BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Definisi Pajak
Definisi pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Somitro, S.H dalam Mardiasmo, 2009:1,
―Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal kontraprestasi yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum‖.
Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut: ―Pajak
adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan
sumber utama untuk membiayai public investment .‖
Ray M. Sommerfeld, Hershel M. Anderson, dan Horace R. Brock dalam Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu, 2006:22 dalam bukunya An Introduction to Taxation
menyebutkan pajak sebagai, ―Any nonpenal yet compulsory transfer of resources from the private to the public sector,
levied on the basis of predetermined criteria and without receipt of a specific benefit of equal value in order to accomplish some of nation’s economic and social objektives.‖
Sementara itu, pajak dianggap sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian
harta kekayaan ke kas negara disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang
ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari
negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan umum R. Santoso
Brotodiharjo, 1993 dalam Yenni Mangonting, 1999.
Sedangkan definisi pajak menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani dalam R. Santoso Brotodiharjo dalam Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu, 2006:22:
―Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum undang-undang
dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya
adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
‖
2.2 Ciri-ciri Pajak