Ketahanan Terimbas TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cabai

koningii T3. Dengan demikian terdapat 8 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan Gambar 4: V2T2 U3 V2T3 U1 V1T2 U1 V2T2 U2 V1T0 U3 V2T0 U3 V1T3 U3 V2T3 U2 V1T2 U3 V1T0 U1 V2T0 U2 V2T1 U3 V1T1 U2 V1T1 U1 V1T3 U3 V1T0 U2 V1T2 U2 V1T3 U1 V2T1 U1 V1T3 U2 V2T1 U2 V2T0 U3 V2T2 U1 V1T1 U3 Gambar 4. Denah Percobaan Keterangan: V = varietas, T = Trichoderma, U = ulangan Data yang diperoleh dianaisis dengan sidik ragam Anova. Nilai tengah masing- masing perlakuan diuji dengan uji BNT pada taraf nyata 5.

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Sterilisasi Tanah

Tanah yang digunakan untuk penanaman cabai disterilisasikan terlebih dahulu. Sterilisasi tanah menggunakan autoklaf dengan suhu 121 o C dan tekanan 1 atm selama 15 menit Saraswati dkk., 2007.

3.4.2 Pembuatan Media Potato Sukrosa Agar PSA

Dalam satu liter akuades dikomposisikan dari 200 g kentang, 20 g agar, 20 g sukrosa dan 1,4 ml asam laktat. Kentang dikupas dan dibersihkan, kemudian dipotong seperti dadu kecil dan ditimbang sebanyak 200 g. Potongan kentang dimasukkan ke dalam panci yang berisi akuades 1000 ml dan dimasak sampai kentang matang dan lunak, kemudian diambil sari dari kentang tersebut dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 1 liter. Sukrosa dan agar ditimbang masing- masing 20 g, kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang telah berisi sari kentang hingga volume menjadi1 liter. Larutan tersebut diaduk hingga homogen. Erlenmeyer ditutup menggunakan kertas alumunium foil sebelum dimasukkan ke dalam autoklaf, kemudian erlemeyer disterilkan dengan autoklaf dan dipanaskan selama 120 menit pada suhu 121 C dan 1 atm. Setelah disterilkan, dimasukkan 1,4 ml asam laktat ke dalam erlenmeyer tersebut dan selanjutnya media siap digunakan.

3.4.3 Penyiapan Trichoderma spp. dan C. capsici

Isolat Trichoderma spp. yang digunakan pada penelitian ini adalah T. harzianum, T. viride, T. koningii, berasal dari koleksi klinik tanaman Jurusan Agoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, sedangkan untuk isolat C. capsici berasal dari buah cabai yang terinfreksi antraknosa. Isolat-isolat tersebut dimurnikan dan diperbanyak dalam media PSA.

3.4.4 Persiapan Media Tanam

Penelitian ini menggunakan polibag sebanyak 24 polibag berukuran 10 kg. Masing-masing polibag diisi dengan tanah steril. Sebelum dimasukkan kedalam polibag tanah tersebut diaduk merata.

3.4.5 Penyemaian

Penyemaian dilakukan menggunakan tanah yang steril. Benih cabai yang digunakan terlebih dahulu disemai dengan menggunakan anyaman bambu yang diisi dengan tanah steril, masing-masing benih cabai disemai dan diberi label. Penyemaian cabai diletakkan pada tempat yang tidak terpapar sinar matahari langsung.

3.4.6 Penanaman dan Perawatan

Setelah 28 hari benih cabai disemai, lalu dipindahkan ke polibag yang telah berisi tanah steril. Tanaman cabai disiram setiap hari pada pagi atau sore hari. Penyulaman dilakukan pada saat bibit rusak ataupun mati. Pada saat tanaman cabai berumur 53 hari dilakukan pemupukan. Pupuk yang diberikan ialah pupuk NPK. Penyiangan gulma dilakukan seminggu sekali dengan cara mencabut gulma dan dikoret.

3.4.7 Aplikasi Trichoderma spp.

Sebelum dilakukan apliklasi Trichoderma ke dalam polibag, konidia Trichoderma disuspensikan dengan kerapatan 10 8 konidiaml air. Aplikasi Trichoderma spp.