Persepsi terhadap Sampel Intensitas Suara dan Norma Berujar Bahasa Batak Toba menurut Penutur...

Andrew Tobing : Persepsi terhadap Sampel Intensitas Suara dan Norma Berujar Bahasa Batak Toba menurut Penutur…, 2005

USU Repository © 2006

Persepsi terhadap Sampel Intensitas Suara dan Norma Berujar Bahasa Batak Toba
menurut Penutur Bahasa Batak Toba dan Bukan Bahasa batak toba.
Tesis
Andrew Tobing
Universitas Sumatera Utara
Sekolah Pasca Sarjana
Magister Humaniora
2006
Abstrak

Chaer dan Agustina menyebutkan bahwa kekuatan suara merupakan salah satu aspek norma
berujar suatu kelompok etnis (1995). Tesis ini bertujuan untuk memerikan norma berujar dengan
intensitas suara yang tinggi penutur bahasa Batak Toba.
Pemerian dilakukan dari tiga sisi; yang pertama, ukuran ketinggian intensitas. Penelitian
dilakukan terhadap penutur bahasa Batak Toba di empat daerah di mana masyarakat Batak Toba
berada, yakni Silindung, Toba, Humbang, dan Samosir. Pengukuran intensitas suara dilakukan
menggunakan lima orang informan di masing-masing daerah. Situasi percakapan yang alami

digunakan dan jarak antara alat pengukur dan sumber suara dipertimbangkan. Data pengukuran diolah
dengan piranti lunak Praat.
Sisi kedua adalah persepsi. Penelitian dilakukan dengan 40 orang penutur bahasa Batak Toba,
yakni 10 di setiap daerah, dan 8 orang penutur bukan bahasa Batak Toba. Para informan diminta
untuk mendengarkan empat buah sampel suara penutur bahasa Batak Toba yang berbicara dengan
intensitas suara yang tinggi yang telah direkam dalam kaset: (1) suara anak berbicara dengan ibunya;
(2) suara wanita berbicara dengan orang yang belum dikenal; (3) suara seorang pemudi berbicara
dengan orang yang dituakan, dan (4) suara seorang istri berbicara dengan suaminya. Informan diminta
untuk menanggapi intensitas suara di setiap rekaman tersebut, yakni apakah hal tersebut sopan atau
tidak sopan, kasar atau tidak kasar, biasa atau jarang, dan suka atau tidak suka. Para informan juga
diwawancarai untuk menyelidiki tujuan atau makna norma tersebut.
Hasil pengukuran intensitas menunjukkan bahwa penutur bahasa Batak Toba di daerah Toba
dan Silindung berbicara dengan intensitas rata-rata melebihi ukuran intensitas suara berujar normal.
Penutur dari dua daerah lainnya juga memiliki intensitas suara yang tinggi namun masih berada
dalam ambang intensitas berujar normal. Hasil penelitian terhadap persepsi menunjukkan, antara lain
bahwa adanya kontradiksi antara persepsi informan di daerah Silindung dan Toba dengan Humbang
dan Samosir. Di mana yang pertama memandang intensitas suara sampel cenderung sopan, sedangkan
yang kedua umumnya memandang hal itu cenderung tidak sopan.
Melalui wawancara ditemukan bahwa ketinggian intensitas suara mengindikasikan jarak
kekerabatan yang dekat antar partisipan percakapan (teori solidaritas). Di sisi lain, berbicara dengan

suara yang kuat juga dapat dianggap tidak santun di mana seorang penutur tidak mengakui
kesenjangan kekuasaan dalam hubungan kekuasaan yang ada dengan lawan bicaranya.

Andrew Tobing : Persepsi terhadap Sampel Intensitas Suara dan Norma Berujar Bahasa Batak Toba menurut Penutur…, 2005

USU Repository © 2006

Toba-Batak and Non Toba-Batak Speakers’ Perception towards Toba-Batak
Speech Voice Intensity Samples and Norms
Tesis
Andrew Tobing
North Sumatera University
Post Graduate School
Magister of Humaniora
2006
Abstract
Chaer and Agustina suggested that the volume of speech voice is an aspect of the speech
norm of an ethnic group (1995). The purpose of this study is to describe the Toba-Batak speakers’
norm of speaking with high voice intensity.
The description was made from three angles; first, measurement of intensity levels. Research

was conducted with 20 Toba-Batak speakers in the four regions which the Toba-Batak people occupy,
namely: Silindung, Toba, Humbang and Samosir. Measurements of five speakers’ intensity levels
were taken in each region. The research made use of natural conversation situations, while the
distance between the recording aparatus and sound source were carefully considered. The data were
then processed using Praat software.
The second aspect was perception. Research was conducted using 40 speakers of the
Toba-Batak language, i.e. 10 in each region, with an addition of 8 non Toba-Batak speakers. The
informants were asked to listen to four voice samples of a Toba-Batak speaker speaking with high
voice intensity, already recorded in cassette form. The 4 samples were: (1) the voice of a girl speaking
to her mother; (2) the voice of a woman speaking to a stranger; (3) the voice of a female youngster
speaking to an elder in the community; and (4) the voice of a wife speaking to her spouse. The
informants were then asked to give their responses towards the intensity levels in the recordings,
whether they perceived the intensity levels were polite or not polite, harsh or not harsh, usual or
uncommon and like or dislike. The informants were also interviewed in order to investigate the
purpose or meaning of such a speech norm.
Intensity measurement results showed that Toba-Batak speakers residing in the Toba and
Silindung regions speak with greater intensity levels than what is considered normal. Speakers from
the two other regions also spoke with great intensity, but still within the normal intensity range limit.
The results of the research on perception showed, among others, that the perception of Toba and
Silindung informants contradicts with that of Humbang and Samosir informants, where the former

tended to view the intensity level of the samples as polite, whereas the latter tended to perceive them
as impolite.
Through the interviews, it was discovered that the high voice intensity reflects the solidarity
gap between the participants of a conversation (Solidarity theory). On the other hand, speaking with a
loud voice would be considered impolite in a situation where a speaker was suppose to acknowledge
the distance of power relationship that exists between he and the hearer by using a lower intensity
voice, rather than express solidarity with a loud voice.

Andrew Tobing : Persepsi terhadap Sampel Intensitas Suara dan Norma Berujar Bahasa Batak Toba menurut Penutur…, 2005

USU Repository © 2006