Pengetahuan beternak Service Per Conception

menurun akibat pakan yang dikonsumsi lebih banyak terserap untuk kebutuhan produksi susu. Hal ini disebabkan karena pakan pada sapi perah digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, produksi dan reproduksi. Menurut Warwick dan Legates 1979, bahwa masa kosong yang ideal bagi seekor sapi perah adalah 90--105 hari dengan rata-rata 100 hari. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai selang beranak 12--13 bulan. Semakin lama periode masa kosong sapi perah akan mengakibatkan penurunan performa reproduksi sapi perah, sehingga banyak waktu dan biaya terbuang. Dengan demikian sapi perah sebaiknya dikawinkan 60--90 hari setelah beranak karena interval perkawinan setelah beranak menentukan panjang interval kelahiran, hal ini akan berpengaruh terhadap produksi susu. 5. Selang beranak Selang beranak Calving Interval merupakan salah satu ukuran keefisienan reproduksi yang sering digunakan sebagai petunjuk keberhasilan peternakan sapi perah. Calving interval adalah selang waktu antara dua kejadian beranak berurutan. Efisiensi reproduksi dikatakan baik apabila seekor induk sapi dapat menghasilkan satu pedet dalam satu tahun Ball and Peters, 2004. Menurut Bath dkk. 1978, selang beranak dapat dipakai sebagai ukuran efisiensi reproduksi, selang beranak yang optimum untuk sapi perah adalah 12--13 bulan 12 bulan ± 15 hari. Selang beranak yang panjang diakibatkan karena lambatnya dilakukan perkawinan kembali setelah beranak. Menurut Hasnawati 2008, semakin lambat dilakukannya perkawinan kembali setelah beranak akan membuat induk sapi perah menyusui pedetnya hingga berumur 4 bulan sehingga induk memerlukan pakan lebih banyak. Adanya selang beranak yang panjang dapat disebabkan oleh faktor manajemen, yaitu kesengajaan menunda kebuntingan atau karena faktor genetik. Selang beranak juga mempunyai pengaruh terhadap lama laktasi dan produksi susu. Panjanganya selang beranak mencerminkan rendahnya produktivitas pada sapi perah. Fakor yang mengakibatkan panjangnya selang beranak selain masa kosong adalah rata-rata nilai SC. Semakin tinggi nilai SC maka semakin lama selang beranak antara satu dengan yang kedua. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Moran 2005, yang menyatakan bahwa nilai SC yang tinggi akan menyebabkan selang beranak yang terlalu panjang. Faktor lain yang mempengaruhi selang beranak adalah pakan. Pakan yang mengandung nutrisi kurang akan mengakibatkan penurunan kinerja saluran reproduksi seperti keterlambatan birahi atau birahi tenang, sehingga akan menyebabkan efisiensi reproduksi menurun. Pradhan 2008, menyatakan bahwa kesuburan reproduksi ternak dipengaruhi oleh nutrisi yang diperoleh ternak dan berperan penting dalam siklus reproduksi. Kekurangan asupan nutrisi berakibat buruk pada ternak, baik dari produksi maupun reproduksinya. 6. Perkandangan Kandang merupakan suatu bangunan yang memberikan rasa aman dan nyaman bagi ternak. Kandang berfungsi untuk melindungi sapi terhadap gangguan luar yang merugikan dan dapat mengancam keselamatan seperti sengatan terik matahari, kedinginan, kehujanan, tiupan angin kencang, dan binatang buas. Lokasi kandang harus dekat dengan sumber air, mudah terjangkau, tidak membahayakan ternak, tidak berdekatan dengan pemukiman penduduk. Lokasi usaha peternakan diusahakan bukan areal yang masuk dalam daerah perluasan kota dan juga merupakan daerah yang nyaman dan layak untuk peternakan sapi perah Syarief dan Sumoprastowo, 1985. Ditambahkan, hal-hal lain yang perlu diperhatikan pada kandang sapi perah adalah lantai, selokan, dinding, atap, ventilasi serta tempat pakan dan minum. Menurut Siregar 2001, sebaiknya kandang 20--30 cm lebih tinggi dari tanah sekitarnya. Kandang sebaiknya diarahkan ke timur atau membujur ke utara selatan agar bagian dalam kandang memperoleh sinar matahari pagi yang memadai. Sinar matahari bermanfaat untuk mengeringkan lantai kandang sehingga mengurangi resiko terjangkitnya penyakit. Menurut Ginting dan Sitepu 1989, rata-rata setiap seekor sapi membutuhkan luas lantai 3,5--4 m 2 belum termasuk bangunan untuk tempat pakan, air minum, dan selokan untuk pembuangan air. Selain itu hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan sapi perah adalah lantai kandang. Menurut Sudarmono 1993, lantai kandang sebaiknya dibuat dari bahan yang cukup keras beeding dan tidak licin untuk dapat menjaga kebersihan dan kesehatan kandang. Kebersihan kandang sangat diperlukan karena akan mempengaruhi kesehatan sapi, salah satu cara untuk menjaga kebersihan kandang adalah dengan membuat lantai kandang diupayakan miring. Lebih tegas Siregar 2001, menyebutkan bahwa supaya air mudah mengalir atau kering, lantai kandang harus diupayakan miring dengan kemiringan kurang lebih 2 .

Dokumen yang terkait

CONCEPTION RATE PADA SAPI PERAH LAKTASI DI BALAI BESAR PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL DAN HIJAUAN PAKAN TERNAK BATURRADEN PURWOKERTO JAWA TENGAH

2 23 39

CONCEPTION RATE PADA SAPI PERAH LAKTASI DI BALAI BESAR PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL DAN HIJAUAN PAKAN TERNAK BATURRADEN PURWOKERTO JAWA TENGAH

0 9 60

PERBANDINGAN NILAI MPPA PRODUKSI SUSU ANTARA SAPI PERAH FRIESIAN HOLSTEIN DAN PERANAKAN FRIESIAN HOLSTEIN DI BALAI BESAR PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL DAN HIJAUAN PAKAN TERNAK BATURRADEN PURWOKERTO

0 4 39

SERVICE PER CONCEPTION PADA SAPI PERAH LAKTASI DI BALAI BESAR PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL DAN HIJAUAN PAKAN TERNAK (BBPTU-HPT) BATURRADEN PURWOKERTO JAWA TENGAH

1 23 58

CALVING INTERVAL SAPI PERAH LAKTASI DI BALAI BESAR PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL DAN HIJAUAN PAKAN TERNAK (BBPTU-HPT) BATURRADEN PURWOKERTO JAWA TENGAH

1 11 54

CALVING INTERVAL SAPI PERAH LAKTASI DI BALAI BESAR PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL DAN HIJAUAN PAKAN TERNAK (BBPTU-HPT) BATURRADEN PURWOKERTO JAWA TENGAH

1 16 54

Anestrus Sapi Perah dan Penanggulangannya (Studi Kasus di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Baturraden, Purwokerto- Jawa Tengah).

1 5 28

hubungan antara umur beranak pertama dengan produksi susu 305 hari di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden.

0 0 2

STUDI PERFORMANS PRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI SATU SAMPAI LAKTASI EMPAT DI BALAI BESAR PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL SAPI PERAH (BBPTU-SP) BATURRADEN.

1 2 2

KURVA PRODUKSI SUSU SAPI PERAH DAN KORELASINYA PADA PEMERAHAN PAGI DAN SORE PERIODE LAKTASI SATU (Studi Kasus Di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul Sapi Perah Baturraden).

1 6 2