DAFTAR PUSTAKA

IX. DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 1987. Penelitian mikroorganisme mikotoksin pada jahe. Laporan Tahunan Balittro.

Anonimous. 2005. Tanaman Obat Indonesia. http://www.iptek.net.id/ind/pd_ tanobat/view.php?id=1.

Anonimous. 2008. Quality assurance untuk sediaan farmasetika herbal. QUAL- ITY ASSURANCE” UNTUK SEDIAAN FARMASETIKA HERBAL « moelyono’s Blog.htm.

Anonimous. 2010. Som Jawa (Talinum paniculatum (jacq.) Gaertn.). http:// pulpul-ipul.blogspot.com/2010/07/som-jawa-talinum-paniculatum-jacq.

html. Anonimous. 2011. Pengeringan rimpang empon-empon. http://foragri.blog-

some.com/pengeringan-rimpang-empon-empon/. Anonimous. 2012. Omzet Obat Tradisional Tembus Rp 13 Triliun. http://www.

investor.co.id/tradeandservices/omzet-obat-tradisional-tembus-rp- 13-triliun/28350

Anonimous. 2012. Khasiat buah delima. http://www.togasehat.com/2012/02/ khasiat-buah-delima.html.

Aradea. 2012. Tanaman herbal baru cina. http://tanaman-herbal-barucina. htm.

Brotosisworo, S.1984. Simplisia sangat bervariasi baik ujud maupun kandungan khasiatnya. Warta Standarisasi. 9 (4): 135-136.

44 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Corey, K.A. 1989. Postharvest of preservation fresh herbs : fundamental and prospect. The herb, spice, and medicinal plant digest. 7 (3) : 1-5.

Depkes.1983. Pemanfaatkan tanaman obat. Edisi3. Direktorat Jenderal Penga- wasan Obat dan Makanan.Jakarta. 284 hal.

Depkes. 1977. Materia Medika Indonesia. Jilid III. Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Depkes. 1989. Materia Medika Indonesia. Jilid V. Departemen Kesehatan RI, Jakarta 653 hal.

Depkes. 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Departemen Kesehatan RI, Jakarta 389 hal.

Depkes. 1989. Vademekum bahan obat alam. Departemen Kesehatan RI, Ja- karta. 411 hal.

Djauharia E dan Hernani. 2004. Gulma berkhasiat obat. Seri Agrisehat. Penebar Swadaya.

Faisal, M. 2011. Keistimewaan ginseng.http://www./keistimewaan-ginseng. html

Fibri. 2008. Daun Salam Untuk Obat Asam Urat.http://fibri.wordpress. com/2008/03/25/daun-salam-untuk-obat-asam-urat/. 12 Juli 2012

Flora, E. 2009. Cara mengolah ramuan herbal menjadi obat. TANAMAN%20 OBAT/cara-mengolah-ramuan-herbal-menjadi.html

Gulfraz, M, A.Waheed, S. Mehmood and M. Ihtisham. 2009. Extraction and

purification of various organic compounds in selected medicinal plants of Kotli Sattian, District Rawalpindi, Pakistan. http://www/Extraction and Purification of Various Organic Compounds in selected Medicinal Plants of Kotli Sattian, District Rawalpindi, P.htm

Hall, D. W. 1970, Handling and storage of food grains in tropical and subtropical areas. FAO. Roma.

Hargono, D. 1987. Kebijaksanaan pemerintah dalam pengembangan metabolit

sekunder untuk bahan farmasi. Buku Seminar Risalah Nasional Metabolit Sekunder .PAU- Bioteknologi UGM Yogyakarta. 1-6.

Teknologi Pascapanen Tanaman Obat 45

Hargono, D. 1992. Arah kebijaksanaan pengembangan obat tradisional di Indo- nesia. Risalah Simposium Penelitian Pertumbuhan Obat V11. Ujungpan- dang.

Harmanto, N. 2003. Mahkota dewa : obat pusaka para dewa. AgroMedia Pusta- ka, Jakarta. 54 hal.

Hernani dan Sri Yuliani.1996. Aspek pascapanen dan pengembangan fitofarma- ka tanaman obat. Prosiding Forum Konsultasi strategi dan pengembangan agroindustri tanaman obat. Balittro, Bogor:161-167.

Hernani; Y.A. Nugroho dan E. Hayani. 2002. Identifikasi senyawa kimia akar kolesom (Talinum triangulare). Bul. Pen TRO. XIII (1):11-18.

Hernani; A. Tambunan dan Kisdiyani. 2001. Pengaruh tekanan pada penger- ingan beku terhadap komposisi produk cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.). Bul. Pen TRO. XII (1):20-26.

Hernani, May Sukmasari and Eni Hayani. 2003. Isolation of active fractions of Kaempferia pandurata extract by Artemisia salina Leach as bioindicator. Prod. International symposium on biomedicines. IPB.123-129.

Hernani dan Otih Rostiana. 2004. Analisis kimia akar purwoceng (Pimpinella pruatjan). Prod. Fasilitasi Forum Kerjasama Pengembangan Biofarmaka. Dir. Tanaman Sayuran dan Biofarmaka. 212-225.

Hernani, Christina Winarti dan Otih Rostiana. 2006. Kajian senyawa kimia daun purwoceng melalui uji toksisitas terhadap Artemia salina Leach. Prod. Seminar Nasional Tumbuha Obat Indonesia XXVIII. Kerjasama Pokjanas- TOI- Badan Litbang Pertanian : 445-453.

Hernani dan Rahmawati Nurdjanah.2009. Aspek pengeringan dalam memper- tahankan kandungan metabolit sekunder pada tanaman obat. Perkem- bangan Teknologi TRO. 21 (2) :33-39.

Hernani, Christina Winarti dan Tri Marwati. 2009. Pengaruh pemberian ekstrak daun belimbing wuluh terhadap penurunan tekanan darah pada hewan uji. J. Pascapanen. 6 (1) : 54-61.

46 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Huda, D.K., Muhammad, Cahyono, Bambang, Limantara, Leenawaty. 2008. Pen- garuh Proses Pengeringan terhadap Kandungan Kurkuminoid dalam Rim- pang Temulawak. Seminar Tugas Akhir S1 Jurusan Kimia FMIPA Universi- tas Diponegoro. Semarang

Joy, P.P; J. Thomas; S. Mathew; B.P. Skaria. 1998. Medicinal plants. Kerala Ag- ricultural University, Aromatic and Medicinal Plants Research Station.Bk Medicinal Plants.pdf

Joyce, D and M. Reid. 1986. Postharvest handling of fresh culinary herbs. The herb, spice, and Medicinal plant digest. 4(2):1-2

Komalasari, E. 2001.Pemisahan senyawa kimia pada buah kemukus (Piper cu- beba).Skripsi D3-F.MIPA-UI.63 hal.

Mallaleng, H.R. 2008. Peluang ekspor bahan baku obat tradisional. http:// husinrm.wordpress.com/2008/05/23/peluang-ekspor-bahan-baku-obat-

tradisional/ Muljohardjo, M. 1988. Teknologi Pngawetan pangan (Terjemahan).Universitas

Indonesia-Jakarta.614 hal. Natverial, A. 2003. Herbal heaven. Asia Pasific Food Industry.15 (7) : 46-50.

Noor Cholies Zaini, W. Dyatmiko dan Mulyahadi Santoso. 1997. Strategi pengem- bangan obat tradisional dalam menghadapi era globalisasi. Makalah pada Seminar Nasional Tumbuhan Obat Tradisional X11. Bandung.

Nurhadiyati, M; J. Sasa; Suratman dan Sudiarto. 1985. Penelitian penanaman tanaman obat di subdas Tuntang bagian hulu, kabupaten Semarang.

Prosedings-1 Seminar Pembudidayaan Tanaman Obat. Unsoed, Pur- wokerto :83-97.

Pantastico, Er. B, 1975.Postharvest physiology, handling and utilization of tropi- cal and subtropical fruit and vegetables (terjemahan).Ghajah Mada Uni-

versity Prees. Yogyakarta. Pantastico, Er. B. H. Subramanyam, M.B. Bhatti, N. Ali, E.K. Akamine. 1989. Pe-

tunjuk-petunjuk untuk pemanenan hasil. Fisiologi pascapanen. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Teknologi Pascapanen Tanaman Obat 47

Pantastico, Er. B. 1989. Faktor-faktor pra panen yang mempengaruhi mutu dan fisiologi pascapanen. Fisiologi pascapanen. Gadjah Mada University

Press. Yogyakarta. Pramono, S. 1985. Pascapanen tanaman obat ditinjau dari kandungan kimianya.

Proceedings 2 Lokakarya Pembudidayaan Tanaman Obat. Unsoed. Pur- wokerto.

Pramono, S. 2006. Penanganan pascapanen dan pengaruhnya terhadap efek terapi obat alami. Prosiding Sem. Nasional Tumbuhan Obat Indonesia XX-

VIII. 1-6. Badan Litbang Pertanian. Pranoto, G. 1998. Modernisasi di bidang teknologi industri dan penyajian jamu/

obat asli Indonesia. Makalah pada Pertemuan Berkala IV GP Jamu Indone- sia, Jakarta.6 hal.

Risfaheri dan Tatang Hidayat. 1996. Teknologi pengeringan simplisia untuk pedesaan. Prosiding Simposium Penelitian Bahan Obat Alami VIII. Perhip- ba-Balittro, Bogor : 79-94.

Rusli, S. Deni Rahmawan. 1988. Pengaruh cara pengirisan dan tipe pengering terhadap mutu jahe kering. Bull. Littro 3. (2): 80-83.

Sasmita, S. Pramono; Asnarti B.S. 1987. Pengaruh cara pengeringan terha- dap kadar serta komponen penyusun minyak atsiri dari buah kapulaga

(Amomum cardamomum Will.). Buku Risalah Seminar Nasional Metabolit Sekunder 1987. PAU Bioteknologi-UGM:258-270.

Savitri, A. 2010. Pengaruh kemasan penyimpanan terhadap simplisia jahe den- gan menggunakan slicer. http://eprints.undip.ac.id/26433/.

Setiawan. 2012. Tanaman obat Buah Makasar (Brucea javanica [L.] Merr.) http://pengembanganbonsai.blogspot.com.

Shinwari; M.I. and M.A.Khan 1998. Indigenous use of medicinal trees and shrubs of Margalla Hills National Park, Islamabad.Pak .J.Forest.48 (1-4):

63-90. Sjahroel, H. 1993. Peluang ekspor tanaman obat. Warta Tumbuhan Obat Indo-

nesia. 2 (2) : 6-9. Soemantri. 1993. Masalah pengembangan teknologi sediaan fitofarmaka. War-

ta Tumbuhan Obat Indonesia. 2 (4) : 4-7.

48 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Taryono dan A. Ruhnayat. 2004. Cabe Jawa. Seri Agrisehat. Panebar Swadaya. Jakarta.

Wahono, B. 2009. Tanaman Berkhasiat : Pegagan (Centella asiatica, (Linn), Urb.).http://pustakaalbayaty.wordpress.com/2009/07/11/tanaman- berkhasiat-pegagan-centella-asiatica-linn-urb/

Teknologi Pascapanen Tanaman Obat 49

LAMPIRAN

50 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Lampiran 1. Persyaratan mutu simplisia menurut Materia Medika Indonesia •Bahan berasal dari herba

Karakteristik

MMI

Ceplukan Pegagan Meniran Babadotan Kiurat Kadar abu, maksimal (%)

13,0 15,0 Kadar abu tidak larut dalam asam, maksimal

Kadar sari yang larut dalam air, minimal (%)

16,0 30,0 Kadar sari yang larut dalam etanol, minimal

• Bahan berasal dari batang

Karakteristik

MMI

Kayumanis Kayu secang Kulit Kina Brotowali Kadar abu, maksimal (%)

4,0 7,2 Kadar abu tidak larut dalam asam, maksimal (%)

1,0 0,9 Kadar sari yang larut dalam air, minimal (%)

5,0 15,4 Kadar sari yang larut dalam etanol, minimal (%)

•Bahan berasal dari biji

Karakteristik

MMI

Kapulaga Adas Ketumbar Biji trengguli Biji pranajiwa Kadar abu, maks. %

6,0 4,0 Kadar abu tidak larut dalam asam,

5,5 3,0 Kadar sari yang larut dalam etanol,

Kadar sari yang larut dalam air, min. %

•Bahan berasal dari buah

Cabe jawa Kedawung Pinang Kemukus

wuluh

Kadar abu, maks. %

5,2 8,0 Kadar abu tidak larut dalam asam,

Kadar sari yang larut dalam air, min. %

Teknologi Pascapanen Tanaman Obat 51

Kadar sari yang larut dalam etanol,

•Bahan berasal dari bunga

Karakteristik MMI Bunga melati Kecombrang Srigading

Cengkeh Kadar abu, maks. %

7,0 6,0 Kadar abu tidak larut dalam asam, maks. %

0,5 0,5 Kadar sari yang larut dalam air, min. %

9,0 5,5 Kadar sari yang larut dalam etanol, min. %

•Bahan berasal dari akar

Karakteristik

MMI

Pasak bumi Akar wangi Akar klembak Pule pandak Alang-alang Kadar abu, maks. %

- - Kadar abu tidak larut dalam

- - asam, maks. %

Kadar sari yang larut dalam

- - air, min. %

Kadar sari yang larut dalam

- - etanol, min. %

Keterangan : - Tidak di persyaratkan

• Bahan berasal dari daun

Karakteristik MMI

Kumis kucing Daun dewa Kadar abu, maks. %

Tempuyung

Katuk

12,0 14,0 Kadar abu tidak larut dalam asam, maks. %

2,0 1,0 Kadar sari yang larut dalam air, min. %

11,0 8,0 Kadar sari yang larut dalam etanol, min. %

•Bahan berasal dari rimpang

Karakteristik MMI

Jahe Lempuyang gajah Kadar abu, maks. %

Temu giring Kencur

5,0 4,9 Kadar abu tidak larut dalam asam, maks. %

3,9 3,8 Kadar sari yang larut dalam air, min. %

52 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Kadar sari yang larut dalam etanol, min. %

Lampiran 2. Cara Penyiapan Ramuan Herbal

Tanaman obat dapat dikonsumsi sebagai ramuan dengan berbagai cara, antara lain :

1. Memipis, bahan yang digunakan berupa bagian tanaman atau tana- man yang masih segar seperti daun, biji, bunga ataupun rimpang.

Caranya : bahan yang akan di gunakan terlebih dahulu di cuci bersih, kemu- dian dihaluskan dengan menambahkan sedikit air matang. Bahan yang sudah halus diperas hingga mencapai 1/4 cangkir. Jika tidak mencapai dari 1/4 cang- kir, tambahkan air matang pada ampas, lalu diperas lagi sampai 1/4 cangkir.

2. Merebus, bahan yang di gunakan bisa berupa bahan segar atau bahan yang telah di keringkan (simplisia). Api yang digunakan untuk merebus sebaiknya yang mempun- yai skala atau mudah diatur tingkat kebesarannya. Pada awal perebusan, sebaiknya

menggunakan api besar sampai mendidih. Jika telah mendidih tambahkan waktu se- lama 5 menit. Selanjutnya, api kompor dikecilkan untuk mencegah air rebusan meluap,

dan kompor dimatikan ketika air rebusan tersisa sesuai kebutuhan. Untuk bahan yang berukuran besar, harus dipotong terlebih dahulu. Air yang digunakan untuk merebus

ramuan adalah air bersih yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan ben- ing. Air yang kekuningan, berbau, dan mengandung kotoran sebaiknya tidak digunakan.

3. Menyeduh, bahan yang digunakan dapat berupa bahan yang masih segar, ba- han yang sudah dikeringkan ataupun serbuk. Sebelum di seduh, bahan yang be- sar harus di kecilkan ukurannya dengan cara memotong kecil-kecil. Setelah semuan- ya siap, baru di seduh dengan air panas, didiamkan selama 5 menit, baru disaring.

Lampiran 3. Peralatan yang digunakan untuk merebus ramuan

Peralatan yang digunakan untuk merebus ramuan obat harus di perhatikan kebersiha nya, karena selain mengkontaminasi juga akan menghilangkan khasiat obatnya. Untuk menghasilkan ramuan yang mempunyai efek terapi, maka harus di perhatikan tentang :

1. Panci atau wadah untuk merebus sebaiknya yang terbuat dari bahan tanah, keramik, kaca, atau stainless steel. Jangan menggunakan wadah yang terbuat dari alumu-

nium, besi, timbal atau kuningan. Adanya logam akan bereaksi dengan ramuan obat dan menimbulkan endapan zat racun, konsentrasi larutan obat menurun, atau efek

samping karena reaksi bahan kimia panci dengan zat yang dikeluarkan tanaman. 2. Kebersihan wadah harus di perhatikan secara baik, bila kotoran tidak di bersi- hkan, kotoran lama yang tertimbun justru dapat mendatangkan masalah baru

dan menimbulkan residu atau mendatangkan kuman penyakit. Selain itu, pelaku yang meracik obat juga harus menjaga kebersihan, terutama tangan dan ruangan.

3. Saringan harus dibersihkan dengan benar, sebaiknya di siram terlebih dahulu dengan air mendidih. Jika menggunakan saringan dari kain, gunakan kain bersih, tidak perlu kain baru, yang penting tidak habis digunakan untuk keperluan lain.

Teknologi Pascapanen Tanaman Obat 53

Lampiran 4. Beberapa resep tanaman obat

Daun salam (Syzygium polyanthum)

Asam urat

Daun salam segar sebanyak 10 lembar dicuci bersih, kemudian di tambah dengan 700 mL air dan di rebus sampai tinggal 200 mL. Di minum selagi hangat

Kolesterol tinggi

Daun salam segar sebanyak 10-15 lembar dicuci bersih, lalu di rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus di malam hari.

Lakukan setiap hari.

Radang lambung

Daun salam sebanyak 30g dicuci bersih ditambah daun sambiloto 30 g dan gula batu secu- kupnya serta 600 mL air di rebus sampai tertinggal 300 mL, airnya di minum untuk dua kali sehari.

Diare

Daun salam sebanyak 7 lembar dicuci bersih dan tambahkan 200 mL air, lalu di rebus selama

15 menit, tambahkan garam secukupnya. Setelah dingin kemudian di saring baru di minum.

Kencing manis

Daun salam segar sebanyak 7-15 lembar di cuci bersih, lalu di rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus sebelum makan. Lakukan sehari 2 kali.

Gatal-gatal

Daun/kulit batang / akar secukupnya dicuci bersih dan digiling halus. Tambahkan minyak ke- lapa secukupnya, balurkan pada bagian yang gatal

54 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Babadotan (Ageratum conyzoides)

Bisul, borok

Herba bandotan segar dicuci bersih, kemudian di tambahkan seke- pal nasi dan seujung sendok teh garam. Giling sampai halus baru dioleskan ke tempat yang sakit dan di balut dengan perban.

Sakit tenggorokan

Cuci 30-60 g daun bandotan segar di tumbuk halus, lalu di peras dan di saring. Tambahkan larutan gula batu dalam air perasan secukupnya dan diaduk sampai homogen. Diminum 3 kali sehari.

Sakit telinga tengah akibat radang

Cuci herba bandotan segar secukupnya, lalu di tumbuk sampai halus. Lalu di peras dan saring. Air perasan yang terkumpul di

gunakan untuk obat tetes telinga. Lakukan sehari 4 kali, setiap kali pengobatan sebanyak 2 tetes.

Malaria, influenza

15-30 g herba bandotan kering di rebus dalam dua gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin di saring dan minum

sekaligus. Lakukan dua kali sehari.

Perut kembung, mulas, muntah

Cuci herba bandotan ukuran sedang sampai bersih, lalu di potong seperlunya. Kemudian di rebus dalam tiga gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dinginsaramuan di ring dan di minum

sekaligus. Lakukan pengobatan ini 2-3 kali sehari sampai sembuh.

Bangle ( Zingiber purpureum Roxb.)

Demam, masuk angin

15 g Rimpang bangle segar dicuci bersih dan diparut, lalu di tam- bahkan setengah cangkir air panas, dua sendok makan madu. Cam- puran diaduk sampai merata, lalu di saring, di minum 2 kali sehari.

Sakit kepala karena demam

Rimpang segar secukupnya dicuci bersih dan di parut, lalu dit- ambahkan sedikit air sampai menjadi adonan seperti bubur, kemu-

dian ditempelkan di dahi.

Sakit kuning

Rimpang bangle segar 15-20g di cuci bersih dan diparut, lalu dit- ambah air masak, madu masing-masing 1 sendok makan. Cam- puran di saring sambil di peras dan minum 2 kali sehari.

Kegemukan/mengurangi lemak tubuh

Sepotong rimpang bangle dan 7 lembar daun jati belanda dicuci lalu direbus dengan 1,5 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum. Pagi dan sore hari.

Teknologi Pascapanen Tanaman Obat 55

Daun ungu (Grapthophyllum pictum, Linn)

Mempelancar Haid

3 sendok makan bunga daun ungu kering di rebus dengan 3 gelas air hingga tinggal 1 gelas. Ramuan di saring dan di minum 3 hari menjelang datang bulan.

Reumatik / Encok

1-2 genggam daun ungu di tumbuk halus lalu di oleskan pada bagian yang sakit seperti param.

Bisul

2 Lembar daun ungu dan minyak kelapa secukupnya. Daun ungu diolesi dengan minyak kelapa, kemudian di panggang di atas api, masih dalam keadaan hangat-hangat di tempelkan pada bagian yang sakit.

Wasir

Resep 1 Daun ungu sebanyak 5 lembar di cuci bersih dan rebus dalam 1,5 gelas air selama 5 menit, lalu di angkat dan di saring. Kemudian di minum

selagi hangat. Konsumsi ramuan setiap pagi dan sore hari. Resep 2

11 lembar daun ungu di tambah 1 biji umbi kunyit sekitar 30 g yang telah dicuci bersih dan diiris tipis-tipis. Campuran direbus dalam 4 gelas air sampai tersisa 3 gelas. Angkat dan dinginkan, lalu di saring. Dimi-

num 3 kali sehari sesudah makan sebanyak 2/3 gelas. Lakukan selama 3 minggu berturut-turut.

Daun sambiloto (Andrographis paniculata)

Kencing manis

Daun sambiloto1/2 genggam dicuci bersih, lalu direbus dengan 3 gelas air ber- sih sampai menjadi sekitar 2 1/4 gelas. Ramuan di dinginkan dan di saring. Di minum sehabis makan, 3 kali sehari masing-masing 3/4 gelas.

Demam

Satu genggam daun sambiloto di cuci bersih, kemudian ditumbuk dan tambah- kan 1/2 cangkir air matang. Campuran di saring lalu di minum sekaligus. Sisa hasil penyaringan daun sambiloto bisa digunakan sebagai tapal untuk merin- gankan demam.

Influenza dan sakit kepala

1 g serbuk kering daun sambiloto diseduh dengan air panas satu cangkir atau secukupnya. Biarkan sampai menjadi dingin barundi minum, lakukan 3-4 kali sehari.

Disentri, diare, radang saluran napas, radang paru

Herba kering daun sambiloto sebanyak 9-15 g di tambahkan air sebanyak 3 gelas, kemudian direbus sampai tersisa 1 gelas. Air rebusan kemudian di saring dan di minum sehari 2 kali, masing-masing sebanyak 1/2 gelas.

Darah tinggi dan batuk rejan

5-7 Lembar daun sambiloto segar, di cuci bersih, kemudiaan di seduh den- gan 1/2 cangkir air panas. Tambahkan madu secukupnya dan diaduk sampai merata.. Setelah dingin baru di minum. Lakukan 3 kali sehari.

56 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Akar alang-alang (Imperata cylindrica)

Melancarkan air seni

250 g akar alang-alang di cuci bersih, lalu di tambah sedikit gula batu dan direbus dengan 3 gelas air selama 10 menit. Setelah dingin lalu disaring, diminum 3x sehari masing-masing 1 gelas.

Asma

100 g akar alang-alang, 25 g kencur, 25 g daun sirih di cuci bersih terlebih dahulu, kemudian direbus dengan 1 L air sampai air nya tinggal separuhnya. Kemudian di saring dan di beri 1 sendok makan madu dan 1 sendok teh air jeruk nipis. Ramuan diminum sekaligus ketika akan tidur malam.

Mimisan

200 g akar alang-alang dicuci bersih lalu di tambah 6 gelas air, kemudian di rebus sampai airnya tinggal 2 gelas. Setelah dingin ramuan disaring, dan di minum. Rarnuan ini untuk diminum 3x sehari.

Hepatitis

200 g akar alang-alang dicuci bersih lalu direbus dengan 6 gelas air sampai airnya tinggal 2 gelas. Setelah dingin baru disaring dan di minum. Rarnuan ini untuk diminum 3x sehari.

Diare

250 g akar alang-alang dicuci lalu direbus dengan 2 gelas air selama 15 menit. Sekali minum 1 gelas, segera setelah buang air besar

Kencing batu

100 g akar alang-alang di cuci bersih, ½ genggam daun meniran, ½ genggam daun kumis kucing, lalu dit- ambah dengan 5 gelas air, kemudian direbus sampai airnya tinggal setengah. Setelah dingin lalu disaring, diminum 3x sehari, masing-masing 1 gelas, sampai batu keluar.

Teknologi Pascapanen Tanaman Obat 57

Buah delima (Punica granatum)

Cacingan

Kulitdelima kering dan serbuk biji pinang (masing-masing 15 g) di rebus dengan tiga gelas air bersih. Didihkan secara perlahan-lahan

selama satu jam. Setelah dingin lalu di saring dan di minum sekal- igus sebelum makan pagi.

Luka

Campurkan serbuk kulit buah atau bunga delima secukupnya den- gan minyak wijen.Aduk sampai merata, lalu di oleskan pada bagian yang luka.

Sariawan

Dua buah delima segar yang sudah masak di ambil isi berikut bijin- ya, lalu di tumbuk sampai halus.Tambahkan satu gelas air matang sambil diaduk merata, lalu di saring. Ramuan di gunakan untuk berkumur dan di telan Lakukan 2--3 kali sehari, sampai sembuh.

Batuk sudah berlangsung lama

Buah delima yang belum terlalu masak di belah dan di kunyah, lalu bijinya. Dibuang. Lakukan setiap malam sebelum tidur

Suara serak, tenggorokan kering

Buah delima segar di belah dan ambil isinya. Kunyah, lalu buang bijinya. Lakukan 2--3 kali sehari.

Daun tempuyung (Sonchus arvensis)

Asam urat

30 g herba tempuyung segar di cuci bersih, lalu di rebus dengan 3 ge- las air bersih sampai hanya tersisa 1 gelas. Ramuan di minum setelah dingin.

Darah tinggi

Daun tempuyung segar sebanyak 5 lembar dicuci bersih, lalu diasap sebentar. Kemudian dimakan dan di lalap bersama nasi. Dikonsumsi

3 kali sehari dengan dosis yang sama.

Kandung kencing dan empedu berbatu

Daun tempuyung segar sebanyak 5 lembar dicuci bersih, lalu diasap sebentar, kemudian dimakan sebagai lalap bersama nasi. Konsumsi 3 kali sehari dengan dosis yang sama.

Radang payudara (mastitis)

Daun tempuyung segar sebanyak 17 g dicuci bersih, lalu rebus den- gan 3 gelas air hingga tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin di saring dan diminum 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas.

58 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Daun dewa (Gynura procumbens, (Lour.)

Kutil

Daun dewa sebanyak 5 lembar dihaluskan, kemudian ditempelkan pada tempat yang berkutil dan di balut. Keesokan harinya baru di lepas.

Sakit jantung

Umbi segar daun dewa sebanyak 10 g di tumbuk halus, lalu ditambah- kan air setengah gelas, kemudian di saring. Airnya diminum setiap sore, atau bisa menggunakan 2-4 lembar daun dilalap 3 kali sehari.

Perdarahan pada perempuan, batuk/muntah darah, dan payudara bengkak

Daun dewa sekitar 15 g di rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa separonya. Setelah dingin, dibagi untuk 3 kali minum, masing-masing ½ gelas.

Rematik

Daun dewa segar sebanyak 30 g dicuci bersih lalu rebus. Lumatkan dan peras dengan diberi sedikit air. Minum setiap hari

Kencing manis

Ambil 5 helai daun tanaman daun dewa segar, seduh dengan 110 cc air. Minum sekali sehari sebanyak 100 cc

Brotowali (Tinospora crispa (L.)

Demam

Batang brotowali sebesar 2 jari (10 cm) di cuci bersih, lalu di rebus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, tambahkan 1 sendok makan madu, lalu di minum 2 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.

Demam karena penyakit kuning

1 Jari batang brotowali, lalu di potong menjadi beberapa bagian, kemudian di rebus dengan 3 gelas air sampai mendidih dan tersisa 11/2 gelas. Tambahkan madu secukupnya lalu di minum 2 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.

Gatal Gatal pada badan

20 cm batang brotowali di cuci bersih, lalu di rebus dengan air secukupnya. Setelah mendidih dan menjadi hangat-hangat ku- kuh, gunakan air rebusan ini untuk mandi.

Rematik

Batang brotowali sebesar 1 ibu jari dicuci bersih dan di potong- potong. Lalu di rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 1/2 ge- las, dinginkan, dan saring. Tambahkan 1 sendok madu ke dalam ramuan lalu di minum 3 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas

Teknologi Pascapanen Tanaman Obat 59

60 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Glossary

Afrodisiak = menguatkan lemah syahwat Alteratif

= memacu enzim-enzim pencernaan Amarum

= memacu nafsu makan Analgesik

= menghilangkan rasa sakit Antelmintik

= obat cacing Antipiretik

= pereda demam Antidiabetes

= menurunkan kadar gula darah Antihipertensi

= menurunkan tekanan darah Antispasmodik = melancarkan sirkulasi darah, meredakan kejang Antipiretik

= menurunkan demam Diaforetik

= peluruh keringat Diuretik

= peluruh air seni Ekspektoran

= mengencerkan dahak Febrifuga

= pereda demam Karminatif

= mengeluarkan angin Kolik

= perasaan nyeri akibat berkerutnya usus atau ureter Laktifuga

= mengurangi keluarnya air susu Laktogoga

= menambah keluarnya air susu Litotriptik

= menghancurkan batu pada kandung kemih Sedatif

= penenang Stimulan

= perangsang Tonikum

= obat menguatkan badan dan membangkitkan selera

makan

Teknologi Pascapanen Tanaman Obat 61