Kerangka Pemikiran PENGARUH KONSENTRASI GARAM DAN LAMA FERMENTASI SPONTAN TERHADAP PEMBENGKAKAN GRANULA, KELARUTAN, NILAI REHIDRASI, KONSENTRASI TERBENTUKNYA GEL, WARNA, DAN AROMA TEPUNG UBI JALAR PUTIH

II. TINJUAN PUSTAKA

2.1 Ubi Jalar

2.1.1 Komposisi Kimia Ubi Jalar

Ubi jalar Ipomea batatas merupakan komoditas sumber karbohidrat utama setelah padi, jagung, dan ubi kayu. Ubi jalar mempunyai peranan penting dalam penyediaan bahan pangan, bahan baku industri maupun pakan ternak Zuraida dan Suprapti, 2001. Ubi jalar Ipomoea batatas L merupakan salah satu hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dan sumber kalori yang cukup tinggi, sumber vitamin A, C, B 1 , dan B 2 , mineral Fe, P, dan Ca, protein, lemak, dan serat kasar. Kandungan ubi jalar tersebut terdiri atas air 71,1, pati 22,4, protein 1,4, lemak 0,2, vitamin A 0,01-0,69100g, dan sumber mineral yang cukup memadai Bradbury, 1988. Ubi jalar memiliki kandungan air yang tinggi sehingga bahan kering yang terkandung relatif rendah. Kandungan rata-rata bahan kering ubi jalar sebesar 30 dan sangat bervariasi tergantung pada beberapa faktor yaitu kultivar, lokasi, iklim, tipe tanah, serangan hama dan penyakit, dan cara menanamnya Lingga et al., 1986. Ubi jalar dikonsumsi sebagai bahan makanan tambahan atau sampingan kecuali Irian Jaya dan Maluku digunakan sebagai makanan pokok. Kandungan gizi ubi jalar dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kandungan gizi pada ubi jalar per 100 gram Kandungan Gizi Nilai Satuan Energi 136 Kal Protein 1,1 G Lemak 0,4 G Karbohidrat 32,3 G Kalsium 57,0 G Vitamin A 900,0 SI Vitamin B1 0,10 Mg Vitamin C 35,0 Mg Air 68,5 G Serat Kasar 1,4 G Abu 0,3 G Kadar Gula 0,3 G Sumber : Direktorat Gizi Depkes RI 1993 Beberapa enzim yang terdapat dalam ubi jalar yaitu α-amilase, β-amilase, dan fosforilase yang terdistribusi dalam jaringan umbi ubi jalar Hagenimana et al., 1992. Ubi jalar mempunyai jenis yang bermacam-macam pada bentuk, ukuran, warna daging umbi, warna kulit, daya simpan, komposisi kimia, sifat pengolahan dan umur panen Rozi dan Krisdiana, 2005. Bentuk ubi biasanya bulat sampai lonjong dengan permukaan rata sampai tidak rata. Berdasarkan warna daging umbi, ubi jalar dibedakan menjadi tiga golongan yaitu ubi jalar putih yakni jenis ubi jalar yang memiliki daging umbi berwarna putih, ubi jalar kuning yakni ubi jalar yang memiliki daging umbi berwarna kuning muda dan ubi jalar ungu yakni jenis ubi jalar yang memiliki daging umbi berwarna ungu muda Soemartono, 1984. Pada umumnya ubi jalar dibagi dalam dua golongan, yaitu ubi jalar yang berumbi lunak karena banyak mengandung air dan ubi jalar yang berumbi keras banyak mengandung pati Lingga et al., 1986. Penggunaan ubi jalar di Indonesia biasanya dikonsumsi dalam bentuk segar yaitu dibuat menjadi makanan kecil seperti ubi rebus, ubi kukus, ubi panggang, ubi goreng, keripik ubi, dan kolak ubi. Di beberapa daerah Irian Jaya dan Maluku, ubi jalar digunakan sebagai makanan pokok pengganti nasi karena memiliki sumber kalori yang efisien. Ubi jalar mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Pemanfaatan ubi jalar untuk menganekaragamkan olahan lainnya adalah diolah menjadi tepung.

2.2 Tepung Ubi Jalar

Penggunaan ubi jalar di Indonesia biasanya dikonsumsi dalam bentuk segar yaitu dibuat menjadi makanan kecil seperti ubi rebus, ubi kukus, ubi panggang, ubi goreng, keripik ubi, dan kolak ubi. Di beberapa daerah Irian Jaya dan Maluku, ubi jalar digunakan sebagai makanan pokok pengganti nasi. Pemanfaatan ubi jalar untuk menganekaragamkan olahan lainnya adalah diolah menjadi tepung. Pengolahan ubi jalar menjadi tepung memiliki kelebihan yaitu tepung yang dihasilkan lebih luwes, lebih tahan lama, dapat digunakan sebagai bahan baku industri dan sebagai bahan substitusi terigu, dalam pengolahan berbagai produk kue kering maupun basah Murwati, 2005, roti, gorengan, mie kering dan mie basah, pengental saos tomat, dan stabilizer pada pembuatan es krim Suprapti, 2003, memberikan nilai tambah dan menciptakan industri kecil, serta meningkatkan mutu produk Darmadjati et al., 1996. Pembuatan tepung ubi jalar dapat dilakukan dengan mudah menggunakan peralatan dan teknologi yang sederhana dan dapat dilakukan dalam skala industri rumah tangga ataupun industri kecil Heriyanto, 2001. Cara pembuatan tepung ubi jalar dapat dilakukan dengan cara biasa dan modifikasi. Cara pembuatan tepung ubi jalar dengan cara biasa dapat dilakukan dengan mengupas dan mencuci ubi jalar sampai hilang semua kotoran yang melekat pada bahan, selanjutnya dilakukan tahap pemotongan dengan menggunakan pisau membentuk chips. Chips direndam dalam larutan Natrium Metabisulfit kemudian chips dijemur atau dioven pada suhu 60 o C selama 18 jam Heriyanto, 2001. Cara pembuatan tepung dengan menggunakan modifikasi prinsipnya sama seperti cara biasa, tetapi dilakukan proses modifikasi yaitu secara kimia, fisik, dan mikrobiologi atau fermentasi. Tepung ubi jalar yang dimodifikasi secara fermentasi adalah tepung yang diproses menggunakan prinsip memodifikasi sel ubi secara fermentasi oleh bakteri asam laktat BAL yang mendominasi selama berlangsungnya fermentasi tersebut. Mikroba yang tumbuh menghasilkan enzim pektinolitik dan selulolitik yang dapat merusak dinding sel ubi sehingga terjadi pembebasan granula yang menyebabkan perubahan karakteristik dari tepung yang dihasilkan berupa naiknya viskositas, kemampuan gelasi, daya rehidrasi, dan kemudahan melarut Zubaidah dan Irawati, 2013. Pada proses pengolahan dengan fermentasi, semakin lama fermentasi maka kadar pati semakin menurun, hal ini disebabkan karena pada proses fermentasi terjadi pemecahan pati oleh aktivitas mikroorganisme menjadi gula-gula sederhana Anggraeni et al 2014. Selama fermentasi juga terdapat aktivitas mikroba yang menyebabkan terjadinya degradasi pati disertai pembentukan gula-gula sederhana yang digunakan untuk energi dalam pertumbuhan dan aktivitasnya.