Izin Uasaha Industri IUI

kelancaran, dan kepastian hukum yang dapat dipertanggungjawabkan mestinya juga dengan penuh empati dalam pelayanannya Ibrahim, 2008 : 19 - 20 Pelayanan publik akan berkualitas apabila memenuhi asas-asas diantaranya hak dan kewajiban; pengaturan setiap bentuk pelayanan umum harus disesuaikan dengan kondisi kebutuhan dan kemampuan masyarakat untuk membayar, berdasarkan ketentuan perundang- undangan yang berlaku; mutu proses keluaran dan hasil pelayanan publik tersebut harus dapat memberikan keamanan, kenyamanan, kelancaran, dan kepastian hukum; dan apabila pelayanan publik yang diselenggarakan oleh Instansi atau Lembaga Pemerintah atau Pemerintahan “terpaksa harus mahal”, maka Instansi atau Lembaga Pemerintah atau Pemerintahan yang bersangkutan berkewajiban “memberi peluang” kepada masyarakat untuk ikut menyelenggarakannya, sesuai dengan peraturan perundang–undangan yang berlaku.

2.3 Izin Uasaha Industri IUI

Objek usaha industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industry. Izin usaha ini bermaksud pemberian IUI dan Tanda Daftar Industri serta Persetujuan Prinsip adalah untuk memberikan kepastian hukum dan kepastian berusaha bagi perusahaan yang telah melaksanakan kewajibannya melengkapi legalitas usahanya. Sasaran dari IUI ini adalah individu atau badan yang menyelenggarakan usaha dibidang industri. Maksud pemberian IU dan Tanda Daftar Industri serta Persetujuan Prinsip adalah untuk memberikan kepastian hukum dan kepastian berusaha bagi perusahaan yang telah melaksanakan kewajibannya melengkapi legalitas usahanya. Tujuan dari pemberian IUI dan Tanda Daftar Industri TDI serta Persetujuan Prinsip adalah sebagai berikut: a. Terlindungnya perusahaan-perusahaan yang menjalankan usahanya secara tertib, jujur dan terbuka. b. Terbinanya dunia usaha industri kecil, menengah dan Industri besar. c. Terciptanya iklim usaha yang sehat dan tertib. d. Terjalinnya sumber dan pengamanan Kota. e. Mencatat bahan-bahan keterangan yang dibuat secara benar dari suatu perusahaan dan merupakan sumber informasi resmi untuk semua pihak yang berkepentingan mengenai identitas dan keterangan lainnya tentang perusahaan. 34

BAB III OBYEK LAPORAN KKL

3.1 Gambaran Umum Kabupaten Cirebon 3.1.1 Sejarah Kabupaten Cirebon Pada tahun 1479 Masehi, Syarif Hidayatullah yang lebih terkenal dengan sebutan Pangeran Sunan Gunung Jati menikah dengan Nyi Mas Pakungwati putri Pangeran Cakrabuana dari Nyai Mas Endang Geulis. Sejak saat itu Pangeran Syarif Hidayatullah dinobatkan sebagai Sultan Carbon I dan menetap di Keraton Pakungwati. Sebagaimana lazimnya yang selalu dilakukan oleh Pangeran Cakrabuana mengirim upeti ke Pakuan Pajajaran, maka pada tahun 1482 Masehi setelah Syarif Hidayatullah diangkat menjadi Sultan Carbon membuat maklumat kepada Raja Pakuan Pajajaran Prabu Siliwangi untuk tidak mengirim upeti lagi karena Kesultanan Cirebon sudah menjadi negara yang merdeka. Selain hal tersebut Pangeran Syarif Hidayatullah melalui lembaga Wali Sanga telah berulang kali memohon Raja Pajajaran untuk berkenan memeluk agama Islam tetapi tidak berhasil. Itulah penyebab yang utama mengapa Pangeran Hidayatullah menyatakan Cirebon sebagai negara merdeka lepas dari kekuasaan Pakuan Pajajaran. Peristiwa merdekanya Cirebon keluar dari kekuasaan Pajajaran tersebut, dicatat dalam sejarah tanggal Dwa Dasi Sukla Paksa Cetra Masa Sahasra Patangatus Papat Ikang Sakakala, bertepatan dengan 12 Shafar 887 Hijriyah atau 2 April 1482 Masehi, yang sekarang disepakati sebagai

Dokumen yang terkait

Peranan Pemerintah Daerah Dalam Memberikan Surat Izin Usaha Perdagangan (Suatu Studi Pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Gunungsitoli)

4 108 213

Implementasi Pelayanan Publik Bidang Izin Usaha Perikanan Dan Penangkapan Ikan Di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Dalam Pengelolaan Sumber Daya Berkelanjutan Kabupaten Nias

6 95 157

Efektivitas Pembentukan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Dalam Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu di Kabupaten Gayo Lues)

1 48 115

PELAYANAN PUBLIK BIDANG PERIZINAN (Studi Mengenai Kualitas Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dalam Pengurusan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Di Kantor Pelayanan Terpadu Perizinan (KPTP) Kabupaten Kotawaringin Barat

0 6 3

Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (SIMYANDU-PPTSP) (Studi Kasus Dalam Pembuatan Izin Usaha (ITU) Pada Kantor PPTSP Kabupaten Garut)

1 55 179

Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Masyarakat (Studi Tentang Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan Pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung)

0 5 1

Kualitas Pelayanan Perizinan Melalui Bandung One Stop Service (BOSS) Di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung

0 4 1

Efektifitas Pelayanan Satu Hari Jadi (One Day Service/ODS) Dalam Pembuatan Izin Usaha Industri (IUI) Pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kabupaten Cirebon

4 40 84

Penilaian Kepuasan Masyarakat tentang Pelayanan di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Belitung Timur berbasis website

0 3 54

10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Peranan Pemerintah Daerah Dalam Memberikan Surat Izin Usaha Perdagangan (Suatu Studi Pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Gunungsitoli)

0 1 36