2.3.1.4 Outer Interleaver
Pada outer interleaver, interleaving konvolusi digunakan untuk mengatur ulang urutan data yang ditransmisikan. Hal ini berfungsi untuk memudahkan koreksi deret
kesalahan pada data yang panjang.
2.3.1.5 Inner Coding
Inner coding adalah koreksi kesalahan tingkat kedua untuk koreksi kesalahan bit, yang sering dilambangkan dalam menu STB sebagai FEC Forward Error
Correction.
2.4.1.6 Inner Interleaving
Tujuan dari dilakukannya inner interleaving adalah untuk mengatasi efek frekuensi selektif saluran yang mungkin misalnya hasil dari gema pada jalur transmisi.
Inner interleaver dilakukan untuk memberikan performa optimal pada kompleksitas dan ukuran memori. Ini terdiri dari kombinasi dari interleaver bit dan simbol. Dalam
interleaver bit, 126 bit berurutan pertama digabungkan menjadi satu blok dan kemudian disisipkan di dalam blok ini. Selanjutnya interleaver simbol yang merupakan interleaver
deret pseudorandom yang mengubah deret dari simbol tersebut. Hasil penyisipan ini pada sinyal DVB-T adalah frekuensi interleaving di dalam satu simbol DVB-T.
Universitas Sumatera Utara
2.3.1.7 Pemetaan dan Modulasi
Proses inner interleaving diikuti oleh pemetaan simbol. Pada proses ini tiap-tiap carrier dari sinyal OFDM dimodulasi secara terpisah dengan pilihan teknik modulasi
QPSK, 16-QAM and 64-QAM.
2.3.1.8 Frame Adaptation
Setelah simbol-simbol dipetakan, frame adaptation mengelompokkan
simbol-simbol yang kompleks dalam blok-blok panjang yang konstan 1512, 3024, atau 6048 simbol per blok. Sebuah frame dibangkitkan dengan panjang 68 blok
dan sebuah superframe dibangun oleh 4 frame.
2.3.1.9 Penyisipan Sinyal Pilot dan Sinyal TPS Transmission Parameter Signalling
Untuk menyederhanakan penerimaan sinyal yang ditransmisikan pada saluran radio terestrial, sinyal tambahan dimasukkan ke dalam setiap blok. Sinyal pilot
digunakan selama fase sinkronisasi dan ekualisasi, sementara sinyal TPS Transmission Parameter Signalling mengirim parameter dari sinyal yang ditransmisikan dan untuk
mengidentifikasi sel transmisi. Penerima harus mampu menyinkronkan, menyamakan, dan mendekodekan sinyal untuk mendapatkan akses ke informasi yang dipegang oleh
pilot TPS. Jadi, penerima harus tahu informasi ini terlebih dahulu, dan data TPS hanya digunakan dalam kasus khusus, seperti perubahan dalam parameter, sinkronisasi ulang,
dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
2.3.1.10 OFDM