Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

18 pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim, untuk memastikanbahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut diberikan kuis, diakhiri dengan pemberian penghargaan. Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa dituntut untuk belajar dalam kelompok-kelompok kecil, saling bekerja sama dalam menyelesaikan masalah yang diberikan guru, ciri pembelajaran kooperatif tipe STAD diantaranya terdapat penghargaan dalam pembelajaran yang lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu. Model pembelajaran berbasis masalah Problem Based Learning mengarahkan siswa untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah yang diberikan sesuai dengan materi pelajaran. Pembelajaran ini membantu guru menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupannya. Ciri pembelajaran berbasis masalah soal-soal yang autentik; pembelajaran berbasis masalah diorganisasikan disekitar situasi kehidupan nyata; terjadi pemusatan antar disiplin; melakukan penyelidikan autentik atau mengumpulkan data-data yang relevan dengan masalah soal; melakukan kerja sama serta menghasilkan karya dan dipamerkan presentasi. Kegiatan pembelajaran pada model ini membuat siswa lebih aktif serta dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan permasalahan matematis siswa. Keduanya menekankan pada identifikasi masalah namun pada Kooperatif tipe STAD sudah biasa digunakan di sekolah tersebut sejak kurikulum 2013 berlaku dan model ini juga model pembelajaran yang paling sederhana, sedangkan pada model PBL adalah model pembelajaran hal yang baru bagi sekolah tersebut, dan 19 model PBL ini merupakan model pembelajaran yang selalu dimulai pada suatu permasalahan. Dengan demikian, peneliti berasumsi bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran PBL akan lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD.

G. Anggapan Dasar.

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah: 1. Semua siswa kelas X semester ganjil SMAN 2 Pringsewu tahun pelajaran 20132014 memperoleh materi yang sama dan sesuai dengan kurikulum 2013 2. Faktor lain yang mempengaruhi pemecahan masalah matematis siswa selain model pembelajaran diabaikan.

III. METODE PENELITIAN A.

Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini hanya berusaha menggambarkan secara jelas terhadap pertanyaan penelitian yang telah ditentukan sebelum peneliti terjun ke lapangan.

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di kelas X IPA 4 dan X IPA 5 SMA Negeri 2 Pringsewu yang dimulai dari tanggal 22 April 2014 s.d. 6 Mei 2014. Dalam tiap minggu ada dua kali pertemuan yaitu hari selsa 4 jam pelajaran, dan hari Kamis 4 jam pelajaran dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 4 dan X IPA 5, dimana peneliti hanya menggunakan dua kelas dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda dari sembilan kelas yang ada di SMA Negeri 2 Pringsewu. Pada kelas X IPA 4 menggunakan model pembelajaran PBL dan X IPA 5 menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD.

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Pringsewu Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 2 45

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THREE-STEP INTERVIEW (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2013/2014)

2 31 59

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 13 Bandarlampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 8 47

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Ar-Raihan Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 7 51

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA ( Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Pelita Cabang Empat Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 13 182

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Paramarta 1 Seputih Banyak Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 8 59

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gedongtataan Kabupaten Pesawaran Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 5 63

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA ANTARA MODEL PBL DENGAN KOOPERATIF TIPE STAD ( Studi pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 2 Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014)

2 15 54

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 5 54

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 28 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 5 54