Pola Asuh TINJAUAN TENTANG ORANG TUA 1 Definisi Orang Tua

Penurunan kualitas pengasuhan ini pada gilirannya akan meningkatkan problem emosi dan perilaku anak misalnya perilaku agresi, pembangkangan, kecemasan, dan kesedihan yang kronis. Faktor-faktor yang dapat mendorong timbulnya stres pengasuhan dapat dibedakan menjadi tiga tngkatan, yaitu individu, keluarga, dan lingkungan. pada tingkatan individu, faktor ini dapat bersumber dari pribadi orang tua dan berlangsung dalam jangka waktu panjang. Selain kesehatan fisik, kesehatan mental dan emosi orang tua yang kurang baik juga dapat mendorong timbulnya stres. Masalah keuangan dan struktur keluarga merupakan faktor- faktor yang mendorong timbulnya stres pengasuhan pada tingkatan keluarga. Aspek keuangan dapat berupa tingkat penghasilan keluarga yang rendah dan dihadapkan pada tuntutan kebutuhan yang tinggi atau kualitas tempat tinggal yang buruk. Dari segi struktur keluarga, faktor tersebut dapat brupa jumlah anggota keluarga yang banyak. Stres pengasuhan juga dirasakan oleh anak. kondisi stres ini berlangsung dalam jangka panjang selama berlangsungnya proses pengasuhan. Hal ini dapat terjadi bila sumber stres pengasuhan lebih dominan pada karasteristik orang tua yang merujuk pada gaya pengasuhannya. Dalam situasi ini, stres pengasuhan lebih dirasakan oleh anak dan dampaknya juga dapat bersifat jangka panjang bagi anak. Ketidakmampuan untuk mengelola stres pengasuhan dapat menyebabkan mudah melakukan tindak kekerasan pada anak, yang akhirnya berdampak buruk bag pembentukan kepribadian anak. Selain itu juga dapat menyebabkan munculnya perasaan gagal dan ketidakpuasan dalam menjalankan tugas sebagai orang tua. 4.3.4 Gaya Pengasuhan dan Interaksi Orang Tua-Anak Gaya pengasuhan merupakan serangkaian sikap yang ditunjukkan oleh orang tua kepada anak untuk menciptakan iklim emosi yang melingkupi interaksi orang tua dan anak. Gaya pengasuhan yang permisif biasanya dilakukan oleh orang tua yang terlalu baik, cenderung memberi banyak kebebasan pada anak-anak dengan menerima dan memaklumi segala perilaku, tuntutan dan tindakan anak, namun kurang menuntut sikap tanggung jawab dan keberaturan perilaku anak. Orang tua yang demikian akan menyediakan dirinya sebagai sumber daya bagi pemenuhan segala kebutuhan anak, membiarkan anak untuk mengatur dirinya sendiri dan tidak terlalu mndorongnya untuk mematuhi standar eksternal. Bila pembebasan terhadap anak sudah berlebihan, dan sama sekali tanpa ketanggapan dari orang tua menandakan bahwa orang tua tidak peduli rejecting-neglecting terhadap anak. Gaya pengasuhan otoriter dilakukan oleh orang tua yang selalu berusaha membentuk, mengontrol, mengevaluasi perilaku, dan tindakan anak agar sesuai dengan aturan standar. Aturan tersebut biasanya bersifat mutlak yang dimotivasi oleh semangat teologis dan diberlakukan dengan otoritas yang tinggi. Kepatuhan anak merupakan nilai yang diutamakan, dengan memberlakukan hukuman manakala terjadi pelanggaran. Pendekatan tipologi menganggap bahwa gaya pengasuhan anak yang paling baik adalah yang bersifat otoritatif. Orang tua mengarahkan perilaku anak secara rasional, dengan memberikan penjelasan terhadap maksud dari aturan-aturan yang diberlakukan. Orang tua mendorong anak untuk mematuhi aturan dengan kesadaran sendiri. Disisi lain, orang tua bersifat tanggap terhadap kebutuhan dan pandangan anak. orang tua menghargai kedrian anak dan kualitas kepribadian yang dimilikinya sebagai keunian pribadi. 4.3.5 Kontrol dan Pemantauan Secara spesifik, Barber 1996 membedakan antara kontrol psikologis dan kontrol perilaku. “Kontrol psikologis adalah upaya-upaya pengendalian yang bersifat memaksa terhadap perkembangan psikologis dan emosi anak, misalnya proses berfikir, pengungkapan diri, ekspresi emosi, dan kelekatan pada orang tua.” Kontrol perilaku adalah upaya orang tua untuk mengatur dan mengelola perilaku anak. dengan demikian, bila kontrol dimaknai sebagai mengendalikan anak dengan cara menekan, memaksa, menakut-nakuti, dengan mengabaikan dukungan terhadap inisiatif anak, menghargai sudut pandang anak, dan memberi anak penjelasan-penjelasan, yang demikian itu akan memiliki konsekuensi negatif. Pemantauan merupakan salah satu cara orang tua untuk mengembangkan kontrol pada anak. Montemayor 2001 mendefinisikan pemantauan sebagai “aktivitas yang memungkinkan orang tua mengetahui keberadaan remaja, aktivitas yang dilakukan, dan teman-temannya.” Dengan melakukan pemantauan, orang tua memiliki pengetahuan tentang aktivitas yang dilakukan oleh anak. Dukungan orang tua yang menceriminkan ketanggapan orang tua atas kebutuhan anak merupakan hal yang sangat penting bagi anak. 4.3.6 Konflik Orang Tua-Anak Secara naluriah orang tua akan menganggap anaknya sebagai bagian penting dalam hidupnya. Dalam posisi tersebut orang tua akan berusaha mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan anak. Dengan perspektif demikian seharusnya konflik orang tua dan anak seharusnya tidak akan terjadi, karena orang tua akan senantiasa berkorban untuk anaknya. Namun dalam hubungan orang tua dan anak sering juga mengandung perspektif kekuasaan dan kewenangan. Terdapat aspek tuntutan yang mencerminkan harapan orang tua terhadap sikap dan perilaku anak. akhirnya hubungan orang tua dan anakpun biasanya diwarnai dengan berbagai perbedaan dan konflik. Sumber utama konflik umumnya adalah adanya ketidakcocokan antara perspektif anak dan perspektif orang tua.

5. TINJAUAN TENTANG PEMERINTAH DAERAH

Definisi Pemerintahan Daerah Menurut UU No.32 Tahun 2004 adalah : Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Di dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 ditegaskan bahwa “pemerintah daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan memiliki hubungan dengan pemerintah dan dengan pemerintah daerah lainnya.” Hubungan tersebut meliputi hubungan wewenang keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras. Hubungan ini menimbulkan hubungan administrasi dan kewilayahan antar susun pemerintahan. Dalam rangka penyelenggaraan hubungan kewenangan antara pemerintah dan daerah, dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengaskan bahwa “pemerintah daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh Undang- Undang ini ditentukan menjadi urusan pemerintah.” Dalam rangka menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan pemerintahan yang menjadi urusan pemerintah meliputi politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal naisonal, dan agama.

5.1 Asas-Asas Pemerintah Daerah

5.1.1 Asas Desentralisasi Menurut Joeniarto, dalam Huda 2012 desentralisasi adalah “memberikan wewenang dari pemerintah negara kepada pemerintah lokal untuk mengatur dan mengurus urusan tertentu sebagai urusan rumah tangganya sendiri.” Amrah Muslimin 1986 juga mengartikan desentralisasi sebagai “pelimpahan wewenang pada badan-badan dan golongan-golongan dalam masyarakat dalam daerah tertentu untuk mengurus rumah tangganya sendiri.” Berdasarkan pelaksanaan fungsi pemerintahan desentralisasi atau otonomi menunjukkan bahwa satuan-satuan desentralisasi lebih fleksibel dalam memenuhi berbagai perubahan yang terjadi dengan cepat, lebih dapat melaksanakan tugas dengan efektif dan efisien, lebih inovatif, dan lebih mendorong tumbuhnya sikap moral yang lebih tinggi, komitmen yang lebih tinggi, dan lebih produktif. Menurut Huda 2012, desentralisasi telah menciptakan hasil-hasil positif, diantaranya : a. akses masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan yang sebelumnya terbagikan, kedalam sumber-sumber pemerintahan pusat telah meningkat. b. desentralisasi telah meningkatkan partisipasi dalam sejumlah bidang, yakni memberikan tekanan pada lembaga-lembaga pemerintah pusat. Dengan begitu, berbagai sumber nasional tersedia untuk pembangunan daerah. c. di sejumlah negara peningkatan terjadi dalam kapasitas administrasi dan teknik pemerintah atau organisasi daerah meskipun peningkatan berjalan lambat. d. organisasi-organisasi baru telah dibentuk, ditingkatkan regional dan lokal, untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan. e. perencanaan ditingkat regional dan lokal semakin ditekankan sebagai satu unsur penting dari strategi pembangunan nasional dengan memasukkan perspektif dan kepentingan baru kedalam proses pembuata keputusan. 5.1.2 Asas Dekonsentrasi Amrah Muslimin dalam Huda 2012 mengartikan dekonsentrasi sebagai “pelimpahan sebagian dari kewenangan pemerintah pusat pada alat-alat pemerintah pusat yang ada di daerah.” Asas dekonsentrasi dapat ditinjau dari tiga segi, yaitu : a. segi wewenang Asas ini memberikan wewenang kepada pemerintah pusat kepada pejabat-pejabat di daerah untuk menyelenggarakan tugas-tugas pemerintah pusat yang ada di daerah, termasuk juga pelimpahan wewenang pejabat-pejabat atasan kepada bawahannya. b. segi pembentuk pemerintah Membentuk pemerintah lokal administrasi di pemerintahan pusat yang ada di daerah. c. segi pembagian wilayah Membagi wilayah negara menjadi daerah-daerah pemerintah lokal administratif. 5.1.3 asas tugas pembantuan Tugas Pembantuan adalah “tugas ikut melaksanakan urusan- urusan pemerintah pusat atau pemerintah lokal yang berhak mengatur dan mengurus ruma tangga tingkat atasannya.” Huda, 2012 Didalam Pasal 1 butir 9 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, tugas pembantuan adalah “penugasan dari pemerintah kepada daerah danatau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupatenkota danatau desa untuk melaksanakan tugas tertentu.

5.2 Pemerintah Desa

Definisi Desa Menurut UU No.32 Tahun 2004 adalah : Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-asul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia” Pemerintahan Desa merupakan penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat.

Dokumen yang terkait

Pembunuhan Yang Dilakukan Oleh Orang Tua Terhadap Anak Ditinjau Dari Psikologi Kriminal (Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan)

4 119 90

KINERJA SEKRETARIS DESA DALAM TERTIB ADMINISTRASI DESA DI DESA NATAR KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

2 20 62

DESKRIPSI INDUSTRI KERAJINAN SULAM USUS DI DESA NATAR KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2014

4 24 46

PENGARUH PERSEPSI ORANG TUA TENTANG KEKERASAN FISIK TERHADAP PEMBENTUKAN PERILAKU ANAK DI KELURAHAN PASAR LIWA KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT

0 14 81

PENGARUH JENJANG PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PERSEPSI TENTANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI DESA Pengaruh Jenjang Pendidikan Orang Tua Terhadap Persepsi Tentang Pendidikan Anak Usia Dini Di Desa Gemolong Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen Tahun 2013/20

0 2 15

PENGARUH JENJANG PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PERSEPSI TENTANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI DESA Pengaruh Jenjang Pendidikan Orang Tua Terhadap Persepsi Tentang Pendidikan Anak Usia Dini Di Desa Gemolong Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen Tahun 2013/2

0 0 13

PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI DI DESA NGASINAN KECAMATAN BULU KABUPATEN PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI DI DESA NGASINAN KECAMATAN BULU KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2014.

0 2 13

PENDAHULUAN PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI DI DESA NGASINAN KECAMATAN BULU KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2014.

0 2 7

PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI DI DESA NGASINAN TAHUN 2014 PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI DI DESA NGASINAN KECAMATAN BULU KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2014.

0 2 13

Kekerasan terhadap Anak yang dilakukan oleh Orang Tua (Child Abuse)

0 0 12