BUKU SAKU AKREDITASI RSUD DR R KOESMA TUBAN
BUKU SAKU AKREDITASI RSUD DR R KOESMA TUBAN 5.
Bagaimana prosedur pemasangan gelang
identifikasi? SPO Pemasangan Gelang Identifikasi
Pasien
6. Dapatkah Anda
menjelaskan tentang cara komunikasi yeng
efektif di rumah sakit? 1. Rumah Sakit menggunakan tehnik
SBAR Situation - Background – Assesment – Recommendation dalam
melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan efektivitas antar pemberi
layanan.
Situation: Kondisi terkini yang terjadi pada pasien.
Background: Informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien
terkini. Assesment: Hasil pengkajian kondisi
pasien terkini Recommendation: Apa yang perlu
dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini.
2. Rumah sakit konsisten dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi dari
komunikasi lisan dengan catat, baca kembali dan konfirmasi ulang CABAK
terhadap perintah yang diberikan
3. Pelaporan kondisi pasien kepada DPJP pasien menjadi tanggung jawab dokter
ruangan yang bertugas dan atau kepala shift perawat
7. Apa saja yang termasuk
obat-obat high alert medication di rumah
sakit? Obat-obat yang termasuk dalam hight
alert medication: 1. Elektrolit pekat: KCl, MgSO4, Natrium bikarbonatum
Bikarbont, NACl 0,3
2. NORUM Nama Obat Rupa Ucapan Mirip LASA Look
Alike Sound Alike yaitu Obat-obat yang terlihat mirip dan
kedengarannya mirip.
Pengelolaan hight alert medication: 1. Penyimpanan di lokasi khusus
dengan akses terbatas dan diberi penandaan yang jelas berupa stiker
yang berwarna merah bertuliskan “ Hight Alert “
2. NaCl 0,3 dan KCl tidak boleh
disimpan di ruang perawatan kecuali di Unit Perawatan Intensif
ICU
3. Ruang perawatan yang boleh
menyimpan elektrolit pekat harus memastikan bahwa elektrolit pekat
disimpan di lokasi dengan akses terbatas bagi petugas yang diberi
wewenang.
4. Obat diberi penandaan yang jelas
berupa stiker berwarna merah bertuliskan “ Hight Alert “ dan
khusus untuk elektrolit pekat, harus ditempelkan stiker bertuliskan
“
Elektrolit pekat, harus diencerkan sebelum diberikan ”
3 BUKU SAKU AKREDITASI RSUD DR R
KOESMA TUBAN BUKU SAKU AKREDITASI RSUD DR R KOESMA TUBAN
8. Bagaimana prosedur
penandaan lokasi yang akan dioperasi di RS ini?
1. Orang yang bertanggung jawab untuk membuat tanda pada pasien adalah
Operator orang yang akan melakukan tindakan
2. Operator yang membuat tanda itu harus hadir pada operasi tersebut
3. Penandaan pada titik yang akan dioperasi adalah sebelum pasien
dipindahkan ke ruang di mana operasi akan dilakukan. Pasien ikut dilibatkan,
terjaga dan sadar; sebaiknya dilakukan sebelum pemberian obat pre-medikasi.
4. Tanda berupa ”O“ di titik yang akan
dioperasi. 5. Tanda itu harus dibuat dengan pena atau
spidol permanen berwarna hitam dan jika memungkinkan, harus terlihat
sampai pasien disiapkan dan diselimuti. 6. Lokasi untuk semua prosedur yang
melibatkan sayatan, tusukan perkutan, atau penyisipan instrument harus
ditandai. 7. Semua penandaan harus dilakukan
bersamaan saat pengecekkan hasil pencitraan pasien diagnosis misalnya
sinar-X, scan, pencitraan elektronik atatu hasil test lainnya harus dipastikan
dengan catatan medis pasien dan gelang identitas pasien.
8. Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk sisi laterality ,
struktur multiple jari tangan, jari kaki, lesi atau multiple level tulang
belakang Beberapa prosedur yang tidak
memerlukan penandaan: 1. Kasus organ tunggal misalnya
operasi jantung, operasi Caesar 2. Kasus intervensi seperti kateter
jantung 3. Kasus yang melibatkan gigi
4. Prosedur yang melibatkan bayi prematur di mana penandaan akan
menyebabkan tato permanen Dalam kasus-kasus dimana tidak
dilakukan penandaan, alasan harus dapat
dijelaskan dan
dipertanggungjawabkan. Untuk pasien dengan warna kulit gelap, boleh
digunakan wana selain hitam atau biru gelap biru tua agar penandaan terlihat
jelas, misalnya warna merah. Pada kasus-kasus seperti operasi spinal, dapat
dilakukan proses dua tahap yang meliputi penandaan preoperative per
level spinal yang akan dioperasi dan interspace spesifik intraoperatif
menggunakan radiographic marking.
9. Tahukah Anda
bagaimana prosedur check list keselamatan
operasi? Proses check list ini merupakan standart
operasi yang meliputi pembacaan dan pengisian formulir sign in yang
dilakukan sebelum pasien dianastesi di holding area, time out yang dilakukan di
ruang operasi sesaat sebelum incisi pasien operasi dan sign out setelah
operasi selesai dapat dilakukan di recovery room . Proses sign in, time out
dan sign out dipandu oleh perawat sirkuler dan diikuti oleh operator,
dokter anestesi, perawat.
5 BUKU SAKU AKREDITASI RSUD DR R
BUKU SAKU AKREDITASI RSUD DR R KOESMA TUBAN
10. Bagaimanakah standart prosedur
cuci tangan yang benar di rumah
sakit? Semua petugas di Rumah Sakit termasuk
dokter melakukan kebersihan tangan pada 5 MOMEN yang telah ditentukan, yakni:
1. Sebelum kontak dengan pasien 2. Sesudah kontak dengan pasien
3. Sebelum tindakan asepsis 4. Sesudah terkena cairan tubuh pasien
5. Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar
pasien Rumah Sakit menggunakan 6 LANGKAH
cuci tangan. Ada dua cara cuci tangan yaitu: 1. HANDWASH – dengan air mengalir
Waktunya : 40 – 60 detik 2. HANDRUB – dengan gel berbasis alkohol
Waktunya: 20 – 30 detik
Hand Hygiene Technique With Soap and Water
Duration of the entire procedur: 40 – 60 seconds
Hand Hygiene Technique With Alcohol – Based Formulation
11. Bagaimanakah Cara Mengkaji Pasien Risiko Jatuh?
Penilaian risiko jatuh dilakukan saat pengkajian awal dengan menggunakan metode pengkajian risiko jatuh yang telah ditetapkan
oleh RSUD dr R KOESMA TUBAN. Penilaian risiko jatuh pada pasien anak menggunakan scoring HUMPTY DUMPTY dan pada
pasien dewasa menggunakan scoring MORSE dan pada geriatri menggunakan SYDNEY scoring.
7 8
SKALA RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY UNTUK PEDIATRI
Parameter Kriteria
Nilai Skor
usia 1. 3 tahun
2. 3-7 tahun 3. 7-13 tahun
4. ≥ 13 tahun 4
3 2
1
Jenis kelamin 1. Laki-laki
2. Perempuan 2
1 Diagnosis
1. Diagnosis neurologi 2. Perubahan oksigenasi
diagnosis respiratorik, dehidrasi, anemia,
anoreksia, sinkop, pusing, dsb
3. Gangguan perilaku psikiatri
4. Diagnosa lainnya 4
3
2 1
Gangguan kognitif
1. Tidak menyadari
keterbatasan dirinya 2. Lupa akan adanya
keterbatasan 3. Orientasi baik terhadap
diri sendiri 3
2 1
Faktor lingkungan
1. Riwayat jatuh bayi diletakkan di tempat tidur
dewasa 2. Pasien menggunakan alat
bantu bayi diletakkan dalam tempat tidur bayi
perabot rumah 3.Pasien diletakkan ditempat
tidur 4.Area di luar RS
4 3
2 1
Respon terhadap:
1. Pembedahan sedasi
anestesi
2. Penggunaan medikament
osa 1. Dalam 24 jam
2. Dalam 48 jam 3. 48 jam atau tidak
menjalani pembedahan sedasi anestesi
1. Penggunaan multipel: sedatif, obat hipnosis,
barbiturat, fenotiazen, antidepresan, pancahar,
deuretik, narkose
2. Penggunaan salah satu obat diatas
3. Penggunaan medikasi lainnya tidak ada medikasi
3 2
1
3
2 1
Skor assesment risiko jatuh: skor minimum 7, skor maksimum 23 1. Skor 7-11 : risiko rendah
2. Skor ≥ 12 : risiko tinggi
BUKU SAKU AKREDITASI RSUD DR R KOESMA TUBAN
ONTARIO MODIFIED STRATIFY–SYDNEY SCORING
Tanggal: Nama:
No.Rekam medis:
Parameter Skrining
Jawaban Keterangan
nilai skor
Riwayat jatuh
Apakah pasien datang kerumah sakit karena
jatuh? Ya tidak
Salah satu jawaban ya
= 6 Jika tidak, apakah
pasien mengalami jatuh dalam 2 bulan terakhir
ini? Ya tidak
Status mental
Apakah pasien delirium? tidak dapat
membuat keputusan, pola pikir tidak
terorganisir, gangguan daya ingat
Ya tidak Salah satu
jawaban ya = 14
Apakah pasien disorientasi?salah
menyebutkan waktu, tempat atau orang lain
Ya tidak
Apakah pasien mengalami agitasi?
ketakutan, gelisah dan cemas
Ya tidak
Penglihatan Apakah pasien
memakai kacamata? Ya tidak
Salah satu jawaban ya
= 1 Apakah pasien
mengeluh adanya penglihatan buram?
Ya tidak Apakah pasien
mempunyai glukoma, katarak, atatu
degenerasi macula? Ya tidak
Kebiasaan berkemih
Apakah terdapat perubahan perilaku
berkemih? frekuensi, urgensi, inkotinensia,
nuktoria Ya
tidak Ya = 2
Transfer dari tempat
tidur ke kursi dan kembali
ketempat tidur
Mandiri boleh menggunakan alat
bantu jalan Jumlah
nilai transfer dan
mobilitas. Jika nilai
total 0-3, maka skor
= 0. Jika nilai total
4-6, maka skor 7
Memerlukan sedikit bantuan 1 orang
dalam pengawasan 1
Memerlukan bantuan yang nyata 2 orang
2 Tidak dapat duduk
seimbang, perlu bantuan total.
3
Mobilitas Mandiri boleh
menggunakan alat bantu jalan
Berjalan dengan bantuan 1 orang
verbal fisik 1
Menggunakan kursi roda
2 Imobilisasi
3 Total skor
Keterangan skor: 0 – 5 : risiko rendah
6 – 16 : risiko sedang 17 – 30 : risiko tinggi
BUKU SAKU AKREDITASI RSUD DR R KOESMA TUBAN
BUKU SAKU AKREDITASI RSUD DR R KOESMA TUBAN
MORSE FALL SCALE
FAKTOR RISIKO
SKALA POIN
SKOR
ya 25
tidak ya
15 tidak
Berpegangan pada perabot
30 Tongkat alat penopang
15 Tidak ada kursi
rodaperawattirah baring
Terpasang infus Ya
20 tidak
Gaya berjalan Terganggu
20 Lemah
10 Normaltirah
baringmobilisasi Sering lupa akan
keterbatasan yang dimiliki
15 Sadar akan kemampuan
diri sendiri total
Kategori: Risiko tinggi : ≥ 45
Risiko sedang : 25-44 Risiko rendah : 0-24
Pengkajian tersebut dilakukan oleh perawat dan kemudian dapat dijadikan dasar pemberian rekomendasi kepada dokter untuk
tatalaksana lebih lanjut. Perawat memasang gelang risiko berwarna kuning di pergelangan
tangan pasien dan mengenduksi pasien dan atau keluarga maksud pemasangan gelang tersebut.
SPO pengkajian dan pencegahan pasien risiko jatuh
Pengkajian ulang dilakukan oleh perawat secara berkala sesuai hasil penilaian risiko jatuh pasien dan jika terjadi perubahan kondisi
pasien atau pengobatan 11.
Apa yang dilakukan ada pasien yang jatuh?
dilakukan tata laksana pasien jatuh dan membuat laporan insiden
keselamatan pasien
HAK PASIEN DAN KELUARGA HPK
NO .
PERTANYAAN JAWABAN
1. Tahukah anda
tentang bagaimana hak
pasien di rumah sakit?
Rumah Sakit bertanggung jawab untuk melindungi dan mengedepankan hak pasien dan
keluarga sesuai UU RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit yaitu:
a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit b. Pasien berhak informasi tentang hak dan
kewajiban pasien c. Pasien berhak memperoleh layanan yang
manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi
d. Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standart profesi dan standart prosedur operasional
e. Pasien berhak memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar
dari kerugian fisik dan materi f. Pasien berhak mengajukan pengaduan atas
kualitas pelayanan yang didapatkan 9
13 BUKU SAKU AKREDITASI RSUD DR R
KOESMA TUBAN BUKU SAKU AKREDITASI RSUD DR R KOESMA TUBAN
g. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di rumah sakit h. Pasien berhak meminta konsultasi tentang
penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Ijin Praktek
SIP baik didalam maupun di luar rumah sakit.
i. Pasien berhak mendapat privasi dan
kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya
j. Pasien berhak mendapat informasi
meliputi hasil diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis,
alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis
terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
k. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap pasien yang dideritanya
l. Pasien berhak didampingi keluarganya
dalam keadaan kritis m. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai
agama kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien
lainnya n. Pasien berhak memperoleh keamanan dan
keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit
o. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perilaku rumah sakit
terhadap dirinya p. Pasien berhak menolak pelayanan
bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
dianutnya q. Pasien berhak menggugat dan atau
menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga memberikan pelayanan
yang tidak sesuai dengan standart baik secara perdata maupun pidana
r. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan
rumah sakit yang tidak sesuai dengan standart pelayanan melalui media cetak
dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
2 Bagaimana prosedur
pemberian informasi dan edukasi kepada
pasien keluarga? Pemberian informasi dan edukasi diberikan
sesuai kebutuhan, dan diberikan oleh pet
ugas dengan kompetisi yang sesuai. Dalam pemberian informasi dan edukasi ini
dikoordinasi oleh Panitia PKRS 3.
Bagaimana prosedur pemberian informed
consent kepada pasien dan keluarga?
Persetujuan Tindakan Kedokteran acuan: PERATURAN MENTERI
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 290MENKESPERIII2008
TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN
1. Pernyataan persetujuan informed consent dari pasien didapat melalui
suatu proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang
terlatih, dalam bahasa yang dipahami pasien
15 16
BUKU SAKU AKREDITASI RSUD DR R KOESMA TUBAN
BUKU SAKU AKREDITASI RSUD DR R KOESMA TUBAN
SPO Pemberian Informed Consent
2. Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah atau
produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang berisiko tinggi
3. Semua tindakan kedokteran harus mendapat persetujuan pasien dan atau keluarga setelah
mendapat penjelasan yang cukup tentang hal-hal yang berkaitan dengan tindakan
tersebut dari dokter Penanggungjawab Pasien DPJP
Yang berhak untuk memberikan persetujuan setelah mendapatkan informasi adalah:
a. Pasien sendiri, yaitu apabila telah
berumur 21 tahun dan telah menikah. b. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun,
persetujuan informed consent atau Penolakan Tindakan Medis diberikan oleh
mereka menurut urutan hak sebagai berikut:
1 Ayah ibu kandung 2 Saudara-saudara kandung
c. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua atau orang
tuanya berhalangan hadir, persetujuan informed consent atau Penolakan
Tindakan Medis diberikan oleh mereka menurut hak sebagai berikut:
1 Ayah ibu adopsi 2 Saudara-saudara kandung
3 Induk semang d. Bagi pasien dewasa dengan gangguan
mental, persetujuan informed consent atau Penolakan Tindakan
Medis diberikan oleh mereka menurut urutan hak sebagai berikut:
1 Ayah ibu kandung 2 Wali yang sah
3 Saudara-saudara kandung
e. Bagi pasien dewasa yang berada dibawah pengampunan curatelle -
persetujuan atau Penolakan Tindakan Medis diberikan menurut hak berikut:
1 Wali 2 Curator
f. Bagi pasien dewasa yang telah menikah orang tua, persetujuan
informed consent atau Penolakan Tindakan Medis diberikan oleh
mereka menurut urutan hak sebagai berikut:
1 Suami istri 2 Ayah ibu kandung
3 Anak-anak kandung 4 Saudara-saudara kandung
4. Informed consent menginformasikan tentang : diagnosis Diagnosa kerja dan
Diagnosa banding , dasar diagnosis,
17 18
BUKU SAKU AKREDITASI RSUD DR R KOESMA TUBAN
BUKU SAKU AKREDITASI RSUD DR R KOESMA TUBAN
tindakan kedokteran, indikasi tindakan, tata cara, tujuan risiko, komplikasi,
prognosis, alternatif dan risiko
4. Bagaimana
pasien mendapatkan informasi
pelayanan Bina Rohani di RS?
Pelayanan Bina Rohani terdiri dari pelayanan Bina Rohani rutin dan atas
permintaan. Pasien yang membutuhkan pelayanan Bina Rohani akan mengisi
formulir permintaan pelayanan Bina Rohani. Kemudian perawat akan
menghubung petugas terkait sesuai daftar yang ada.
SPO Pelayanan Bina Rohani
5. Bagaimana
RS melindungi kebutuhan
privasi pasien? Saat dilakukan pemeriksaan, konsultasi,
tatalaksana antar pasien akan dibatasi dengan tirai
SPO Perlindungan Kebutuhan Privasi Pasien
6. Bagaimana
RS melindungi
pasien terhadap
kekerasan fisik?
1.Kriteria kekerasan fisik di lingkungan Rumah Sakit terdiri atas: pelecehan
seksual, pemukulan, penelantaran dan pemaksaan fisik terhadap pasien yang
dilakukan oleh penunggu pengunjung pasien maupun petugas
2. Kecuali terdapat indikasi, petugas kesehatan
dapat melakukan
pemaksaan fisik seperti pengekangan sesuai standart medis dan etika rumah
sakit yang berlaku 3. Setiap petugas keamanan sudah terlatih
untuk menangani hal tersebut. 4. Setiap pasien pengunjung karyawan
yang berada dalam rumah sakit harus menggunakan tanda pengenal berupa
gelang identitas pasien, kartu visitor pengunjung atau name tag karyawan.
SPO Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik
7. Bagaimana prosedur
melindungi barang milik pasien?
SPO Perlindungan Barang Milik Pasien
8. Apa yang dilakukan
RS jika pasien menolak
memberhentikan tindakan resusitasi
atau pengobatan yang diberikan?
Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan
resusitasi. Keputusan untuk tidak melakukan RJP
harus dicatat di Rekam medis pasien dan di formulir Do Not Rasuscitate DNR .
Formulir DNR harus diisi dengan lengkap dan disimpan di rekam medis pasien
Alasan diputuskannya tindakan DNR dan orang yang terlibat dalam pengambilan
keputusan harus di catat di rekam medis pasien dan formulir DNR. Keputusan harus
dikomunikasikan kepada semua orang yang terlibat dalam aspek perawatan pasien.
SPO Penolakan Tindakan Atau Pengobatan
19 20
BUKU SAKU AKREDITASI RSUD DR R KOESMA TUBAN
BUKU SAKU AKREDITASI RSUD DR R KOESMA TUBAN
PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA PPK
NO .
PERTANYAAN JAWABAN
1. Siapa yang memberikan
edukasi kepada pasien keluarga?
Semua pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga
oleh petugas yang berkompeten dan dikoordinasi oleh Panitia PKRS.
2. Bagaimana prosedur
pemberian informasi atau edukasi kepada pasien
keluarga?
SPO Pemberian Informasi Atau Edukasi
3. Bagaimana cara Anda
mengetahui pencapaian keberhasilan edukasi
yang diberikan? Melakukan verifikasi bahwa pasien dan
keluarga bisa menerima dan memahami edukasi yang diberikan.
SPO Pemberian Informasi atau Edukasi
4. Apa bukti edukasi telah
diberikan kepada pasien? 1. Ada bahan materi yang diberikan
kepada pasien atau keluarga 2. Ada pemberian edukasi berupa
PENINGKATAN MUTU KESELAMATAN PASIEN PMKP
NO .
PERTANYAAN JAWABAN
1. Apakah definisi IKP
Insiden Keselamatan Pasien ?
1.
Insiden meliputi Kejadian Yang Tidak Diharapkan KTD , Kejadian Nyaris Cidera
KNC , Kejadian Tidak Cidera KTC , Kejadian Potensi Cidera KPC, dan
Kejadian Sentinel
2.
Kejadian Tidak Diharapkan, yang disebut dengan KTD adalah insiden yang
mengakibatkan cidera pada pasien
3.
Kejadian Nyaris Cidera, selanjutnya disingkat KNC adalah terjadinya insiden
yang belum sampai terpapar ke pasien
4.
Kejadian Tidak Cidera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden yang sudah terpapar ke
pasien, tetapi tidak timbul cidera
5.
Kondisi Potensial Cidera, selanjutnya disingkat KPC adalah kondisi yang sangat
berpotensi untuk menimbulkan cidera, tetapi belum terjadi insiden
6.
Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cidera yang
serius; biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat
diterima seperti: operasi pada bagian tubuh yang salah.
Kematian tidak terduga dan tidak
terkait dengan perjalanan alamiah atau kondisi yang mendasari penyakitnya.
Contoh: bunuh diri
Kehilangan fungsi utama major
secara permanen yang tidak terkait dengan perjalanan alamiah penyakit
21 22
BUKU SAKU AKREDITASI RSUD DR R KOESMA TUBAN
BUKU SAKU AKREDITASI RSUD DR R KOESMA TUBAN
pasien atau kondisi yang mendasari
penyakitnya
Salah lokasi, salah prosedur, salah pasien operasi
Penculikan bayi atau bayi yang
dipulangkan bersama orang yang bukan orang tuanya
8.
Pelaporan insiden tidak boleh lebih dari 2 x 24 jam
2.
Bagaimana prosedur
pelaporan insiden?
MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS MDGs
NO. PERTANYAAN
JAWABAN
1. Apa yang Anda
ketahui tentang PONEK RS?
Rumah sakit melaksanakan program PONEK Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency
Komprehensif untuk menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan kesehatan ibu.
Rumah sakit membentuk Tim PONEK untuk menjalankan program PONEK RS
2. Apa yang Anda
ketahui tentan TB DOTS RS?
Rumah sakit melaksanakan penanggulangan TB sesuai dengan pedoman strategi DOTS
Direct Observe Treatment Shortourse
Rumah sakit membentuk Tim TB DOTS untuk menjalankan program TB DOTS RS
AKSES PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN APK
NO. PERTANYAAN
JAWABAN
1.
Bagaimana Prosedur Skrining di IGD?
1. Skrining dilakukan pada kontak pertama di dalam atau di luar RS untuk menetapkan
apakah pasien dapat dilayani oleh RS 2. Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase,
visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik, Pelaporan
Laporan atasan langsung
Lakukan investigasi sederhana
Laporan panitia KPRS
Lakukan RCA dan rekomendasi
2.
Bagaimana prosedur penerimaan pasien
rawat inap dan rawat jalan?
SPO Penerimaan Pasien Rawat Inap SPO Penerimaan Pasien Rawat Jalan
SPO Penahanan Pasien untuk diobservasi
23 24
BUKU SAKU AKREDITASI RSUD DR R KOESMA TUBAN
BUKU SAKU AKREDITASI RSUD DR R KOESMA TUBAN
3. Bagaimana
prosedur triase? Rumah sakit melaksanakan proses triase
berbasis bukti untuk memperioritaskan pasien sesuai dengan kegawatannya
menggunakan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat General Emergency Life
Support GELS , Dirjen Bina Pelayanan Medik. Depkes RI 2006. Pembagian
pasien tersebut adalah:
1. Prioritas I label merah ; Emergency Pasien gawat darurat; mengancam
nyawa fungsi vital; penanganan dn pemindahan bersifat segera, antara lain:
syok oleh berbagai kausa, gangguan pernapasan, perdarahan eksternal
massif, gangguan jantung yang mengancam, problem kejiwaan yang
serius
2. Prioritas II label kuning ; urgent Pasien dengan kondisi darurat yang
perlu evaluasi secara menyeluruh dan ditangani oleh dokter untuk stabilisasi,
diagnose dan terapi dafinitif, potensial mengancam jiwa fungsi vital bila tidak
segera ditangani dalam waktu singkat penanganan dan pemindahan bersifat
jangan terlambat. Antara lain: pasien 4
. Bagaimana RS mengidentifikasi
hambatan di populasinya dalam memberikan pelayanan?
RS mengidentifikasi
hambatan dipopulasinya dengan membuat kajian
data cakupan antara lain area cakupan, etnis dan agama. Selain itu juga dikaji
faktor biologis dan psikososialnya. Untuk mengatasi hambatan kendala keterbatasan
fisik dalam populasinya, Rumah Sakit Umum memiliki prosedur penanganan
bagi mereka dengan keterbatasan fisik
5 .
Bagaimana prosedur transfer yang berlaku di rumah sakit?
TRANSFER INTRA RUMAH SAKIT PASIEN
PETUGAS PENDAMPING
KETERAMPILAN YANG DIBUTUHKAN
PERALATAN UTAMA
Derajat 0 Petugas
keamanan Bantuan hidup dasar
Derajat 0,5
orang tua
Delirium Petugas
keamanan Bantuan hidup dasar
Derajat 1 Perawat
petugas berpengalaman
Bantuan hidup dasar, pelatihan tabung gas,
pemberian obat-obatan, Oksigen,
suction, tiang infuse portable,
Lapor direksi
3. Prioritas III label hijau ; Non Emergency
Pasien gawat darurat semu false emergency yang tidak memerlukan
pemeriksaan dan perawatan segera.
4. Prioritas IV label hitam ; Death Pasien datang dalam keadaan sudah
meninggal sesuai dengan
25 26
BUKU SAKU AKREDITASI RSUD DR R KOESMA TUBAN
BUKU SAKU AKREDITASI RSUD DR R KOESMA TUBAN
Derajat 2 Perawat dan
petugas keamanan
TPK Semua ketrampilan di atas,
ditambah : dua tahun pengalaman dalam perawatan
intensif oksigen, sungkup pernapasan, defibrillator,
monitor Semua
peralatan di atas,
ditambah: monitor
EKG dan tekanan
darah dan defribilator
Derajat 3 Dokter,
perawat, dan TPK Petugas
keamanan Standart kompetensi dokter
harus di atas standart minimal:
Dokter:
Minimal 6 bulan
pengalaman mengenai perawatan pasien intensif
dan bekerja di ICU
Keterampilan bantuan
hidup dasar dan lanjut
Keterampilan menangani permasalahan jalan napas
dan pernapasan, minimal level ST 3 atatu sederajat
Harus mengikuti
Monitor ICU portable
yang lengkap,
ventilator dan alat
transfer yang memenuhi
standart minimal
TRANSFER ANTAR RUMAH SAKIT
PASIEN PETUGAS
PENDAMPING KETERAMPILAN
YANG DIBUTUHKAN
PERALATAN UTAMA DAN
JENIS KENDARAAN
DERAJAT 0 Petugas
ambulan Bantuan hidup
dasar BHD Kendaraan high
dependency service HDS
ambulan
DERAJAT 0,5 ORANG
TUA DELIRIUM
Petugas ambulan dan
paramedis Bantuan hidup
dasar BHD Kendaraan HDS
ambulan
DERAJAT 1 Petugas
ambulan dan perawat
Bantuan hidup dasar, pemberian
oksigen, pemberian obat-
obatan, kenal tanda deriorisasi,
keterampilan perawatan,
trakeostomi dan suction
Kendaraan HDS ambulan, oksigen,
suction, tiang infuse portable,
infuse pump dengan baterai,
oksimetri
DERAJAT 2 Dokter, Perawat Semua
Ambulan Semua
Perawat:
Minimal 2 tahun bekerja di ICU
Keterampilan
bantuan hidup dasar dan lanjut
Harus mengikuti
pelatihan untuk transfer pasien
dengan sakit berat kritis
bag-valve mask
, penggunaan
defibrillator, penggunaan
monitor intensif peralatan
atas, ditambah: monitor
EKG dan
tekanan darah
dan defibrillator
bila diperlukan
27 28
BUKU SAKU AKREDITASI RSUD DR R KOESMA TUBAN
BUKU SAKU AKREDITASI RSUD DR R KOESMA TUBAN
Derajat 3 Dokter,
Perawat dan Petugas
ambulan Dokter:
• Minimal 6 bulan pengalaman
mengenai perawatan pasien
intensif dan bekerja di ICU
• Keterampilan bantuan hidup
dasar dan lanjut • Keterampilan
menangani permasalahan
jalan napas
dan pernapasan,
minimal level ST 3 atau sederajat
Harus mengikuti pelatihan untuk
transfer pasien dengan sakit berat
kritis
Perawat: Minimal 2 tahun di
ICU • Keterampilan
bantuan hidup dasar dan lanjut
• Harus mengikuti pelatihan untuk
transfer pasien dengan sakit berat
kritis Ambulan
lengkap AGD 118.
monitor ICU Portabel
yang lengkap,
ventilator dan
peralatan transfer yang
memenuhi standart
minimal
29 30
ASSESMENT PASIEN AP
NO PERTANYAAN
JAWABAN 1.
Bagaimana prosedur pengkajian status gizi pasien di rumah sakit? Status gizi dinilai dengan menggunakan kriteria MUST Malnutrition
Universal Screening Tool untuk mengidentifikasi dan menatalaksana pasien dewasa yang mengalami gizi buruk, kurang gizi atau obesitas
Kelima langkah MUST adalah sebagai berikut: Langkah 1: hitung Indeks Massa Tubuh IMT pasien dengan
menggunakan kurva di bawah ini dan berikanlah skor.
Langkah 2: nilai prosentase kehilangan berat badan yang tak direncanakan menggunakan tabel di bawah ini, dan berikanlah skor:
Langkah 3: nilai adanya efek pengaruh akut dari penyakit yang diderita pasien, dan berikan skor rentang antara 0 – 2 . Sebagai
contoh, jika pasien sedang mengalami penyakit akut dan sangat sedikit tidak terdapat asupan makanan ≥ 5 hari, diberikan skor 2
Langkah 4: tambahkan skor yang diperoleh dari langkah 1, 2, dan 3 untuk menilai adanya risiko malnutrisi
I. Skor 0 = risiko rendah
II. Skor 1 = risiko sedang
III. Skor ≥ 2 = risiko tinggi
Langkah 5: gunakan panduan tatalaksana untuk merencanakan strategi keperawatan berikut ini:
Risiko rendah Perawatan rutin: ulangi skrining pada pasien di rumah sakit tiap
minggu , pada pasien rawat jalan tiap bulan, masyarakat umum dengan usia 75 tahun tiap tahun
Risiko sedang Observasi:
o Catat asupan makanan selama 3 hari o Jika asupan adekuat, ulangi skrining: pasien di rumah sakit tiap
minggu , pada pasien rawat jalan tiap bulan, masyarakat umum tiap 2-3 tahun
o Jika tidak adekuat, rencanakan strategi untuk perbaikan dan peningkatan asupan nutrisi, pantau dan kaji ulang program
pemberian nutrisi secara teratur
Risiko tinggi Tatalaksana:
o Rujuk ke ahli gizi o Perbaiki dan tingkatkan asupan nutrisi
o Pantau dan kaji ulang pemberian nutrisi: pada pasien di rumah sakit tiap minggu , pada pasien rawat jalan tiap bulan ,
masyarakat umum tiap bulan Untuk semua kategori:
a Atasi penyakit yang mendasari dan berikan saran dalam pemilihan jenis makanan
b Catat kategori risiko malnutrisi c Catat kebutuhan akan diet khusus dan ikuti kebijakan setempat
2. Bagaimana Prosedur Pengkajian Nyeri Di Rumah Sakit?
Pengkajian Rasa Nyeri Menggunakan Neonatal Infants Pain Scale NIPS Untuk Usia 1 Tahun, FLACCS Untuk Usia 1-3 Tahun, Wong
Baker Faces Rating Scale untuk usia 3 tahun dan Numeric Scale untuk dewasa. Comfort Scale digunakan pada pasien bayi, anak, dan dewasa di
ruang rawat intensif kamar operasi ruang rawat inap yang tidak dapat dinilai menggunakan Numeric Rating Scale Wong-Baker FACES Pain
Sale
BUKU SAKU AKREDITASI RSUD DR R KOESMA TUBAN
BUKU SAKU AKREDITASI RSUD DR R KOESMA TUBAN
NEONATAL INFANTS PAIN SCALE NIPS PARAMETER
FINDING POINTS
Ekspresi wajah Santai
Meringis 1
Menangis Tidak menangis
Merengek 1
Menangis kuat 2
Pola bernapas Santai
Perubahan pola bernapas
1 Lengan
Santai Fleksi Extensi
1 Kaki
Santai Fleksi Estensi
1 Keadaan rangsangan
Tertidur bangun Rewel
1
Pada bayi premature, ditambahkan dua parameter lagi yaitu heart rate dan saturasi oksigen
Heart rate 10 dari baseline
11-20 baseline 1
20 dari baseline 2
Saturasi oksigen Tidak diperlukan oksigen
tambahan Penambahan oksigen
diperlukan 1
Skor 0 : Tidak nyeri 1-2 : Nyeri ringan 3-4 : Nyeri sedang 4: Nyeri hebat
FALCCS
KATEGORI PARAMETER
O 1
2
WAJAH Tidak ada
ekspresi tertentu
atau tersenyum
Sesekali meringis atau
mengerutkan kening
Sering untuk cemberut
konstan, rahang, ditarik,
tidak tertarik bergetar dagu
KAKI Normal
posisi atau santai
Tidak nyaman, gelisah, tegang
Menendang, atau kaki
disusun ACTIVITAS
Berbaring dengan
tenang, posisi
normal, bergerak
dengan mudah
Menggeliat, menggeser
maju mundur, tegang
Melengkung, kaku
MENANGIS Tidak ada
teriakan terjaga
atau tertidur
Erangan atau rengekan,
keluhan sesekali
Menangis terus, teriakan
atau isak tangis, sering
keluhan
CONSOLABILITAS Konten, santai
Diyakinkan oleh
menyentuh sesekali,
memeluk Sulit untuk
konsol atau kenyamanan
atau sedang berbicara,
distractable
Skor 0 : Tidak nyeri 1-3 : Nyeri ringan 4-6 : Nyeri sedang 7-10: Nyeri hebat
33 34
BUKU SAKU AKREDITASI RSUD DR R KOESMA TUBAN
BUKU SAKU AKREDITASI RSUD DR R KOESMA TUBAN WONG BAKER FACES RATING SCALE DAN
NUMERIC SCALE
COMFORT SCALE KATEGORI
SKOR KEWASPADAAN
1. Tidur pulas nyenyak 2. Tidur kurang nyenyak
3. Gelisah 4. Sadar sepenuhnya dan waspada
5. Hiper alert
KETENANGAN DISTRESS
1. Tenang 2. Agak cemas
3. Cemas 4. Sangat cemas
5. panic
PERNAPASAN 1. Tidak ada respirasi spontan dan
tidak ada batuk 2. Respirasi spontan dengan
sedikit tidak ada respon terhadap ventilasi
3. Kadang-kadang batuk atau terdapat tahanan terhadap
ventilasi 4. Sering batuk, terdapat tahann
perlawanan terhadap ventilator 5. Melawan secara aktif terhadap
ventilator, batuk terus menerus tersedak
MENANGIS 1. Bernapas dengan tenang
2. Terisak-isak 3. Meraung
4. Menangis 5. Berteriak
PERGERAKAN 1. Tidak ada pergerakan
2. Kadang-kadang bergerak perlahan 3. Sering bergerak perlahan
4. Pergerakan aktif gelisah 5. Pergerakan aktif termasuk badan dan kepala
TONUS ATAS 1. Otot rileks sepenuhnya, tidak ada tonus
otot
2. Penurunan tonus otot 3. Tonus otot normal