3 Siswa yang
pandai dapat
mengembangkan kemampuan
dalam keterampilannya
4 Adanya rasa tanggung jawab dalam kelompok dalam menyelesaikan masalah 5 Menghemat presentasi guru sehingga waktu pembelajaran lebih efektif
2.3.2 Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
Adapun kelemahan model pembelajaran ini adalah: 1 Siswa yang kurang pandai secara tidak langsung akan menggantung pada
siswa yang pandai 2 Tidak ada persaingan antarkelompok
3 Tidak semua materi dapat diterapkan pada metode ini 4 Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru kurang baik maka proses
pembelajarannya juga berjalan kurang baik. 5 Adanya anggota kelompok yang pasif dan tidak mau berusaha serta hanya
mengandalkan teman
sekelompoknya.
2.4. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian ini merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Fetty Yudha Winata Sekti dengan judul penelitian “Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Team Assisted Individualization Pada Siswa Kelas XI Ilmu Alam di SMA Brawijaya Smart
School Malang” pada bulan Februari sampai Mei 2010.
Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu tahap pra tindakan dan tahap tindakan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Ilmu Alam SMA Brawijaya Smart
School Malang tahun ajaran 2009 2010 sebanyak 19 siswa. Penelitian ini terdiri dari siklus I dan siklus II. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran
kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika.
Peningkatan ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai kuis sebelum tindakan adalah 69,92 menjadi 78,68 pada siklus I dan 85,84 pada siklus II. Sedangkan pada
motivasi siswa terjadi peningkatan yang ditunjukkan dengan rata- rata skor motivasi awal siswa adalah 2,94 yaitu dalam kategori baik menjadi 3,12 dalam
kategori sangat baik. Sehingga pembelajaran kooperatif tipe TAI ini layak dikembangkan dalam pembelajaran matematika.
2.5. Kerangka Pikir
Penggunaan model pembelajaran yang tidak bervariatif dalam pembelajaran matematika membuat siswa merasa bosan dan enggan dalam belajar matematika,
sehingga hasil belajar matematika cenderung rendah. Penggunaan model kooperatif tipe TAI dapat menjadi alternatif pemecahan masalah dalam
meningkatkan belajar matematika kelas v.
Dengan demikian, gambaran pola pemecahannya melalui tahapan sebagai berikut.
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
2.6. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir tersebut di atas dirumuskan hipotesis tindakan oleh peneliti sebagai berikut :
“Penggunaan model kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V
SDN 3 Tempel Rejo Pesawaran”.
KONDISI AWAL
TINDAKAN
KONDISI AKHIR
Guru peneliti: Belum
menggunakan model
kooperatif tipe
TAI Siswa yang diteliti :
Hasil belajar
pada pelajaran
matematika rendah
Menggunakan model
kooperatif tipe TAI
Siklus I
Menggunakan model
kooperatif tipe
TAI yang didemonstrasikan
guru, siswa
memperhatikan
Siklus II
Menggunakan model
kooperatif tipe TAI yang didemonstrasikan guru,
siswa mengikuti Diduga
melalui penggunaan
model kooperatif tipe TAI dapat
meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pelajaran
matematika
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Penggunaan model kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya meningkatnya persentase aktivitas belajar siswa sebesar 51,43 pada siklus I menjadi 68,57 pada
siklus II. 2. Penggunaan model kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar
siswa, hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa yang meningkat dari 57,33 pada siklus I menjadi 66,67 pada siklus II.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan pada penelitian ini, maka penulis memberikan saran kepada:
- Siswa Siswa diharapkan mengikuti dengan seksama pembelajaran menggunakan
model kooperatif tipe TAI karena dapat meningkatkan hasil belajar