Fungsi Lisin pada Ternak Ruminansia

Tabel 1. Nutrisi mineral esensial dan jumlahnya dalam tubuh hewan. Mineral makro gkg Mineral mikro mgkg Kalsium Ca 15 Besi Fe 20−80 Fosforus P 10 Seng Zn 10−50 Kalium K 2 Tembaga Cu 1−5 Natrium Na 1,6 Molibdenum Mo 1−4 Klorin Cl 1,1 Selenium Se 1−2 Sulfur S 1,5 Iodin I 0,30 0,60 Magnesium Mg 0,4 Mangan Mn 0,20-0,60 Kobalt Co 0,02−0,10 Sumber: McDonald et al. 1988. jenis mineral organik, fungsi, dan sumbernya dapat dilihat pada Tabel 2. Mineral Fungsi Sumber Besi Fe Membentuk hemoglobin Telur, tanah, makanan hijauan dan mioglobin, bagian dari dan butiran, injeksi besi, FeSO4 susunan enzim Tembaga Eritropoiesis Co enzim, fungsi Susunan Bahan makanan dan Cu jantung yang baik, pigmentasi CuSO40,25 −0,50 CuSO4 bulu, reproduksi ditambahkan pada garam Iodin I Membentuk hormon trioksin Garam beriodin kalium iodida tiroksin dan kelenjar tiroksin sebagai komponen esensial pada garam, minyak ikan Kobalt Bagian dari vitamin B12 Pelet kobalt untuk Co ruminansia 0,50 ppm garam kobalt ditambahkan pada ransum injeksi vitamin B12untuk menghilangkan defisiensi kobalt Seng Carbonic anhydrase ZnO atau ZnCO3 ditambahkan Zn pada ransum pakan hijauan Sumber: McDonald et al. 1988

III. BAHAN DAN METODE A.

Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Juli--Oktober 2011, bertempat di kandang Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Analisis sampel pakan dan feses dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam perencanaan penelitian ini adalah satu unit kandang dengan sistem koloni berkapasitas 4 ekor sapi dapat ukuran per unit kandang 150 x 90 cm, tempat ransum, tempat minum, timbangan ternak, timbangan duduk, timbangan digital, timbangan gantung, kandang jepit, selang penghisap cairan rumen, cawan conway, tabung tempat rumen, buret untuk titrasi, alat destilasi, labu erlenmeyer, gelas ukur, pipet, dan plastik.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada perencanaan penelitian ini berupa 4 ekor sapi pedaging. Ransum yang digunakan terdiri atas onggok, bungkil kelapa, dedak padi, kulit kopi, urea, premix, mineral organik 0,5, 1, 1,5 ppm

C. Metode Penelitian

Penelitian dilakukan menggunakan 4 ekor sapi pedaging dengan Rancangan Bujur Sangkar Latin RBSL, 4 perlakuan dan 4 ulangan, data yang diperoleh diuji dengan analysis of variance ANOVA, kemudian dilanjutkan dengan uji Polinomial ortogonal untuk menetukan tingkat terbaik penggunaan mineral mikro organik. Perlakuan yang diujicobakan adalah: R0 : Ransum basal 20 hijauan + 80 konsentrat R1 : Ransum basal + Mineral mikro organik Zn, Cu, Se, dan Cr ½ kali. R2 : Ransum basal + Mineral mikro organik Zn, Cu, Se, dan Cr 1 kali. R3 : Ransum basal + Mineral mikro organik Zn, Cu, Se, dan Cr 1½ kali. Ransum basal terdiri dari 20 hijauan + 80 konsentrat, dan Mineral Mikro organik Zn, Cu, Se, dan Cr. Tabel 1. Dosis mineral mikro organik di dalam ransum perlakuan Dosis mineral Mineral mikro organik ppm Zn Cu Cr Se ½ 20 5 0,15 0,05 1 40 10 0,30 0,10 1½ 60 15 0,35 0,15 Sumber : National Reasearch CourcilNRC 1998