Ukuran dan Tujuan kebijakan

Perpolisian masyarakat dalam Sumber Daya dari Polmas dimaksudkan sebagai seluruh kiprah perpolisian masyarakat baik terkait dengan hakikat Polmas maupun muaranya pada upaya membangun kepercayaan masyarakat kepada kinerja kepolisian, sehingga memerlukan langkah-langkah strategis baik dalam kegiatan membangun kemitraan polisi - masyarakat dalam mewujudkan Kamtibmas. Sebagai strategi mencapai partnership building yang menekankan kemitraan polisi-masyarakat dalam menyelesaikan setiap permasalahan Kamtibmas. Sumber daya Polmas dapat mengambil sumber daya dalam bentuk : a. Wilayah yaitu yang mencakup satu atau gabungan beberapa areakawasan pemukiman RW RK dusun desa kelurahan. Yang terbentuk didasarkan dari keinginan masyarakat itu sendiri, walaupun proses ini bisa saja dilatarbelakangi oleh dorongan Polisi. b. Kawasan yaitu satu kesatuan area kegiatan bisnis dengan pembatasan terhadap wilayah hukum yang jelas seperti mall, pusat perdagangan, perkantoran, dan kawasan industri. Polmas model ini dapat dijadikan sumber daya yang dilakukan atas inisiatif bersama masyarakat dan petugas kepolisian. Menurut AKP Ujang Saad, SH dalam kaitan upaya penanggulangan penyalahgunaan narkotika melalui Polmas, tidak akan berhasil tanpa partisipasi masyarakat dalam proses implementasinya. Komponen-komponen masyarakat tertentu mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin keberhasilan Polmas ada Enam Stakeholders Utama dalam Perpolisian Masyarakat Polmas. Keenam komponen dibawah ini adalah unsur-unsur utama warga yang terlibat dalam proses Polmas dan secara aktif harus bekerjasama agar program dan kegiatan Perpolisian Masyarakat dapat berhasil dengan baik. a. Kepolisian – harus melakukan perubahan strategi, struktur dan budaya organisasi agar menjunjung pelaksanaan Polmas. Sebagai contoh dibidang pembinaan personel sejak rekrutmen, seleksi, pendidikan, evaluasi, dan sistem penghargaanreward-system harus dilakukan penyesuaian agar sejalan dengan filosofi Polmas. b. Warga masyarakat – harus menjadi mitra aktif, menyediakan sumber daya manusia dan materiil, termasuk sukarelawan uintuk menghadapi masalah yang dihadapi warga sehingga masalah yang ada tidak berkembang menjadi kejahatan. Perwakilan warga harus aktif dalam rapat Forum Kemitraan Polisi- Masyarakat yang membahas berbagai masalah warga. Warga masyarakat harus melaksanakan tanggung jawabnya dibidang Kamtibmas terutama dalam upaya pengamanan diri dan lingkungannya. c. Pemda dan DPRD – Pimpinan elit politik sangat penting. Para Pimpinan politik harus mendukung konsekuensi yang harus dipikul agar Community Policing dapat berjalan. Sebagai contoh apabila akan mengedepankan kegiatan pro-aktif maka harus dimengerti bahwa kedatangan polisi ke TKPresponse time akan menjadi lebih lambat terutama pada kejadian yang biasa. Pimpinan politik harus mendukung CP dengan memasukkan CP dalam program Pemda, serta menyiapkan sumberdaya yang diperlukan. Pemda dan DPRD harus mengalokasikan anggaran dalam APBD untuk mendukung kegiatan CP terutama Forum Kemitraan Polisi Masyarakat. d. Komunitas Usaha – Para pengusahakomunitas bisnis dapat mendukung sumber daya dalam bentuk sukarelawan dan dukungan keuangan. Perusahaan setempat secara wajar perlu mengadakan program untuk memajukan lingkungan tempat usaha sebagai bentuk partisipasi terhadap kemajuan lingkungan warga. Suatu lingkungan yang aman dan tertib akan menjamin kelancaran produksi dan kemajuan usaha. e. Instansi lain – Karena community Policing menekankan pada kemitraan, berbagai pihak lain seperti rumah sakit, sekolah, pusar kesehatan masyarakat dapat mendukung dengan berbagai pelayanan yang dapat mengurangi beban kerja yang dihadapi petugasCommunity Police Officers. Para pihak ini harus melibatkan diri pada kegiatan forum Kemitraan. f. Media – Media Massa sangat penting karena dapat membantu mendidik warga tentang konsekuensi Community Policing, menekankan pentingnya warga untuk bekerja sama sebagai mitra dengan Polisi. Dari ke enam Enam Stakeholders Utama di atas dalam Perpolisian Masyarakat Polmas inilah yang mendorong terbentuknya Polmas yang peduli dan mandiri disetiap Desa, Lingkungan, RT dan RW. Masih menurut AKP Ujang Saad, SH Kasat Narkoba Polres Lampung Tengah saat ini keberadaan Polmas di Kabupaten Lampung Tengah berjumlah tidak kurang dari 5000 personil dengan masing-masing 18 personil dimasing-masing