TINJAUAN PUSTAKA LAPORAN PROGRAM KESEHATAN MENTAL MASYARA

memberikan informasi dna pengetahuan ibu-ibu dukuh Dawung tentang Toilet Training untuk buah hati. B. Rumusan Masalah Bagaimana cara mengajarkan kepada anak tentang toilet training yang benar ? C. Tujuan Memberikan pelatihan dan pengetahuan tentang cara mengajarkan toilet training yang benar kepada anak. D. Manfaat 1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Dukuh Dawung 2. Meningkatkan pengetahuan ibu-ibu Dukuh Dawung tentaang pola asuh yang benar kaitannya dengan Toilet Training 3. Dengan adanya promosi kesehatan ini anak-anak balita di Dukuh Dawung menjadi lebih mandiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Secara umum toilet training merupakan suatu proses mengajarkan pada anak-anak untuk buang air kecil BAK dan buang air besar BAB . Menurut Hidayat 2005; 62 toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam mealkukan buang air kecil dan buang air besar. Toilet traing ini dapat berlangsung pada fase kehidupan anak yaitu umur 19 bulan sampai 2 tahun. Selain melatih ke anak dalam mengontrol buang air kecil dan buang air besar dapat juga bermanfaat dalam pendidikan seks, anak dapat mempelajari anatomi tubuhya sendiri serta fungsinya. Toilet trining diharapkan dapat terjadi pengaturan impuls atau rangsangan dan insting anak dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar. Tujuan toilet training harus ditemukan agar keterampilan toileting yang benar dicapai secara mandiri yaitu menahan diri dimana anak harus dapat mengenali sensasi buang air dan penguasaan diri dari seluruh rangkaian perilaku untuk pergi ke toilet menuju kamar mandi, melepas pakaian, mengeluarkannya di toilet, membersihkan diri, berpakaian kembali, mengguyur dan mencuci tangan Kroeger dan Sorensen ; 2009. 2.2 Teknik-teknik Toilet Training Menurut Hidayat 2005; 63 a. Teknk lisan Merupakan usaha untuk melatih anak dengan cara memberikan instruksi kepada anak dengan kata-kata sebelum atau sesudah buang air kcil dan buang air besar. Cara ini kadang-kadang merupakan hal biasa yang melakukan oleh orang tua akan tetapi apaibala kita perhatikan teknik lisan ini memunyai nilai yang cukup besar dalam memberikan rangsangan untuk buang air kecil dan buang air besar. b. Teknik Modeling Merupakan usaha untuk melatih anak dalam melakukan buang air denagn cara meniru atau memberikan contoh. Cara ini juga dapat dilakukan dengan memberikan conoh atau membiasakan buang air kecil dan buang air besar dengan benar 2.3 Faktor Pendukung Suksenya Toilet Training a. Kesiapan Fisik Dimana kemampun anak secara fisik sudah kuat atau mampu. Hal ini ditujukkan dengan anak mampu duduk atau berdiri sehingga memudahkan anak untuk dapat dilatih buang air kecil dan buang air besar serta mempunyai kemampuan motorik halus seperti membuka celana dan pakaian. Menurut Subagyo, dkk 2010; 139: 1. Usia telah mencapai 18 sampai 24 bulan 2. Dapat jongkok kurang dari 2 jam 3. Mempunyai motoik kasar duduk dan berjalan 4. Mempunyai kemampuan motorik halus seperti membuka celana dan pakaian. b. Kesiapan psikologis Dimana anak membtuhkan suasana yang nyaman agar mampu mengontrol dan konsentrasi dalam merangsang untuk uang air kecil dan buang air besar. c. Kesiapan Intelektual Hal ini dapat ditunjukkan apabila anak memahami arti buang air kecil atau buang air besar, anak dapat mengetahi kapan saatnya haru buang air kecil dan buang air besar, kesipan tersebut akan menjadikan diri anak selalu mempunyai kemandirian dalam mengontrol buang air. d. Kesiapan Orang Tua Orang Tua dapat mengenali tingkat kesiapan anak dalam berkemih dan defekasi. Tidak mengalami konflik tertentu atau stres keluarga 2.4 Faktor yang Menghambat Menurut Governments of Sourth Australia 1999: 1. Upaya toilet training dilakukan terlalu dini 2. Orang tua telah menentukan stadart waktu pelaksanaan tanpa memperhatikan perkembangan anak 3. Tekanan dari lingkungan atau orang lain untuk memeksa pelatihan 4. Orang tua berpendapat anak harus mengalami toilet training sesegara mungkin untuk membuktikan anak keberhasilan anak dan keunggulan anak 5. Perselisihan antara anak dan orang tua dalam menjalani toilet training 6. Memberikan hukuman pada anak yang gagal dalam menyelesaikan proses toilet raining 7. Adanya faktor stres pada anak 2.5 Hal-hal yang perlu diperhatikan selama Toilet Training 1. Hindari pemakain popok sekali pakai. 2. Ajari anak mengucapkan kata-kata yang berhubungan dengan buang air kecil dan buang air besar dengan benar. 3. Motivasi anak untuk melakukan rutinitas ke kamar mandi seperti cuci tangan dan kaki sebelum tidur dan cuci muka disaat bangun tidur. 4. Jangan memarahi anak saat anak dalam melakukan toilet training.

BAB III METODE KEGIATAN