Tax Planning Perencanaan Pajak

b Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar 28 dua puluh delapan persen. Tarif untuk Wajib Pajak badan dan bentuk usaha tetap berubah menjadi 25 dua puluh lima persen yang mulai berlaku sejak tahun pajak 2010. Selain itu, masih ada fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh Wajib Pajak, yaitu seperti yang terdapat dalam pasal 31E UU No. 36 Tahun 2008, yang menyebutkan: 1 Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp 50.000.000.000,00 lima puluh miliar rupiah mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50 lima puluh persen dari tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat 1 huruf b dan ayat 2a yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp 4.800.000.000,00 empat miliar delapan ratus juta rupiah. 2 Besarnya bagian peredaran bruto sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dinaikkan dengan Peraturan Menteri Keuangan. Dengan demikian, Wajib Pajak badan dengan peredaran bruto sampai dengan Rp 50.000.000.000,00 lima puluh miliar rupiah akan mendapatkan pengurangan tarif 50 dari tarif normal 28, atas PKP sampai dengan Rp 4.800.000.000,00 empat miliar delapan ratus juta rupiah.

2.8. Tax Planning Perencanaan Pajak

Secara umum tax planning didefinisikan sebagai proses mengorganisasi usaha wajib pajak atau kelompok wajib pajak sedemikian rupa sehingga hutang pajaknya baik pajak penghasilan maupun pajak-pajak lainnya berada dalam posisi yang minimal, sepanjang hal ini dimungkinkan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku Yenni Mangonting, 1999. Perencanaan pajak adalah langkah awal dalam manajemen pajak. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan agar dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan. Pada umumnya penekanan perencanaan pajak tax planning adalah untuk meminimumkan kewajiban pajak Erly Suandy, 2008. Manajemen pajak itu sendiri merupakan sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar, tetapi jumlah pajak yang dibayarkan dapat ditekan seminimal mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan. Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan kewajiban perpajakan tax implementation dan pengendalian pajak tax control. Pada tahap perencanaan pajak ini, dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan. Tujuannya adalah agar dapat dipilih jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan. Pada umumnya perencanaan pajak tax planning merujuk kepada proses merekayasa usaha dan transaksi Wajib Pajak agar hutang pajak berada dalam jumlah yang minimal, tetapi masih dalam bingkai peraturan perpajakan. Namun demikian, perencanaan pajak juga dapat diartikan sebagai perencanaan pemenuhan kewajiban perpajakan secara lengkap, benar, dan tepat waktu sehingga dapat secara optimal menghindari pemborosan sumber daya. Perencanaan pajak umumnya selalu dimulai dengan meyakinkan apakah suatu transaksi atau kejadian mempunyai dampak perpajakan. Apabila kejadian tersebut mempunyai dampak pajak, apakah dampak tersebut dapat diupayakan untuk dikecualikan atau dikurangi jumlah pajaknya. Selanjutnya, apakah pembayaran pajak tersebut dapat ditunda. Pada dasarnya, perencanaan pajak harus memenuhi syarat-syarat berikut: 1 tidak melanggar ketentuan perpajakan, 2 secara bisnis dapat diterima, dan 3 bukti- bukti pendukungnya memadai. Strategi umum dalam perencanaan pajak yaitu: a. Tax saving. Merupakan upaya efisiensi beban pajak melalui pemilihan alternatif pengenaan pajak dengan tarif yang lebih rendah. Misalnya, perusahaan yang memiliki penghasilan kena pajak lebih dari Rp. 100 juta dapat melakukan perubahan pemberian natura kepada karyawan menjadi tunjangan dalam bentuk uang. b. Tax avoidance. Merupakan upaya efisiensi beban pajak dengan menghindari pengenaan pajak melalui transaksi yang bukan merupakan objek pajak. c. Menghindari pelanggaran atas peraturan perpajakan. Dengan menguasai peraturan pajak yang berlaku, perusahaan dapat menghindari timbulnya sanksi perpajakan berupa: 1 Sanksi administrasi: denda, bunga, atau kenaikan; 2 Sanksi pidana: pidana atau kurungan. d. Menunda pembayaran kewajiban pajak tanpa melanggar peraturan yang berlaku dapat dilakukan melalui penundaan pembayaran PPN. Penundaan ini dilakukan dengan menunda penerbitan faktur pajak keluaran hingga batas waktu yang diperkenankan, khususnya untuk penjualan kredit. Dalam hal ini, penjual dapat menerbitkan faktur pajak pada akhir bulan berikutnya setelah bulan penyerahan barang. e. Mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan. Wajib Pajak sering kurang memperoleh informasi mengenai pembayaran pajak yang dapat dikreditkan yang merupakan pajak dibayar dimuka. Misalnya, PPh Pasal 22 atas pembelian solar danatau impor dan Fiskal Luar Negeri atas perjalanan dinas pegawai. Dalam kredit pajak PPN Pajak Masukan, Pengusaha Kena Pajak dapat menggunakan dokumen lain yang fungsinya sama dengan faktur pajak standar, seperti SPPB atau Surat Perintah Pengiriman Barang delivery order yang dikeluarkan oleh Bulog untuk penyaluran tepung terigu, FNBP Faktur Nota Bon Penyerahan yang dikeluarkan oleh Pertamina untuk penyerahan BBM danatau bukan BBM, dan tanda pembayaran atau kuitansi telepon. Sementara itu, tahapan-tahapan dalam melakukan perencanaan pajak yaitu: a. Menganalisis informasi yang ada analyzing the existing data base, b. Membuat satu atau lebih model kemungkinan jumlah pajak designing one or more possible tax plans, c. Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pajak evaluating a tax plan, d. Mencari kelemahan dan memperbaiki kembali rencana pajak debugging the tax plans, e. Memutakhirkan rencana pajak updating the tax plan.

2.9. Pengertian Usaha Kecil Menengah

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMAHAMAN PERATURAN PERPAJAKAN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN (Survei pada Wajib Pajak Badan di Kota Batu)

1 20 25

Peraturan Pajak

0 8 1

PENGARUH PEMAHAMAN PERATURAN PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAN PREFERENSI RISIKO SEBAGAI VARIABEL MODERATING

27 214 139

PENGARUH PEMAHAMAN PERATURAN PERPAJAKAN, TARIF PAJAK

0 7 7

ANALISIS PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN TENTANG PERATURAN PERPAJAKAN, Analisis Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan, Efektifitas Sistem Perpajakan, Pelayanan Fiskus, Dan Sanksi

0 1 17

ANALISIS PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN TENTANG PERATURAN PERPAJAKAN, Analisis Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan, Efektifitas Sistem Perpajakan, Pelayanan Fiskus, Dan Sanksi

1 16 18

PENGARUH TINGKAT KESADARAN, PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN PERATURAN PERPAJAKAN, KONDISI Pengaruh Tingkat Kesadaran, Pengetahuan Dan Pemahaman Peraturan Perpajakan, Kondisi Keuangan Serta Tarif Pajak Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak Wajib Pajak Badan ( Stud

0 1 15

PENGARUH TINGKAT KESADARAN, PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN PERATURAN PERPAJAKAN, KONDISI KEUANGAN Pengaruh Tingkat Kesadaran, Pengetahuan Dan Pemahaman Peraturan Perpajakan, Kondisi Keuangan Serta Tarif Pajak Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak Wajib Pajak Bad

0 2 18

PENGARUH PEMAHAMAN PERATURAN WAJIB PAJAK DAN KESADARAN HUKUM WAJIB PAJAK TERHADAP PENGARUH PEMAHAMAN PERATURAN WAJIB PAJAK DAN KESADARAN HUKUM WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) SEKTOR PEDESAAN DI KE

0 2 15

Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak Tentang Peraturan Perpajakan dan Penyelewengan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wilayah Bandung.

0 0 30