3.4 Sistem Tranceiver OFDM pada DVB-T
Sama seperti sistem transceiver OFDM pada umumnya, sistem transceiver OFDM pada DVB-T terdiri atas transmitter, kanal dan receiver.
3.4.1 Transmitter
Blok transmitter OFDM pada DVB-T terdiri dari pembangkit bit informasi, blok serial to parallel SP, blok modulasi, FFT, dan guard interval seperti ditunjukan oleh
Gambar 3.2
RANDOM DATA GENERATOR
SERIAL TO PARALLEL
MODULATOR QPSK
IFFT GUARD
INTERVAL INSERTION
Gambar 3.2 Blok Stasiun Pemancar OFDM
Setiap blok memiliki fungsi yang dijelaskan sebagai berikut.
3.4.1.1 Pembangkit Bit Informasi
Bit-bit informasi dibangkitkan adalah bit random atau acak yang terdistribusi seragam dengan nilai antara 0 dan 1. Level threshold yang digunakan adalah titik 0.5,
jadi jika nilai acak yang dibangkitkan lebih kecil dari daro 0.5 maka nilai akan
Universitas Sumatera Utara
dikirimkan dengan bit 0 sedangkan jika bit acak yang dibangkitkan lebih besar atau sama dengan 0.5 maka akan dikirimkan dengan bit 1. Bentuk keluaran sinyal informasi
dapat ditunjukan pada Gambar 3.3
0.5 1
1.5 2
2.5 3
x 10
-5
-0.5 0.5
1 1.5
bit
A m
pl it
udo
Gambar 3.3 Sinyal informasi
Proses pembangkitan sinyal masukan pada simulasi ini dapat dijelaskan dengan contoh berikut, misalkan terdapat data yang dibangkitkan yang terdiri dari 1-10 vektor,
elemen di dalam data tersebut terdiri dari bit 0 atau bit 1. Vektor ini dinamakan txdata, maka command yang digunakan pada software MATLAB adalah:
txdata = rand1,10 0.5 txdata =
1 1
1 1
1
Universitas Sumatera Utara
Jumlah data yang dikirimkan juga dapat dihitung dengan mengetahui ukuran vektor length dari txdata. Jumlah data yang ditransmisikan dinamakan dengan nod,
dapat direpresentasikan sebagai berikut: nod = lengthtxdata
nod = 10
3.4.1.2 Serial to Parallel Converter
Blok serial to parallel converter berfungsi mengubah aliran data yang terdiri dari 1 baris dan beberapa kolom menjadi beberapa baris dan beberapa kolom. Hasil dari blok
ini adalah matriks bit-bit informasi dengan jumlah baris menyatakan banyaknya subcarrier yang digunakan. Data serial dari proses pemetaan sinyal diubah menjadi data
parallel sesuai dengan jumlah lengan FFT [6]. Misalnya subcarrier yang digunakan adalah 2 dan 4 N
= 2 dan 4, maka dimisalkan N simbol pertama adalah x[1],x[2],…,x[N], maka pada proses SP converter
ini simbol x[1] dikirimkan melalui subcarrier pertama, x[2] dikirimkan melalui subcarrier ke-2 dan seterusnya hingga x[N] dikirimkan melalui subcarrier ke-N. Proses
serial to parallel ditunjukkan pada Gambar 3.4.
Universitas Sumatera Utara
C
0,1
C
0,2
... C
0,N