Lingkungan Ekonomi, Sosial Politik Binluh

C. HasilOutput pencapaian dari Program Partnership Building dalam

Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika Hasiloutput pencapaian dari program partnership building dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan narkotika dapat kita lihat dalam grand strategi Polri masuk pada tahap Partnership Building 2010-2014. Oleh karena itu, program revitalisasi Polri untuk mencapai tahapan tersebut yang dirangkum dalam 3 komponen yaitu : Penguatan Institusi, Terobosan Kreatif, dan Peningkatan Integritas dalam menjalankan tugas pokok, fungsi dan peran dengan sebaik- baiknya disertai dengan peningkatan pengawasan. Sasaran Revitalisasi Polri, yaitu untuk mewujudkan Pelayanan Prima dengan beberapa indikator sebagai : Polri yang melayani, Polri yang pro aktif, Polri yang transparan, dan Polri yang akuntabel. 1. Penguatan Institusi Merupakan langkah penguatan institusional yang berkelanjutan dari seluruh kebijakan dan program yang telah dirintis dan berjalan selama ini, guna menjamin kesinambungan organisasi Polri dalam mencapai visi dan misinya dimana penanggung jawab dari penguatan institusi ini adalah Kepala Satuan Wilayah atau Kepala Satuan Unit – untuk mewujudkan proses penyidikan yang obyektif, bersih, transparan dan akuntabel ,tidak adanya keterlibatan pihak lain dalam penyidikan program-program : meningkatkan pemberantasan preman, kejahatan jalanan, perjudian, narkoba, illegal logging, illegal fishing, illegal mining, human trafficking dan korupsi berkaitan dengan tujuan program yakni: meningkatkan pemberantasan berbagai bentuk kejahatan yang marak terjadi di Indonesia, terutama yang meresahkan masyarakat dan merugikan kekayaan negara yang telah nyata merugikan perekonomian dan keuangan negara. Yang pada prinsipnya program ini ditujukan untuk melanjutkan tugas Kapolri sebelumnya dalam meningkatkan pemberantasan berbagai bentuk kejahatan yang marak terjadi di Indonesia. Program peningkatan pemberantasan kejahatan tersebut diprioritaskan pada kejahatan- kejahatan seperti premanisme, kejahatan jalanan, perjudian, narkotika, illegal logging, illegal fishing, illegal mining, human trafficking dan korupsi. Karena Peredaran gelap narkotika pada umumnya tidak dilakukan secara perseorangan,melainkan melibatkan banyak orang yang secara bersama- sama,bahkan merupakan satu sindikat yang teroganisasi dengan jaringan yang luas yang bekerja secara rapi dan sangat rahasia baik di tingkat nasional maupun internasional. Berdasarkan data Sat Res Narkoba Lampung Tengah maka diketahui bahwa setelah dilaksanakan penyuluhan kepada para remaja, terdapat penurunan jumlah pelaku yang menyalahgunakan narkotika, pada tahun 2009 terdapat 26 pelaku yang menyalahgunakan narkotika, turun mejadi 15 pada tahun 2010 dan kembali mengalami penurunan menjadi 13 kasus pada tahun 2011 dan pada tahun 2012 atas kesadaran masyarakat yang ikutserta sebagai mitra Sat Res Narkoba Lampung Tengah berhasil mengungkap 31 kasus dan tahun 2013 ada 29 kasus penyalahgunaan narkotika di kalangan masyarakat. Selain Program Partnership Building dalam rangka penanggulangan penyalahgunaan narkotika dilakukan melalui gerakan polmas dan pengoptimalan Partnership Building bidang kesehatan dengan cara pembinaan serta penyuluhan, maka Kepolisian Polres Lampung Tengah menurut AKP Ujang Saad, S.H, mengatakan bahwa Polri dituntut untuk selalu melaksanakan tugas pokoknya secara profesional dan proporsional dengan menggelar segala kemampuan dan kekuatan yang dimiliki, serta selalu melakukan inovasi dan kreasi guna terwujudnya situasi kamtibmas yang kondusif. Berangkat dari hal tersebut, AKP. Ujang Saad, S.H, Kasat Reserse Narkoba Polres Lampung Tengah menggelar beberapa program Partnership Building lainnya sebagai wujud konkret polisi untuk mengatasi problem sosial masyarakat. Dalam pemikiran ini, polisi dituntut mengetahui lebih dalam problem sosial di masyarakat, tidak semata hanya melaksanakan tugas rutin ke-polisian, namun polisi harus melangkah jauh ke depan untuk mengatasi berbagai persoalan sosial yang dapat memicu terjadinya gangguan kamtibmas dimana upaya pencegahan kejahatan yang bersifat represif ditempatkan sebagai upaya terakhir. Untuk menjalankan gagasan tersebut, polisi perlu melakukan kerjasama dengan berbagai elemen dalam masyarakat seperti kelompok kelompok sosial, pemerintah daerah hingga pengusaha swasta. Kemitraan dengan masyarakat dilakukan dengan mengambil prioritas pada penyelesaian masalah-masalah kemasyarakatan yang bersifat mendesak, namun tetap mempunyai relevansi yang signifikan dengan upaya menekan dan mengurangi munculnya penyalahgunaan narkotika sebagai suatu gangguan kamtibmas.

2. Terobosan Kreatif

Terkait dengan Terobosan Kre-atif Creative Breakthrough, Polri dituntut untuk selalu melaksanakan tugas pokoknya secara profesional dan proporsional dengan menggelar segala kemampuan dan kekuatan yang dimiliki, serta selalu melakukan inovasi dan kreasi guna terwujudnya situasi kamtibmas yang kondusif. Berangkat dari hal tersebut. Kapolres Lampung Tengah AKBP Yulisar, S.IK menggelar beberapa program unggulan sebagai wujud konkret polisi untuk mengatasi problem sosial masyarakat. Dalam pemikiran Kapolres, polisi dituntut mengetahui lebih dalam problem sosial di masyarakat, tidak semata hanya melaksanakan tugas rutin kepolisian, namun polisi harus melangkah jauh ke depan untuk mengatasi berbagai persoalan sosial yang dapat memicu terjadinya gangguan kamtibmas dimana upaya pencegahan kejahatan yang bersifat represif ditempatkan sebagai upaya terakhir. Untuk menjalankan gagasan tersebut, polisi perlu melakukan kerjasama dengan berbagai elemen dalam masyarakat seperti kelompok kelompok sosial, pemerintah daerah hingga pengusaha swasta. Kemitraan dengan masyarakat dilakukan dengan mengambil prioritas pada penyelesaian