BAB III METODE KEGIATAN.......................................................... BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................. DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan suatu proses
yang menakjubkan. Dari bayi lemah yang seluruh hidupnya tergantung pada orang tua, menjadi seorang anak yang pintar berjalan, bicara, pandai
dan mandiri. Oleh karena itu, peran orang tua sangat berarti, agar pertumbuhan dan perkembangan anak berjalan normal. Salah satu tugas
perkembangan pada anak usia 1–3 tahun adalah menerapkan Toilet training atau belajar buang air pada tempatnya, baik itu buang air kecil
BAK atau buang air besar BAB yang merupakan hasil dari serangkaian pendidikan.
Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol melakukan buang air kecil dan buang air
besar. Beberapa ahli berpendapat toilet training efektif bisa diajarkan pada anak usia mulai dari 18 bulan sampai dengan 3 tahun, karena anak usia 18
bulan memiliki kecakapan bahasa untuk mengerti dan berkomunikasi. Keinginan kuat dari batita adalah menirukan orang tuanya.
Dalam melakukan pelatihan buang air kecil dan besar pada anak membutuhkan persiapan baik secara fisik maupun secara intelektual
melalui persiapan tersebut diharapkan anak mampu mengontrol buang air besar dan air kecil secara mandiri. Pada toilet training selain melatih batita
mengontrol buang air kecil dan besar juga dapat bermanfaat dalam pendidikan seks. Sebab saat batita melakukan kegiatan tersebut disitu
batita akan mempelajari anatomi tubuhnya sendiri serta fungsinya. Dalam proses toilet training diharapkan terjadi pengaturan impuls atau
rangsangan dan instink batita dalam melakukan buang air besar dan air kecil.
Pada waktu malam, latihan buang air kecil menjadi tidak sempurna atau lengkap sampai usia 4-5 tahun. Di siang hari ngompol dapat juga
terjadi terutama pada saat aktivitas bermain menyita penuh perhatian balita, sehingga bila mereka tidak diingatkan maka mereka akan terlambat
pergi ke kamar mandi. Pada balita laki-laki, mampu untuk berdiri dan meniru ayahnya setelah diajarkan mengenai toilet training merupakan
motivasi yang kuat selama masa prasekolah. Beberapa teknik dianjurkan untuk batita yang koperatif, seperti menggunakan pispot “portable” yang
memberikan perasaan aman pada balita atau pispot protable yang berada pada satu tempat dengan kloset yang digunakan sehari-hari. Apabila pispot
tidak tersedia, batita dapat duduk atau jongkok diatas toilet dengan bantuan. perkuat toilet training dengan memotivasi balita untuk duduk
pada pispot dalam jangka waktu yang relatif lama. Ibu-ibu di Dukuh dawung sebagian besar merupakan ibu rumah
tangga. Sehingga waktunya lebih banyak untuk merawat dan mengawasi anak-anak terutama anak-anak usia balita. Anak-anak usia balita yang
masih membutuhkan pertolongan orangtua untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, mandi dan BAK maupun BAB. Dari hasil
observasi kami pernah melihat anak usia balita mengompol atau bahkan buang air kecil tidak pada tempatnya ketika sedang asik bermain dengan
teman-temannya. Ibu-ibu dukuh Dawung sebagian besar merupakan ibu rumah tangga namun dari obsevasi kami ketika anak-anak balita main
tidak ada pengawasan dari orang tua. Oleh karena itu kami ingin melakukan kegiatan promosi kesehatan di desa tersebut. sehingga dapat
memberikan informasi dna pengetahuan ibu-ibu dukuh Dawung tentang Toilet Training untuk buah hati.
B. Rumusan Masalah Bagaimana cara mengajarkan kepada anak tentang toilet training yang
benar ? C. Tujuan
Memberikan pelatihan dan pengetahuan tentang cara mengajarkan toilet training yang benar kepada anak.
D. Manfaat 1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Dukuh Dawung
2. Meningkatkan pengetahuan ibu-ibu Dukuh Dawung tentaang pola asuh yang benar kaitannya dengan Toilet Training
3. Dengan adanya promosi kesehatan ini anak-anak balita di Dukuh Dawung menjadi lebih mandiri
BAB II TINJAUAN PUSTAKA