Model Inkuiri Pengertian Aktivitas Belajar

dan sebagainya. Dalam model inkuiri ini lebih banyak melibatkan siswa, siswa dituntut aktif untuk mengolah sendiri informasi yang diperolehnya. Model inkuiri yang digunakan siswa dalam pembelajarannya mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri. Proses pembelajaran ini berlangsung secara ilmiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami bukan transfer dari guru ke siswa. Guru hanya berperan sebagai pembimbing atau fasilitator. Kebiasaan kegiatan ini dapat merangsang dan meningkatkan berfikir kritis pada siswa. Siswa dapat menemukan jawaban atas permasalahan yang dirumuskan. Melalui model inkuiri siswa terkondisi berfikir secara kritis untuk menemukan kesimpulan atas dasar observasi pencarian jawaban yang dilakukan. Inkuiri yang dilakukan secara kelompok dapat meningkatkan aktivitas belajar dan berfikir kritis. Model inkuiri bertujuan untuk memberi kesempatan pada peserta didik untuk memperoleh pengalaman menyelidiki masalah-masalah dengan menggunakan keterampilan-keterampilan yang sesuai dengan metode ilmiah. Model inkuiri dianjurkan untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran karena memiliki beberapa kelebihan yaitu :  Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelaajran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.  Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.  Inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologis belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.  Strategi inkuiri dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar Sanjaya, 2010 : 208-209. Disamping memiliki kelebihan model inkuiri juga memiliki kelemahan, diantaranya :  Jika inkuiri digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.  Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.  Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.  Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru Sanjaya, 2010 : 208-209.

5. Pembelajaran IPA di SD

Alat pernafasan pada manusia merupakan alat khusus yang digunakan untuk pernafasan pada tubuh manusia. Pernafasan adalah proses menghirup dan mengeluarkan udara, alat pernafasan yang digunakan oleh manusia adalah paru-paru. Paru-paru terletak dalam rongga dada di atas diafragma, diafragma adalah sekat antara rongga dada dan rongga perut Hariyanto, 2007 : 10 Ilmu Pengetahuan Alam IPA merupakan terjemahan kata-kata Inggris natural science secar singkat disebut science. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam sedang science artinya Ilmu Pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam IPA atau science adalah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini Iskandar, 1996 : 2

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Wardani, dkk. 2008 : 14 mengungkapkan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Sesuai dengan metode Penelitian Tindakan Kelas PTK, prosedur penelitian yang akan dilakukan adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari empat tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan, yaitu : 1 perencanaan planning, 2 pelaksanaan acting, 3 pengamatan observing, dan 4 refleksi reflecting. Selanjutnya menurut Kusumah, dkk. 2009 : 26 bahwa ada empat langkah utama dalam PTK yaitu, perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Dalam PTK siklus selalu berulang. Setelah satu siklus selesai, mungkin guru akan menemukan masalah baru atau masalah lama yang belum tuntas dipecahkan, maka dilanjutkan ke siklus kedua dengan langkah yang sama seperti pada siklus pertama, dan siklus yang baik biasanya lebih dari dua siklus. Adapun siklus dari PTK ini adalah sebagai berikut. SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III Adaptasi dari Kusumah, dkk. 2009 : 44 Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi Pelaksanaan Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi Pelaksanaan Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi Dan Seterusnya 21 Penjelasan alur diatas adalah: 1. Rancanganrencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran. 2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pengajaran berbasis tugas proyek. 3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil kelompok atau dampak dari tindakan dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang di isi oleh pengamat. 4. Rancanganrencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamatan membuat rancangan yang direfisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2, dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama alur kegiatan yang sama dan membahas satu sub pokok bahasa yang di akhiri dengn tes formatif diakhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pngajaran yang telah dilaksanakan. Penelitian bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SDN 1 Peniangan tahun pelajaran 20122013. Dalam hal ini peneliti langsung berinteraksi dengan

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KLS V SDN 3 YOGYAKARTA KEC GADINGREJO KAB PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 10 60

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

0 4 105

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE DI KELAS VB SDN 101771 TEMBUNG KEC.PERCUT SEI TUAN T.A 2015/2016.

0 5 24

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SDN 101775 SAMPALI.

0 3 24

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS VI SDN 101776 SAMPALI T.A 2015/2016.

0 3 28

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL SNOWBALL THROWING PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS Penerapan Pembelajaran Model Snowball Throwing Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 03

1 1 12

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL SNOWBALL THROWING PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS Penerapan Pembelajaran Model Snowball Throwing Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 03 Tohuda

0 1 11

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA.

0 4 8

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG MATERI GAYA.

0 11 70

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI GAYA.

0 1 44