan yang menguntungkan (Favorable Variance)

Penyimpangan yang menguntungkan terjadi apabila perencanaan beban lebih besar dibandingkan dengan realisasinya.

b. Penyimpangan yang tidak menguntungkan (Unfavorable Variance)

Penyimpangan yang tidak menguntungkan terjadi apabila realisasi beban lebih besar dibandingkan dengan perencanaannya.

Kemudian penyimpangan beban yang terjadi akan dianalisa sehingga dapat diketahui hal-hal yang menyebabkan penyimpangan tersebut terjadi dan diputuskan tindakan koreksi yang harus diambil.


(49)

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

A. PERENCANAAN BEBAN OPERASIONAL

Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa perencanaan merupakan langkah awal dalam menentukan tujuan perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Guna mencapai tujuan perusahaan tersebut diperlukan perencanaan yang baik terhadap beban operasional perusahaan. Hal ini disebabkan karena perencanaan beban operasional merupakan proses penetapan peran dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan yang menunjukkan rencana perusahaan untuk masa yang akan datang yang harus dicapainya.

Dalam merencanakan beban operasional PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan telah memperhatikan faktor-faktor berikut ini :

g. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksanaan umum perusahaan. h. Informasi mengenai data-data tahun yang lalu.

i. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.

j. Pengetahuan tentang teknik, strategi pesaing dan gerak-gerak pesaing. k. Kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan pemerintah.

l. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.

Berdasarkan analisa yang dilakukan oleh penulis terhadap data yang telah diinformasikan oleh manajemen perusahaan berkaitan dengan perencanaan beban operasional, penulis beranggapan perusahaan telah melakukan perencanaan


(50)

beban operasional dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada laporan laba-rugi perusahaan dimana PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan telah menetapkan perencanaannya melalui beban operasional guna mencapai sasaran yang diinginkan. Penyusunan perencanaan tersebut dilakukan dengan cermat dan teliti agar perusahaan dapat berjalan sebagaimana yang diinginkan dan hasil-hasil yang akan dicapai dapat direalisasikan.

Selain itu, PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan telah merencanakan penyusunan anggaran beban operasionalnya dengan melibatkan bagian-bagian yang berkaitan dengan operasional perusahaan tersebut. Penyusunan anggaran beban operasional tersebut melibatkan Manajer Cabang dan Asisten Manajer Distribusi serta karyawan yang berkompeten lainnya. Perusahaan telah merencanakan dan menyusun anggaran berdasarkan biaya yang telah terjadi sebelumnya, kemudian ditambah dengan penyesuaian dan proyeksi yang telah dibuat oleh manajemen perusahaan.

B. PENGAWASAN BEBAN OPERASIONAL

Pengawasan terhadap beban operasional diperlukan agar perencanaan yang telah disusun dan dijalankan oleh tiap-tiap bagian perusahaan pada PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan sesuai dengan yang diharapkan, serta dapat membandingkan kegiatan operasional dan prestasi yang dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan apakah dapat ditemukan efisiensi beban operasional dan kinerja perusahaan.


(51)

Untuk mendapatkan pengawasan yang baik terhadap beban operasional PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan telah memperhatikan hal-hal berikut ini :

c. Biaya yang dikeluarkan harus disetujui oleh pihak yang berwenang dan biaya tersebut memang benar-benar diperluka n.

d. Biaya yang terjadi merupakan tanggung jawab pengawasan yang memberi wewenang.

Berdasarkan analisa yang dilakukan oleh penulis berkaitan dengan pengawasan beban operasional tersebut, penulis beranggapan bahwa perusahaan telah melaksanakan pengawasan dengan cukup baik. Hal ini dilihat dari laporan laba-rugi perusahaan pada akhir periode dimana dapat dilihat keefisienan dari program yang ada, kerena hal tersebut juga dijadikan dasar bagi penyusunan beban operasional untuk periode yang akan datang.

Selain itu, pengawasan beban operasional PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan diawasi oleh Manajer Cabang dan Asisten Manajer Keuangan dan tidak ada suatu sistem pengawasan khusus yang digunakan oleh PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan dalam pengawasannya. PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan menggunakan anggaran dimana pada awal periode ditentukan jenis anggaran beban operasional untuk setiap jenis beban yang kemudian didistribusikan untuk setiap jenis bagian yang fungsional. Dalam hal ini, PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan melakukan pengawasan melalui prosedur serta catatan yang berkaitan dengan pengamanan harta kekayaan dan catatan-catatan finansial lainnya.


(52)

C. PENYIMPANGAN BEBAN OPERASIONAL TERHADAP PELAKSANAAN KEGIATAN PERUSAHAAN

Analisa yang dilakukan terhadap penyimpangan perlu dilakukan, kerena tidak ada gunanya mengetahui adanya suatu keadaan yang kurang baik tanpa melakukan tindakan perbaikan terhadap keadaan tersebut. Namun demikian, hal-hal yang telah sesuai dengan anggaran juga harus tetap diwaspadai terhadap adanya kemungkinan kesesuaian yang disengaja untuk menutupi kesalahan yang sebenarnya terjadi.

Ada dua penyimpangan yang umumnya terjadi pada biaya, yaitu penyimpangan yang menguntungkan (Favorable Variance) dan penyimpangan yang tidak menguntungkan (Unfavorable Variance).

Penyimpangan-penyimpangan beban operasional yang terjadi pada PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan adalah sebagai berikut :

a. Beban Pemeliharaan berupa Jasa Borongan dianggarkan sebesar Rp. 5.141.112.000, realisasinya sebesar Rp. 5.547.581.334, dengan selisih sebesar Rp. 406.469.334.

b. Beban Pegawai dianggarkan sebesar Rp. 6.649.630.000, realisasinya sebesar Rp. 6.326.820.211, dengan selisih sebesar Rp. 322.809.789.

c. Beban Tunjangan Kesehatan Pensiun dianggarkan sebesar Rp. 148.980.000, realisasinya sebesar Rp. 65.318.942, dengan selisih sebesar Rp. 83.661.058.

Dari perbandingan antara anggaran dengan realisasi di atas, dapat dilihat bahwa dari beban pemeliharaan berupa jasa borongan dapat diperoleh kerugian sebesar Rp. 406.469.334. Dari beban pegawai dapat diperoleh keuntungan sebesar


(53)

Rp. 322.809.789. Sedangkan dari beban tunjangan kesehatan pensiun dapat diperoleh keuntungan sebesar Rp. 83.661.058.

Berdasarkan analisa yang dilakukan penulis berkaitan dengan pengawasan beban operasional terhadap pelaksanaan kegiatan pada PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan, penulis beranggapan bahwa secara umum PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan mengalami realisasi yang lebih kecil dibandingkan dengan perencanaan anggarannya. Realisasi yang lebih kecil tersebut mengakibatkan adanya penyimpangan yang menguntungkan (favorable variance). Hal ini dapat menunjukkan bahwa perencanaan dan pengawasan yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan dapat dikatakan telah berjalan dengan efektif dan efisien.

Terhadap penyimpangan beban di atas, perusahaan selanjutnya melaksanakan pemeriksaan atau evaluasi yang dilakukan oleh internal auditor. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui apakah kenaikan atau penurunan beban tersebut memang benar terjadi atau hanya fiktif belaka. Jika setelah diperiksa bahwa biaya tersebut dikeluarkan untuk menambah kekurangan anggaran yang telah dialokasikan terlebih dahulu, maka manajemen perusahaan akan mengeluarkan surat penambahan anggaran agar dapat digunakan untuk membuat penyesuaian anggaran apabila diperlukan nantinya.


(54)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, baik yang bersifat teoritis maupun dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan, maka dapat diambil kesimpulan antara lain : 1. Beban operasional merupakan beban yang digunakan untuk mengukur

pengorbanan yang dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan pendapatan.

2. Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai perusahaan dan mengatur strategi yang akan dilaksanakan dengan menggunakan sumber daya yang ada. Perencanaan ini dapat disusun untuk jangka pendek dan jangka panjang dan akan dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan perusahaan.

3. Pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses penetapan pekerjaan, menilai dan mengkoreksi dengan maksud agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

4. Perencanaan beban operasional pada PT. PLN (Persero) Cabang

Padangsidimpuan telah dilakukan dengan baik yang dalam penyusunannya melibatkan Manajer Cabang dan Asisten Manajer Distribusi, dimana anggaran tersebut disusun untuk satu periode akuntansi.


(55)

5. Dalam pengawasan beban operasional PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan telah melaksanakannya dengan cukup baik. Hal ini terlihat dengan adanya penurunan yang dialami oleh beban operasional dibandingkan anggarannya.

6. Penyimpangan yang terjadi antara realisasi dengan anggaran kemungkinan disebabkan karena kurangnya ketidaksiapan manajemen untuk menghadapi perubahan yang terjadi di lapangan atau terdapatnya pengawasan yang kurang memadai terhadap biaya yang ada.

7. Berkaitan dengan perencanaan dan pengawasan yang dilakukan oleh perusahaan dapat dikatakan telah meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan.

B. SARAN

Dalam hal ini, penulis akan mencoba untuk memberikan sedikit saran yang mungkin akan bermanfaat bagi kepentingan perusahaan di masa yang akan datang. Adapun saran yang penulis kemukakan antara lain :

1. Mengingat pentingnya perencanaan dan pengawasan beban operasional dalam aktivitas perusahaan, maka disarankan agar perusahaan dapat benar-benar menerapkannya dengan sebaik-baiknya.

2. Perencanaan dan pengawasan beban operasional perusahaan telah berjalan dengan baik, maka perusahaan harus dapat mempertahankannya, telebih lagi meningkatkan aktivitas tersebut sehingga efisiensi dan efektivitas perusahaan juga akan meningkat.


(56)

3. Perusahaan sebaiknya menggunakan analisa yang lebih luas lagi dalam merencanakan anggaran beban operasional dengan memperhatikan faktor ekstern dan intern perusahaan.

4. Dalam merencanakan beban operasional diperlukan data yang tepat dan akurat, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang dirasa merugikan dapat diminimalisir dengan segera.

5. Hendaknya perusahaan harus lebih merencanakan dan mengawasi beban operasional secara tepat agar dapat memperoleh laba semaksimal mungkin guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan.

6. Seluruh jajaran staff dan karyawan perusahaan sebaiknya ikut andil dalam peningkatan kinerja perusahaan.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Carter, William K dan Milton F. Usry.2004.Akuntansi Biaya, Penerjemah : Krista, Buku I, Edisi Ketiga Belas, Salemba Empat, Jakarta.

Djarwanto Ps.2001.Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan, Cetakan Kedelapan, BPFE, Yogyakarta.

Halim, A.2004.Dasar-dasar Akuntansi Biaya, Edisi Keempat, Cetakan Ketiga, BPFE, Yogyakarta.

Maltz, Adolf dan Milton F. Usry.2003.Akuntansi Biaya : Perencanaan dan

Pengendalian, Penerjemah : Gunawan Hutauruk, Jilid I, Edisi

Kedelapan, Erlangga, Jakarta.

Narafin, M.2000.Penganggaran Perusahaan, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Supriyono, R.A.2002.Sistem Pengendalian Manajemen, Buku 2, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Sutomo, Bambang dan Nur Indriyantoro.2002.Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kedua, BPFE UGM, Yogyakarta.

Syafri, M. Sofyan.2001.Budgeting : Penganggaran Perencanaan Lengkap, Cetakan Pertama, PT. Pustaka Quantum, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia.2001.Standard Profesional Akuntan Publik, STIE YKPN, Jakarta.


(58)

LAMPIRAN 1

STRUKTUR ORGANISASI

PT. PLN (PERSERO) CABANG PADANGSIDIMPUAN

MANAJER CABANG

ASMAN

DISTRIBUSI ASMAN PEMASARAN

ASMAN KOMERSIAL

ASMAN KEUANGAN ASMAN SDM & ADMINISTRASI

Supervisor Operasi

Distribusi Supervisor Cater

Supervisor Dal

Anggaran & Keu. Supervisor SDM

Supervisor

Pemeliharaan Dist. Supervisor TUL

Supervisor Dal Pendapatan

Supervisor Sekretariat

Ranting/Rayon

Supervisor Sistem Informasi

Supervisor Akuntansi

Supervisor Perbekalan


(1)

Rp. 322.809.789. Sedangkan dari beban tunjangan kesehatan pensiun dapat diperoleh keuntungan sebesar Rp. 83.661.058.

Berdasarkan analisa yang dilakukan penulis berkaitan dengan pengawasan beban operasional terhadap pelaksanaan kegiatan pada PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan, penulis beranggapan bahwa secara umum PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan mengalami realisasi yang lebih kecil dibandingkan dengan perencanaan anggarannya. Realisasi yang lebih kecil tersebut mengakibatkan adanya penyimpangan yang menguntungkan (favorable variance). Hal ini dapat menunjukkan bahwa perencanaan dan pengawasan yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan dapat dikatakan telah berjalan dengan efektif dan efisien.

Terhadap penyimpangan beban di atas, perusahaan selanjutnya melaksanakan pemeriksaan atau evaluasi yang dilakukan oleh internal auditor. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui apakah kenaikan atau penurunan beban tersebut memang benar terjadi atau hanya fiktif belaka. Jika setelah diperiksa bahwa biaya tersebut dikeluarkan untuk menambah kekurangan anggaran yang telah dialokasikan terlebih dahulu, maka manajemen perusahaan akan mengeluarkan surat penambahan anggaran agar dapat digunakan untuk membuat penyesuaian anggaran apabila diperlukan nantinya.


(2)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, baik yang bersifat teoritis maupun dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan, maka dapat diambil kesimpulan antara lain : 1. Beban operasional merupakan beban yang digunakan untuk mengukur

pengorbanan yang dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan pendapatan.

2. Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai perusahaan dan mengatur strategi yang akan dilaksanakan dengan menggunakan sumber daya yang ada. Perencanaan ini dapat disusun untuk jangka pendek dan jangka panjang dan akan dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan perusahaan.

3. Pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses penetapan pekerjaan, menilai dan mengkoreksi dengan maksud agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

4. Perencanaan beban operasional pada PT. PLN (Persero) Cabang

Padangsidimpuan telah dilakukan dengan baik yang dalam penyusunannya melibatkan Manajer Cabang dan Asisten Manajer Distribusi, dimana anggaran tersebut disusun untuk satu periode akuntansi.


(3)

5. Dalam pengawasan beban operasional PT. PLN (Persero) Cabang Padangsidimpuan telah melaksanakannya dengan cukup baik. Hal ini terlihat dengan adanya penurunan yang dialami oleh beban operasional dibandingkan anggarannya.

6. Penyimpangan yang terjadi antara realisasi dengan anggaran kemungkinan disebabkan karena kurangnya ketidaksiapan manajemen untuk menghadapi perubahan yang terjadi di lapangan atau terdapatnya pengawasan yang kurang memadai terhadap biaya yang ada.

7. Berkaitan dengan perencanaan dan pengawasan yang dilakukan oleh perusahaan dapat dikatakan telah meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan.

B. SARAN

Dalam hal ini, penulis akan mencoba untuk memberikan sedikit saran yang mungkin akan bermanfaat bagi kepentingan perusahaan di masa yang akan datang. Adapun saran yang penulis kemukakan antara lain :

1. Mengingat pentingnya perencanaan dan pengawasan beban operasional dalam aktivitas perusahaan, maka disarankan agar perusahaan dapat benar-benar menerapkannya dengan sebaik-baiknya.

2. Perencanaan dan pengawasan beban operasional perusahaan telah berjalan dengan baik, maka perusahaan harus dapat mempertahankannya, telebih lagi meningkatkan aktivitas tersebut sehingga efisiensi dan efektivitas perusahaan juga akan meningkat.


(4)

3. Perusahaan sebaiknya menggunakan analisa yang lebih luas lagi dalam merencanakan anggaran beban operasional dengan memperhatikan faktor ekstern dan intern perusahaan.

4. Dalam merencanakan beban operasional diperlukan data yang tepat dan akurat, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang dirasa merugikan dapat diminimalisir dengan segera.

5. Hendaknya perusahaan harus lebih merencanakan dan mengawasi beban operasional secara tepat agar dapat memperoleh laba semaksimal mungkin guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan.

6. Seluruh jajaran staff dan karyawan perusahaan sebaiknya ikut andil dalam peningkatan kinerja perusahaan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Carter, William K dan Milton F. Usry.2004.Akuntansi Biaya, Penerjemah : Krista, Buku I, Edisi Ketiga Belas, Salemba Empat, Jakarta.

Djarwanto Ps.2001.Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan, Cetakan Kedelapan, BPFE, Yogyakarta.

Halim, A.2004.Dasar-dasar Akuntansi Biaya, Edisi Keempat, Cetakan Ketiga, BPFE, Yogyakarta.

Maltz, Adolf dan Milton F. Usry.2003.Akuntansi Biaya : Perencanaan dan

Pengendalian, Penerjemah : Gunawan Hutauruk, Jilid I, Edisi

Kedelapan, Erlangga, Jakarta.

Narafin, M.2000.Penganggaran Perusahaan, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Supriyono, R.A.2002.Sistem Pengendalian Manajemen, Buku 2, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Sutomo, Bambang dan Nur Indriyantoro.2002.Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kedua, BPFE UGM, Yogyakarta.

Syafri, M. Sofyan.2001.Budgeting : Penganggaran Perencanaan Lengkap, Cetakan Pertama, PT. Pustaka Quantum, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia.2001.Standard Profesional Akuntan Publik, STIE YKPN, Jakarta.


(6)

LAMPIRAN 1

STRUKTUR ORGANISASI

PT. PLN (PERSERO) CABANG PADANGSIDIMPUAN

MANAJER CABANG

ASMAN

DISTRIBUSI ASMAN PEMASARAN

ASMAN KOMERSIAL

ASMAN KEUANGAN ASMAN SDM & ADMINISTRASI

Supervisor Operasi

Distribusi Supervisor Cater

Supervisor Dal

Anggaran & Keu. Supervisor SDM

Supervisor

Pemeliharaan Dist. Supervisor TUL

Supervisor Dal Pendapatan

Supervisor Sekretariat

Ranting/Rayon

Supervisor Sistem Informasi

Supervisor Akuntansi

Supervisor Perbekalan