Hak dan Kewajiban Konsumen

Kewajiban-kewajiban pelaku usaha menurut ketentuan Pasal 7 UUPK adalah: 1. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya; 2. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang danatau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan; 3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif; 4. Menjamin mutu barang danatau jasa yang diproduksi danatau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang danatau jasa yang berlaku; 5. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, danatau mencoba barang danatau jasa tertentu serta memberi jaminan danatau garansi atas barang yang dibuat danatau yang diperdagangkan; 6. Memberi kompensasi, ganti rugi danatau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang danatau jasa yang diperdagangkan; 7. Memberi kompensasi, ganti rugi danatau penggantian apabila barang danatau jasa yang dterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian; Bila diperhatikan dengan saksama, tampak bahwa hak dan kewajiban pelaku usaha bertimbal balik dengan hak dan kewajiban konsumen. Ini berarti hak bagi konsumen adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha. Demikian pula dengan kewajiban konsumen merupakan hak yang akan diterima pelaku usaha. Bila dibandingkan dengan ketentuan umum di Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, tampak bahwa pengaturan UUPK lebih spesifik, karena di UUPK pelaku usaha selain harus melakukan kegiatan usaha dengan itikad baik, ia juga harus mampu menciptakan iklim usaha yang kondusif, tanpa persaingan yang curang antar pelaku usaha. Kewajiban-kewajiban pelaku usaha juga sangat erat kaitannya dengan larangan dan tanggung jawab pelaku usaha.

G. Tanggung Jawab Pelaku Usaha

Pasal 19 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen menerangkan bahwa: 1. Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atsa kerusakan, pencemaran, dan atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan. 2. Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang danatau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan danatau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 tujuh hari setelah tanggal transaksi. 4. Pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 tidak menghapuskan kemungkinan adanya tuntutan pidana berdasarkan pembuktian lebih lanjut mengenai adanya unsur kesalahan. 5. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 tidak berlaku apabila pelaku usaha dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut merupakan kesalahan konsumen. Setiap pelaku usaha dibebani tanggung jawab atas perilaku yang tidak baik yang dapat merugikan konsumen. Pengenaan tanggung jawab terhadap pelaku usaha digantungkan pada jenis usaha atau bisnis yang digeluti. Bentuk tanggung jawab yang paling utama adalah ganti kerugian yang dapat berupa pengembalian uang, atau penggantian barangjasa yang sejenis atau setara nilainya atau perawatan kesehatan danatau pemberian santunan. 40 Setiap subjek hukum diberi tanggung jawab menurut hukum, yang dalam hal hal tertentu dapat dimintakan pertanggung jawaban di muka hukum dan pengadilan, bagi siapapun yang melanggar ketentuan larangan dalam UUPK. Penegakan sanksi dalam UUPK dapat dilakukan melalui dua cara utama, ialah nonlitigasi dan litigasi. 41 Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Doharni Bunga Raya di Kota Pematang Siantar Sumatera Utara, dia menarik kesimpulan bahwa pelaku usaha ternyata selalu bersedia mengganti kerugian kepada konsumen jika benar benar produk makanan berkemasan kaleng telah merugikan konsumen. Tanggung jawab tersebut berada pada 40 Wahyu Sasongko, Op. Cit., hlm 93 41 Ibid, hlm 93

Dokumen yang terkait

Preferensi Konsumen Terhadap Produk Ikan Kaleng (Canned Fish) Di Pasar Swalayan Hero Bogor

0 6 8

SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PADA MAKANAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PADA MAKANAN YANG MENGANDUNG FORMALIN DAN BORAKS DI KABUPATEN SLEMAN.

0 2 11

KONSUMEN DAN BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Konsumen Dan Bahan Tambahan Makanan (Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Jajanan Pasar Disurakarta).

0 1 14

KONSUMEN DAN BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Konsumen Dan Bahan Tambahan Makanan (Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Jajanan Pasar Disurakarta).

0 2 18

Tinjauan Yuridis Perlindungan Konsumen Terhadap Produk Makanan Dan Minuman Kedaluwarsa (Studi Kasus Pada UD. Diamond Swalayan Medan)

0 1 11

Tinjauan Yuridis Perlindungan Konsumen Terhadap Produk Makanan Dan Minuman Kedaluwarsa (Studi Kasus Pada UD. Diamond Swalayan Medan)

0 0 1

Tinjauan Yuridis Perlindungan Konsumen Terhadap Produk Makanan Dan Minuman Kedaluwarsa (Studi Kasus Pada UD. Diamond Swalayan Medan)

0 0 19

Tinjauan Yuridis Perlindungan Konsumen Terhadap Produk Makanan Dan Minuman Kedaluwarsa (Studi Kasus Pada UD. Diamond Swalayan Medan)

0 0 39

Tinjauan Yuridis Perlindungan Konsumen Terhadap Produk Makanan Dan Minuman Kedaluwarsa (Studi Kasus Pada UD. Diamond Swalayan Medan) Chapter III V

0 1 62

Tinjauan Yuridis Perlindungan Konsumen Terhadap Produk Makanan Dan Minuman Kedaluwarsa (Studi Kasus Pada UD. Diamond Swalayan Medan)

0 0 4