Pengemis Hubungan Antara Belief In Just World dengan Perilaku Menolong

kebaikan, maka kebaikan tersebut akan terbalaskan dengan kebaikan di kemudian hari Leary Hoyle, 2009. Sesuai dengan penjelasan di atas belief in just world dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kepercayaan seseorang tentang konsekuensi atas perbuatan- perbuatannya, di mana perbuatan yang baik akan terbalaskan dengan hal yang baik, dan perbuatan yang buruk akan berbalaskan dengan hal yang buruk. B.1. Karakteristik Belief in Just World Adapun karakteristik dari orang-orang yang memiliki belief in just world menurut Rubin Peplau, 1975. a. Orang-orang yang memiliki belief in just world yang tinggi : 1. Cenderung lebih religius 2. Cenderung lebih otoriter dalam kehidupan sehari-hari 3. Memiliki pemikiran yang konservatif, cenderung masih mendukung nilai-nilai tradisional. 4. Mengagumi tokoh-tokoh pemimpin politik dan lembaga sosial. 5. Memiliki sikap negatif terhadap orang yang kurang mampu, khususnya para pengemis jalanan. b. Orang-orang yang memiliki belief in just world yang rendah : 1. Cenderung kurang merasa untuk ikut serta dalam perubahan masyarakat.

C. Pengemis

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan pengemis sebagai, “orang yang meminta- minta”KBBI, 2012-2014. Sedangkan menurut Pasal 1 Angka 2 Universitas Sumatera Utara Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1980, Pengemis merupakan, “…orang- orang yang mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta dimuka umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain”PP Nomor 31 Tahun 1980, 2012. Jadi di dalam penelitian ini, pengemis adalah orang-orang yang mendapatkan penghasilan dengan cara meminta belas kasihan dari orang lain dengan berbagai cara dan alasan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. C.1. Kriteria Pengemis Berdasarkan Permensos No. 08 Tahun 2012 tentang pedoman pendataan dan pengelolaan data penyandang masalah kesejahteraan sosial, kriteria bahwa seseorang dikatakan sebagai pengemis adalah sebagai berikut : a. Mata pencariannya bergantung pada belas kasihan orang b. Berpakaian kumuh c. Berada di tempat-tempat ramai d. Memperalat sesama untuk merangsang belas kasihan orang lain C.2. Jenis-jenis Pengemis Adapun jenis-jenis pengemis berdasarkan observasi yang peneliti lakukan, yaitu : a. Pengemis dengan membawa anak b. Pengemis anak-anak c. Pengemis dengan cacat fisik d. Pengemis professional dan terorganisir Universitas Sumatera Utara C.3. Dampak Pengemisan Adapun dampak dari pengemisan, yaitu : a. Membuat seorang individu semakin malas bekerja b. Manambah masalah sosial c. Pelecehan terhadap pekerja keras d. Membuat tindakan kriminal e. Dapat mengganggu masyarakat

D. Hubungan Antara Belief In Just World dengan Perilaku Menolong

Pengemis Sebagaimana telah dijelaskan, belief in just world merupakan kepercayaan bahwa seseorang hidup didunia yang setiap orang akan memperoleh apa yang sepatutnya akan diperoleh Dalbert, Lipkus, Sallay Goch, 2001. Dalam belief in just world terdapat asumsi bahwa seseorang akan memperoleh apa yang sepatutnya diperoleh, reward dan Punishment akan diperoleh secara adil sesuai dengan perilaku, sifat dan karakter individu Lerner, 1980. Belief in just world merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi orang untuk menolong orang lain Baron Byrne, 2000. Pada orang yang memiliki kepercayaan bahwa dunia itu adil adanya belief in just world, menurut Dalbert, Lipkus, Sallay Goch 2001 orang-orang akan berperilaku sesuai dengan aturan-aturan yang adil dan dipengaruhi oleh perilaku sosialnya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terjadi karena konsep belief in just world menunjukkan kontrak personal antara individu dengan dunia sosialnya. Sehingga, semakin kuat individu memegang belief in just world maka semakin Universitas Sumatera Utara kuat juga kewajibannya untuk berperilaku sesuai dengan aturan keadilan. Artinya disini seharusnya orang-orang yang memiliki belief in just world akan mematuhi peraturan-peraturan yang ada. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Rubin Peplau 1975, karakteristik dari orang yang memiliki belief in just world yang tinggi akan cenderung lebih religius, cenderung lebih otoriter dalam kehidupan sehari-hari, memiliki pemikiran yang konservatif, cenderung masih mendukung nilai-nilai tradisional, mengagumi tokoh-tokoh pemimpin politik dan lembaga sosial dan memiliki sikap negatif terhadap orang yang kurang mampu. Pada penelitian terdahulu inilah orang-orang yang memiliki kepercayaan adanya belief in just world yang tinggi mereka tidak akan menolong para pengemis, karena mereka mempunyai kepercayaan bahwa pengemis pantas untuk tidak di tolong dan akan berpikir seseorang dapat menjadi pengemis karena adanya kesalahan yang mereka lakukan terdahulu, sehingga menjadikan mereka sekarang pengemis. Dapat diambil kesimpulan bahwa belief in just world berkorelasi negatif terhadap perilaku menolong, hal ini terlihat dari penelitian yang dilakukan oleh Rubin Peplau 1975 dan Lerner 1980. Namun pada penelitian ini peneliti mempunyai pemikiran sebaliknya, peneliti melihat khususnya di Sumatera Utara bahwa belief in just world dapat berkorelasi positif terhadap perilaku menolong. Peneliti mempunyai pemikiran ini berdasarkan fenomena yang peneliti lihat di lapangan. secara logis, orang-orang yang memiliki belief in just world seharusnya dapat menilai perilaku memberikan Universitas Sumatera Utara sumbangan kepada pengemis sebagai sesuatu yang dapat memberikan kebaikan kepada dirinya di kemudian hari. Peneliti melihat pada orang-orang yang suka memberikan uang kepada pengemis. walaupun ada larangan tidak boleh memberikan uang kepada pengemis, tetapi masih saja banyak orang-orang yang suka memberikan uang kepada pengemis dan peneliti melihat dari hasil penelitian terdahulu dimana penelitian ini dilakukan di Indonesia sedangkan penelitian terdahulu dilakukan di luar negri, jelas terdapat perbedaan budaya dari keduanya yang mana masyarakat timur lebih bersifat kolektif ataupun interdependent sedangkan masyarakat barat lebih bersifat individual ataupun independent Matsumoto, 2008. Sehingga hal ini yang membuat orang-orang terus memberikan sumbangan kepada orang lain ataupun memberikan sumbangan kepada pengemis meskipun sudah adanya aturan dilarang memberikan uang kepada pengemis.

E. Hipotesa Penelitian