Waktu Pemberian Air Irigasi Tanggapan Pertumbuhan dan Hasil Tanaman

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Desember 2013, di Rumah Kaca Laboratorium Terpadu, Laboratorium RSDAL Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Balai Penelitian Tanah Bogor

B. Bahan dan Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : mistar ukur, kalkulator, gelas ukur, timbangan, oven, ember, ajir. Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah : Tanah, pupuk urea, pupuk TSP, pupuk KCL, benih melon dengan varietas kaba, wilis, dan tanggamus serta air.

C. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang dengan rancangan faktorial dalam Rancangan Acak Lengkap RAL dengan tiga taraf perlakuan defisit air tanah tersedia ATT yang diulang sebanyak tiga kali pada tiga varietas kedelai. Empat taraf perlakuan defisit evapotranspirasi, yaitu: 1 1,0 x ETc E 1 2 0,8 x ETc E 2 3 0,6 x ETc E 3 4 0,4 x ETc E 4 Keterangan: ET c : Evapotranspiration under standart condition, yaitu ET c yang tidak mengalami kekurangan air. E 1 diasumsikan sebagai ET c Tiga varietas kedelai, yaitu : 1 Tanggamus V 1 2 Kaba V 2 3 Wilis V 3 2. Persiapan Penelitian Persiapan media tanam dilakukan dua minggu sebelum tanam, dan dilakukan dengan cara sebagai berikut: tanah dijemur di dalam rumah kaca selama satu minggu, diayak dengan ayakan yang berukuran 3x3 mm, kemudian dimasukkan kedalam ember sebanyak 7 kg tanah. Dan pada saat yang bersamaan ambil sampel 50 gr tanah untuk di oven selama 24 jam pada suhu 105 ⁰C untuk mengetahui kadar air. 3. Pelaksanaan Penelitian Penanaman dilakukan setelah kandungan air pada media tanam disesuaikan dengan kondisi perlakuan. Pada tiap ember ditanam 5 biji kedelai. Pemberian air dilakukan sesuai dengan kebutuhan air bagi tanaman kedelai yaitu sesuai dengan data evapotranspirasi harian yang diperoleh dari penimbangan tanaman kedelai perlakuan E1 pada masing-masing varietas. 4. Pengamatan Parameter yang diamati meliputi : tinggi tanaman, jumlah daun, indeks luas daun, evapotranspirasi harian, jumlah bunga, kebutuhan air total, berat brangkasan 5. Analisis Data Data hasil pengamatan akan di analisis menggunakan analisis keragamaan pada taraf nyata 5 dan 1. Jika hasil menunjukan beda nyata maka akan dilakukan uji lanjut, uji beda nyata terkecil BNT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh defisit evapotranspirasi terhadap pertumbuhan tanaman dan efisiensi penggunaan air pada tiga varietas kedelai adalah: 1. Perlakuan defisit evapotranspirasi pada tiga varietas kedelai menunjukan hasil sangat berbeda nyata pada semua parameter pertumbuhan, produksi dan efisiensi penggunaan air serta tidak ada interaksi antar perlakuan 2. Faktor nilai Ky1 pada semua perlakuan yang menunjukan ke tiga varietas tersebut dapat tahan terhadap cekaman air 3. Varietas yang menghasilkan produksi terbaik, nilai Efisiensi penggunaan air tinggi dan paling tahan terhadap cekaman air adalah varietas Willis 4. Nilai koefisien stress Ks tanaman kedelai varietas Tanggamus, Kaba dan Willis adalah 0,8.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar perlu dilakukan penelitian kembali mengenai defisit evapotranspirasi terhadap beberapa varietas pada skala lapang agar dapat diperoleh besarnya evapotranspirasi yang lebih tepat dan bisa menghasilkan produksi yang tinggi