Source Coding dan Multipleksing Splitter Outer coding Outer Interleaver Inner Coding

6. Transmisi OFDM Video Coder Audio Coder Data Coder Program MUX Transport MUX Splitter 2 n Mux Adaptation Energy Dispersal Mux Adaptation Energy Dispersal Outer Coder Outer Coder Outer interleaver Outer interleaver Inner Coder Inner Coder Inner interleaver Mapper Frame Adaptation Pilot TPS Signal OFDM DA Front End MPEG 2 Source Coding Multiplexing Channel Coding Modulation Ke Antena Gambar 2.1 Blok Transmitter DVB-T Penjelasan setiap blok pada bagian transmitter DVB-T diberikan di bawah ini.

2.3.1.1 Source Coding dan Multipleksing

Proses pentransmisian pada system DVB-T dimulai dari proses pengkodean sumber dan pemultipleksian MPEG-2 MUX. Video terkompresi, audio terkompresi, dan aliran data dimultipleks ke dalam MPEG Program Stream MPEG-PS. Satu atau Universitas Sumatera Utara lebih MPEG-PS yang bergabung bersama-sama menjadi transport stream MPEG MPEG-TS, ini adalah aliran digital dasar yang sedang dikirim dan diterima oleh TV atau Set Top Box rumah STB.

2.3.1.2 Splitter

Setelah proses pengkodean sumber dan pemultipleksian MPEG-2 MUX, MPEG TS masuk ke splitter. Dua MPEG TS berbeda dapat ditransmisikan pada saat yang sama menggunakan teknik yang disebut transmisi hirarki. Ini dapat digunakan untuk mengirim, misalnya sinyal SDTV dan sinyal HDTV pada pembawa yang sama. Secara umum, sinyal SDTV lebih kuat dari sinyal HDTV. Pada penerima, tergantung pada kualitas sinyal yang diterima, STB mungkin dapat men-decode aliran HDTV atau, jika tidak memiliki kekuatan sinyal, dapat beralih ke sinyal SDTV dengan cara ini, semua penerima yang dekat dengan lokasi transmisi dapat mengunci sinyal HDTV, sedangkan yang lain, bahkan yang terjauh, mungkin masih dapat menerima dan decode sinyal SDTV. MPEG-TS diidentifikasi sebagai urutan paket data dengan panjang yang tetap 188 bytes. Dengan teknik yang disebut penyebaran energi, urutan byte dipisahkan.

2.3.1.3 Outer coding

Outer coding merupakan koreksi kesalahan tingkat pertama pada outer coder menggunakan kode blok non-biner, menggunakan kode Reed-Solomon sehingga memungkinkan koreksi hingga maksimal 8 byte kesalahan untuk setiap paket 188 byte. Universitas Sumatera Utara

2.3.1.4 Outer Interleaver

Pada outer interleaver, interleaving konvolusi digunakan untuk mengatur ulang urutan data yang ditransmisikan. Hal ini berfungsi untuk memudahkan koreksi deret kesalahan pada data yang panjang.

2.3.1.5 Inner Coding

Inner coding adalah koreksi kesalahan tingkat kedua untuk koreksi kesalahan bit, yang sering dilambangkan dalam menu STB sebagai FEC Forward Error Correction.

2.4.1.6 Inner Interleaving