BAB IV ANALISA DATA
4.1 Hasil Pengujian
Pengujian dilakukan pada bulan Juli sampai dengan bulan September. Data yang diambil dari pengujian adalah temperatur adsorber, temperatur gelas
ukur, kapasitas refrigeran yang dapat diserap oleh alumina aktif beserta tekanan dalam alat pengujian. Pada alat pengujian dipasang 7 titik sensor thermocouple, 4
titik pada adsorber dan 3 titik pada gelas ukur. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini.
Gambar 4.1 Letak titik thermocouple pada alat penguji Keterangan :
• Angka 6, 7, 8, 9, 10, 17 dan 20 adalah letak titik-titik thermocouple. Pada bagian atas adsorber terdapat 3 titik dimana peletakan titik 6 disebelah kiri
atas, titik 8 ditengah atas dan titik 9 disebelah kana atas. Bagian bawah adsorber terdapat satu titik yaitu titik 7 yang berada ditengah. Pada bagian
gelas ukur terdapat 3 titik dimana peletakan titik 10 dibagian atas, titik 20 dibagian samping kanan dan titik 17 dibagian bawah.
6 9
8
10
20
17 7
ISOLATOR
Universitas Sumatera Utara
• Isolator yang digunakan pada : -
Adsorber : Kayu -
Gelas ukur : Styrofoam
4.1.1 Pengujian Dengan Gelas Ukur Tidak Diisolasi 4.1.1.1 Data Pemvakuman Alat Penguji Mesin Pendingin Adsorpsi
1. Metanol
Pengujian refrigerant methanol CH
3
OH. Mesin pengujian adsorpsi mulai dipanaskan mulai pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB. Pada pukul
17.00 WIB dilakukan pemvakuman alat pengujian adsorpsi dengan mengunakan pompa vakum. Pemvakuman bertujuan untuk mengeluarkan partikel-partikel
pengotor dan uap air. Temperatur maksimum adsorber yang dapat dicapai adalah 239,22
o
C pada titik 8 thermocouple dan temperatur terendah di awal percobaan adalah
adalah 27,13
o
C. Di bawah ini grafik temperatur adsorber pada saat pemvakuman.
Gambar 4.2 Grafik Temperatur Pemvakuman Alat Penguji Adsorpsi Metanol
Suhu rata-rata generator pada proses pemvakuman adalah 212,89
o
C. Berikut ini ditampilkan grafik suhu rata-rata pada generator.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Grafik Suhu Rata-Rata Adsorber Metanol
2. Etanol
Pengujian refrigeran etanol C
2
H
5
OH. Pengujian etanol sama perlakuannya saat pengujian metanol. Adapaun hasil data pengujiaan pemvakuman dapat dipaparkan
seperti berikut ini. Temperatur maksimum adsorber yang dapat dicapai adalah 223,93
o
C pada thermocouple 8 dan temperatur terendah di awal percobaan adalah adalah
27,76
o
C. Di bawah ini grafik temperatur adsorber pada saat pemvakuman.
Gambar 4.4 Grafik Temperatur Pemvakuman Alat Penguji Adsorpsi Etanol
Suhu rata-generator pada proses pemvakuman adalah 180,14
o
C. Berikut ini ditampilkan grafik suhu rata-rata pada generator.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5 Grafik Suhu Rata-Rata Adsorber Etanol
3. Amonia
Pengujian refrigeran amonia NH
3
. Pengujian amonia sama perlakuannya saat pengujian metanol dan etanol. Adapaun hasil data pengujiaan pemvakuman
dapat dipaparkan seperti berikut ini.
Temperatur maksimum adsorber yang dapat dicapai adalah 215,98
o
C pada titik 8 thermocouple dan temperatur terendah di awal percobaan adalah
adalah 27,1
o
C. Di bawah ini grafik temperatur adsorber pada saat pemvakuman.
Gambar 4.6 Grafik Temperatur Pemvakuman Alat Penguji Adsorpsi Amonia
Universitas Sumatera Utara
Suhu rata-rata generator pada proses pemvakuman adalah 180,94
o
C. Berikut ini ditampilkan grafik suhu rata-rata pada generator.
Gambar 4.7 Grafik Suhu Rata-Rata Adsorber Amonia
4. Musicool
Pengujian terakhir adalah pengujian refrigeran musicool MC-134 . Tetapi pada pengujian musicool tidak berhasil diuji. Karena musicool memiliki
tekanan yang tinggi sedangkan alat uji mesin pendingin adsorpsi yang dirancang untuk refrigeran tekanan rendah. Oleh karena itu gelas ukur tidak dapat diisi
dengan musicool dan tidak dapat melakukan proses pemvakuman.
Gambar 4.8 Awal sebelum pengisian Musicool ke dalam Gelas Ukur
Universitas Sumatera Utara
Berikut merupakan gambar ketika memasukkan musicool ke dalam gelas ukur.
Gambar 4.9 Proses mengisi musicool ke dalam alat uji
Setelah dilakukan pengisian musicool katub antara gelas ukur dan adsorber dibuka, yang terjadi adalah alat uji mengembung akibat tekanan dari musicool
yang tinggi. Perhatikan gambar adsorber berikut ini.
a b Gambar 4.10 Pengisian musicool a Sebelum dan b Sesudah
4.1.1.2 Data Pengujian Adsorpsi
Setelah proses pemvakuman maka dilanjutkan proses adsorpsi. Adsorpsi dimulai pada pukul 17.00 WIB sampai kesokan harinya pada pukul 10.00 WIB.
Mengembung Permukaan datar
Naik 3 cm
Universitas Sumatera Utara
Adapun data-data pada adsorber dan gelas ukur seperti temperatur, tekanan dan volume refrigeran yang terserap 1 kg alumina aktif sebagai berikut ini.
1. Metanol
A. Adsorber
Tekanan awal pada proses ini adalah -0.5333 Bar. Temperatur terendah yang dapat dicapai oleh adsorber adalah 25,16
o
C. Data tekanan setiap jam pada proses adsorpsi dapat ditampilkan seperti tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data Pengukuran Temperatur Rata – Rata Dan Tekanan Adsorpsi Pada Metanol
No Pukul
Tekanan Bar Temperatur rata-rata
o
C
1. 17.00
-0.5333 206.93
2. 18.00
-0.7466 41.35
3. 19.00
-0.8066 29.38
4. 20.00
-0.8299 26.28
5. 21.00
-0.8299 26.31
6. 22.00
-0.8299 26.20
7. 23.00
-0.8299 26.33
8. 24.00
-0.8299 26.25
9. 01.00
-0.8399 26.05
10. 02.00
-0.8399 25.98
11. 03.00
-0.8399 25.84
12. 04.00
-0.8433 25.70
13. 05.00
-0.8466 25.61
14. 06.00
-0.8466 25.53
15. 07.00
-0.8499 25.46
16. 08.00
-0.8533 25.31
17. 09.00
-0.8499 25.87
Universitas Sumatera Utara
18. 10.00
-0.8399 26.79
Untuk lebih jelasnya dapat ditampilkan dalam bentuk grafik berikut ini.
Gambar 4.11 Grafik Adsober Pada Proses Adsorpsi Metanol
Berikut ini ditampilkan grafik tekanan vs waktu pada alat pengujian mesin pendingin setiap jamnya.
Gambar 4.12 Grafik Tekanan Metanol
-0,9 -0,85
-0,8 -0,75
-0,7 -0,65
-0,6 -0,55
-0,5
17:00 18:00 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00 0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 6:00 7:00 8:00 9:00 10:00
TEKANAN Bar
Waktu Jam
Universitas Sumatera Utara
B. Gelas Ukur
Di bawah ditampilkan grafik temperatur vs waktu adsorpsi pada gelas ukur.
Gambar 4.13 Grafik Adsorpsi Pada Gelas Ukur Metanol
Temperatur terendah pada gelas ukur adalah 24,94
o
C. Pada proses adsorpsi, volume refrigeran metanol yang dapat diserap oleh alumina aktif 1 kg
adalah 350 mL.
2. Etanol
A. Adsorber
Tekanan awal pada proses ini adalah -0.5333 Bar. Temperatur terendah yang dapat dicapai oleh adsorber adalah 26,19
o
C. Data tekanan setiap jam pada proses adsorpsi dapat ditampilkan seperti tabel 4.2.
Tabel 4.2 Data Pengukuran Tekanan dan Temperatur Rata – Rata Adsorpsi Pada Etanol
No Pukul
Tekanan Bar Temperatur rata-rata
o
C
1.00 17.00
-0.5333 178.10
2.00 18.00
-0.7199 42.86
Universitas Sumatera Utara
3.00 19.00
-0.7733 33.00
4.00 20.00
-0.7966 31.17
5.00 21.00
-0.7999 30.64
6.00 22.00
-0.8033 29.91
7.00 23.00
-0.8066 29.24
8.00 24.00
-0.8099 29.06
9.00 01.00
-0.8166 28.44
10.00 02.00
-0.8166 28.42
11.00 03.00
-0.8199 27.89
12.00 04.00
-0.8199 27.59
13.00 05.00
-0.8266 27.04
14.00 06.00
-0.8266 27.04
15.00 07.00
-0.8299 26.69
16.00 08.00
-0.8366 26.47
17.00 09.00
-0.8266 27.35
18.00 10.00
-0.8233 28.91
Untuk lebih jelasnya dapat ditampilkan dalam bentuk grafik berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.14 Grafik Adsober Pada Proses Adsorpsi Etanol
Berikut ini ditampilkan grafik tekanan vs waktu pada alat pengujian mesin pendingin setiap jamnya.
Gambar 4.15 Grafik Tekanan Etanol
B. Gelas Ukur
Di bawah ditampilkan grafik temperatur vs waktu adsorpsi pada gelas ukur.
-0,9 -0,85
-0,8 -0,75
-0,7 -0,65
-0,6 -0,55
-0,5
17:00 18:00 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00 0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 6:00 7:00 8:00 9:00 10:00
TEKANAN Bar
Waktu Jam
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.16 Grafik Adsorpsi Pada Gelas Ukur Etanol
Temperatur terendah pada gelas ukur adalah 24,99
o
C. Volume refrigeran metanol yang dapat diserap oleh alumina aktif adalah 300 mL.
3. Amonia
A. Adsorber
Tekanan awal pada proses ini adalah -0.5333 Bar. Temperatur terendah yang dapat dicapai oleh adsorber adalah 27,49
o
C. Data tekanan setiap jam pada proses adsorpsi dapat ditampilkan seperti tabel 4.3.
Tabel 4.3 Data Pengukuran Tekanan dan Temperatur Rata – Rata Adsorpsi Pada Amonia
No Pukul
Tekanan Bar Temperatur rata-rata
o
C
1.00 17.00
-0.5333 183.33
2.00 18.00
-0.7066 46.93
3.00 19.00
-0.7599 36.72
4.00 20.00
-0.7833 33.23
5.00 21.00
-0.7866 32.16
6.00 22.00
-0.7933 31.43
Universitas Sumatera Utara
7.00 23.00
-0.7966 31.05
8.00 24.00
-0.7999 30.85
9.00 01.00
-0.7999 30.54
10.00 02.00
-0.8033 29.85
11.00 03.00
-0.8066 29.57
12.00 04.00
-0.8099 29.02
13.00 05.00
-0.8133 28.85
14.00 06.00
-0.8166 28.49
15.00 07.00
-0.8199 28.06
16.00 08.00
-0.8199 27.85
17.00 09.00
-0.8166 28.29
18.00 10.00
-0.8093 29.40
Untuk lebih jelasnya dapat ditampilkan dalam bentuk grafik berikut ini.
Gambar 4.17 Grafik Adsober Pada Proses Adsorpsi Amonia
Berikut ini ditampilkan grafik tekanan vs waktu pada alat pengujian mesin pendingin setiap jamnya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.18 Grafik Tekanan Amonia
B. Gelas Ukur
Di bawah ditampilkan grafik temperatur vs waktu adsorpsi pada gelas ukur.
Gambar 4.19 Grafik Adsorpsi Pada Gelas Ukur Amonia
Temperatur terendah pada gelas ukur adalah 26,7
o
C. Volume refrigeran amonia yang dapat diserap oleh alumina aktif adalah 240 mL
-0,9 -0,85
-0,8 -0,75
-0,7 -0,65
-0,6 -0,55
-0,5
17:00 18:00 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00 0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 6:00 7:00 8:00 9:00 10:00
TEKANAN Bar
Waktu Jam
Universitas Sumatera Utara
4.1.1.3 Data Pengujian Desorpsi
Setelah proses adsorpsi maka selanjutnya alumina aktif yang mengandung refrigeran dipanaskan mengunakan alat uji kapasitas adsorpsi. Sehingga refrigeran
yang terserap dalam alumina aktif keluar menuju gelas ukur. Proses ini disebut desorpsi. Pada proses ini waktu yang digunakan pada pukul 10.00 WIB sampai
pukul 17.00 WIB agar refrigeran dapat kembali dengan optimal. Berikut ditampilkan data-data dosorpsi pada masing-masing refriferan.
1. Metanol
A. Adsorber
Temperatur maksimum yang dapat dicapai pada adsorber adalah 210,5
o
C. Temperatur rata-rata yang pada adsorber pada proses desorpsi adalah 183,43
o
C. Agar lebih jelas dapat dilihat grafik temperatur vs waktu pada adsorber
dan grafik temperatur rata-rata tiap jam pada proses desorpsi berikut ini.
Gambar 4.20 Grafik Desorpsi Pada Adsorber Metanol
Pada gambar di bawah ini ditampilkan grafik rata-rata temperatur pada adsorber tiap jamnya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.21 Grafik Desorpsi Temperatur Rata - Rata Metanol
B. Gelas Ukur
Data-data temperatur yang diperoleh pada gelas ukur pada saat desorpsi dapat ditampilkan pada grafik berikut ini.
Gambar 4.22 Grafik Desorpsi Pada Gelas Ukur Metanol
C. Volume Refrigeran Kembali
Pada gelas ukur dapat dilihat jumlah volume refrigeran yang kembali pada proses desorpsi. Volume refrigeran yang kembali setelah dilakukan pemanas dari
jam 10.00 WIB sampai dengan jam 17.00 WIB ke gelas ukur adalah 350 mL.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini berarti semua refrigerant yang diserap pada proses adsorpsi kembali semuanya ke dalam gelas ukur pada proses desorpsi.
Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa 1 kg alumina aktif mampu mengadsorpsi metanol sebanyak 350 mL. Semua refrigeran kembali ke
gelas ukur pada proses desorpsi. Perbandingan antara massa alumina aktif dan volume refrigeran yang dapat diserap adsorpsi dan dilepaskan desorpsi adalah
1 kg alumina aktif : 350 mL metanol
2. Etanol C
2
H
5
OH A.
Adsorber Temperatur maksimum yang dapat dicapai pada proses adsorber adalah
207,09
o
C. Rata-rata temperatur yang dapat dicapai oleh alat untuk memanaskan alumina aktif adalah 172,57
o
C. Berikut ini ditampilkan secara berturut-turut gambar grafik temperatur vs waktu dan termperatur rata-rata tiap jam pada proses
desorpsi etanol.
Gambar 4.23 Grafik Desorpsi Pada Adsorber Etanol
Pada gambar di bawah ini ditampilkan grafik rata-rata temperatur pada adsorber tiap jamnya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.24 Grafik Temperatur Rata – Rata Adsorber Etanol
B. Gelas Ukur
Data-data temperatur yang diperoleh pada gelas ukur pada saat desorpsi dapat ditampilkan seperti gambar grafik berikut ini.
Gambar 4.25 Grafik Desorpsi Pada Gelas Ukur Etanol
C. Volume Refrigeran Kembali
Pada gelas ukur dapat dilihat jumlah volume refrigeran yang kembali setelah proses desorpsi. Volume refrigeran yang kembali setelah dilakukan
Universitas Sumatera Utara
pemanas dari jam 10.00 WIB sampai dengan jam 17.00 WIB ke gelas ukur adalah 300 mL.
Hal ini berarti berarti semua refrigeran yang teradsorpsi di dalam alumina aktif kembali ke dalam gelas ukur pada proses desorpsi.
Dalam 1 kg alumina aktif mampu menyerap atau mengadsorpsi etanol sebanyak 300 mL. Perbandingan yang diperoleh adalah
1 kg alumina aktif : 300 mL etanol
3. Amonia NH
3
A. Adsorber
Temperatur maksimum pada adsorber adalah 211,42
o
C. Agar lebih jelas dapat dilihat grafik temperatur vs waktu pada generator dan gelas ukur secara
berturut-turut di bawah ini.
Gambar 4.26 Grafik Desorpsi Pada Adsorber Amonia
Pada gambar di bawah ini ditampilkan grafik rata-rata temperatur pada adsorber tiap jamnya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.27 Grafik Temperatur Rata - Rata Adsorber Amonia
Rata-rata temperatur yang dapat dicapai oleh alat untuk memanaskan alumina aktif adalah 183,89
o
C.
B. Gelas Ukur Data-data yang diperoleh pada gelas ukur pada saat desorpsi dapat
ditampilkan sebagai berikut ini. Proses desorpsi dimulai pada 10.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB
Gambar 4.28 Grafik Desorpsi Pada Gelas Ukur Amonia
Universitas Sumatera Utara
C. Volume Refrigeran Kembali
Volume refrigeran yang kembali setelah dilakukan pemanas dari jam 10.00 WIB sampai dengan jam 17.00 WIB ke dalam gelas ukur adalah sebanyak
240 mL. Hal ini berarti semua refrigeran yang telah teradsorpsi alumina aktif
kembali ke dalam gelas ukur pada saat proses desorpsi. Dalam 1 kg alumina aktif mampu menyerap atau mengadsorpsi amonia sebanyak 240 mL. Perbandingan
yang diperoleh adalah
1 kg alumina aktif : 240 mL Amonia
4.1.2 Pengujian Dengan Gelas Ukur Diisolasi 4.1.2.1 Data Pemvakuman Alat Penguji Mesin Pendingin Adsorpsi
1. Metanol
Pada pengujian ini gelas ukur diisolasi dengan menggunakan box styrofoam. Sama seperti pengujian sebelumnya refrigerant methanol CH
3
OH sebagai penguji yang pertama. Penguji mesin pendingin dipanaskan mulai pukul
10.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB. Kemudian pada pukul 17.00 WIB dilakukan pemvakuman alat pengujian adsorpsi dengan mengunakan pompa
vakum. Pemvakuman dilakukan untuk mengeluarkan partikel-partikel pengotor dan uap air.
Temperatur maksimum adsorber yang dapat dicapai adalah 174,11
o
C pada titik 8 thermocouple dan temperatur terendah di awal percobaan adalah
adalah 25,27
o
C. Di bawah ini ditampilkan grafik temperatur adsorber pada saat pemvakuman.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.29 Grafik Temperatur Pemvakuman Alat Penguji Adsorpsi Metanol Diisolasi
Suhu rata-rata generator pada proses pemvakuman adalah 178.831
o
C. Berikut ini ditampilkan grafik suhu rata-rata pada generator.
2. Etanol
Pengujian selanjutnya refrigeran etanol C
2
H
5
OH. Pengujian etanol sama perlakuaannya seperti pada saat pengujian metanol. Adapaun hasil data
pengujiaan pemvakuman dapat dipaparkan seperti berikut ini. Temperatur maksimum adsorber yang dapat dicapai adalah 182,63
o
C pada thermocouple 8 dan temperatur terendah di awal percobaan adalah adalah
25,92
o
C. Di bawah ini ditampilkan grafik temperatur adsorber pada saat pemvakuman.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.30 Grafik Temperatur Pemvakuman Alat Penguji Adsorpsi Etanol Diisolasi
Suhu rata - rata generator pada proses pemvakuman adalah 178.543
o
C. Berikut ini ditampilkan grafik suhu rata-rata pada generator.
3. Amonia
Pengujian refrigeran amonia NH
3
. Pengujian amonia sama perlakuannya seperti pada saat pengujian metanol. Adapaun hasil data pengujiaan pemvakuman
dapat dipaparkan seperti berikut ini. Adapaun hasil data pengujiaan pemvakuman dapat dipaparkan seperti berikut ini.
Temperatur maksimum adsorber yang dapat dicapai adalah 171,93
o
C pada titik 8 thermocouple dan temperatur terendah di awal percobaan adalah
adalah 19,06
o
C. Di bawah ini ditampilkan grafik temperatur adsorber pada saat pemvakuman.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.31 Grafik Temperatur Pemvakuman Alat Penguji Adsorpsi Amonia Diisolasi
Suhu rata-rata generator pada proses pemvakuman adalah 168.195
o
C. Berikut ini ditampilkan grafik suhu rata-rata pada generator.
4.1.2.2 Data Pengujian Adsorpsi
Sama seperti sebelumnya proses adsobsi dilakukan setelah proses pemvakuman. Adsorpsi dimulai pada pukul 17.00 WIB kesokan harinya pada
pukul 10.00 WIB. Tetapi ada pengujian yang diisolasi dengan menggunakan box styrofoam dan ditambahkan Es sebanya 5 kg. Untuk melihat keefektifan dari
refrigeran tersebut apabila bagian luarnya sudah menjadi es. Berikut data-data pada adsorber dan gelas ukur yang diisolasi.
1. Metanol
A. Adsorber
Tekanan awal pada proses ini adalah -0.5333 Bar. Temperatur terendah yang dapat dicapai oleh adsorber adalah 23,53
o
C. Data tekanan setiap jam pada proses adsorpsi yang diisolasi dapat ditampilkan seperti tabel 4.4.
Tabel 4.4 Data Pengukuran Tekanan Dan Temperatur Rata – Rata Adsorpsi Yang
Universitas Sumatera Utara
Diisolasi Pada Metanol
No Pukul
Tekanan Bar Temperatur rata-rata
o
C
1. 17.00
-0.5333 148.19
2. 18.00
-0.7733 44.71
3. 19.00
-0.7933 31.82
4. 20.00
-0.8299 28.83
5. 21.00
-0.8433 27.81
6. 22.00
-0.8433 27.13
7. 23.00
-0.8433 26.85
8. 24.00
-0.8433 26.76
9. 01.00
-0.8399 26.73
10. 02.00
-0.8399 26.61
11. 03.00
-0.8399 26.54
12. 04.00
-0.8566 26.38
13. 05.00
-0.8599 26.11
14. 06.00
-0.8599 26.07
15. 07.00
-0.8633 25.82
16. 08.00
-0.8666 25.91
17. 09.00
-0.8766 26.21
18. 10.00
-0.8799 26.29
Untuk lebih jelasnya dapat ditampilkan dalam bentuk grafik berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.32 Grafik Adsober Pada Proses Adsorpsi Metanol Diisolasi
Berikut ini ditampilkan grafik tekanan vs waktu pada alat pengujian mesin pendingin setiap jamnya.
Gambar 4.33 Grafik Tekanan Metanol Diisolasi
-0,9 -0,85
-0,8 -0,75
-0,7 -0,65
-0,6 -0,55
-0,5
17:00 18:00 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00 0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 6:00 7:00 8:00 9:00 10:00
TEKANAN Bar
Waktu Jam
Universitas Sumatera Utara
B. Gelas Ukur
Di bawah ditampilkan grafik temperatur vs waktu adsorpsi pada gelas ukur.
Gambar 4.34 Grafik Temperatur Adsorpsi Pada Gelas Ukur Metanol Diisolasi
Temperatur terendah pada gelas ukur adalah 6,97
o
C. Pada proses adsorpsi, volume refrigeran metanol yang dapat diserap oleh alumina aktif 1 kg adalah 320
mL.
2. Etanol
A. Adsorber
Tekanan awal pada proses ini adalah -0.5333 cmHg. Temperatur terendah yang dapat dicapai oleh adsorber adalah 25,75
o
C. Data tekanan setiap jam pada proses adsorpsi dapat ditampilkan seperti tabel 4.5.
Tabel 4.5 Data Pengukuran Tekanan Dan Temperatur Rata – Rata Adsorpsi Yang Diisolasi Pada Etanol
No Pukul
Tekanan Bar Temperatur rata-rata
o
C
1. 17.00
-0.5333 147.91
2. 18.00
-0.7333 39.52
Universitas Sumatera Utara
3. 19.00
-0.7866 31.81
4. 20.00
-0.7866 29.95
5. 21.00
-0.7866 29.26
6. 22.00
-0.8166 28.48
7. 23.00
-0.8199 28.22
8. 24.00
-0.8233 28.06
9. 01.00
-0.8299 27.88
10. 02.00
-0.8299 27.74
11. 03.00
-0.8333 27.60
12. 04.00
-0.8333 27.47
13. 05.00
-0.8399 27.21
14. 06.00
-0.8399 27.06
15. 07.00
-0.8433 26.82
16. 08.00
-0.8499 26.90
17. 09.00
-0.8533 27.25
18. 10.00
-0.8633 28.11
Untuk lebih jelasnya dapat ditampilkan dalam bentuk grafik berikut ini.
Gambar 4.35 Grafik Temperatur Adsober Pada Proses Adsorpsi Etanol Diisolasi
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini ditampilkan grafik tekanan vs waktu pada alat pengujian mesin pendingin setiap jamnya.
Gambar 4.36 Grafik Tekanan Etanol Diisolasi
B. Gelas Ukur
Di bawah ditampilkan grafik temperatur vs waktu adsorpsi pada gelas ukur.
Gambar 4.37 Grafik Temperatur Adsorpsi Pada Gelas Ukur Etanol Diisolasi
-0,9 -0,85
-0,8 -0,75
-0,7 -0,65
-0,6 -0,55
-0,5
17:00 18:00 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00 0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 6:00 7:00 8:00 9:00 10:00
TEKANAN Bar
Waktu Jam
Universitas Sumatera Utara
Temperatur terendah pada gelas ukur adalah 9,94
o
C. Volume refrigeran metanol yang dapat diserap oleh alumina aktif adalah 275 mL.
3. Amonia
A. Adsorber
Tekanan awal pada proses ini adalah -0.5333 cmHg. Temperatur terendah yang dapat dicapai oleh adsorber adalah 27,74
o
C. Data tekanan setiap jam pada proses adsorpsi dapat ditampilkan seperti tabel 4.6.
Tabel 4.6 Data Pengukuran Tekanan Dan Temperatur Rata – Rata Adsorpsi Yang Diisolasi Pada Amonia
No Pukul
Tekanan cmHg Temperatur rata-rata
o
C
1. 17.00
-0.5333
154.2263 2.
18.00
-0.7199
41.49433 3.
19.00
-0.7733
34.056 4.
20.00
-0.7966
32.16467 5.
21.00
-0.7999
31.158 6.
22.00
-0.8066
30.609 7.
23.00
-0.8099
30.18233 8.
24.00
-0.8133
29.81667 9.
01.00
-0.8133
29.232 10.
02.00
-0.8166
29.11467 11.
03.00
-0.8199
28.97833 12.
04.00
-0.8233
28.764 13.
05.00
-0.8266
28.367 14.
06.00
-0.8299
28.21 15.
07.00
-0.8333
28.00433 16.
08.00
-0.8333
27.86133 17.
09.00
-0.8299
27.92533
Universitas Sumatera Utara
18. 10.00
-0.8359
28.359
Untuk lebih jelasnya dapat ditampilkan dalam bentuk grafik berikut ini.
Gambar 4.38 Grafik Temperatur Adsober Pada Proses Adsorpsi Amonia Diisolasi
Berikut ini ditampilkan grafik tekanan vs waktu pada alat pengujian mesin pendingin setiap jamnya.
Gambar 4.39 Grafik Tekanan Amonia Diisolasi
-0,9 -0,85
-0,8 -0,75
-0,7 -0,65
-0,6 -0,55
-0,5
17:00 18:00 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00 0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 6:00 7:00 8:00 9:00 10:00
TEKANAN Bar
Waktu Jam
Universitas Sumatera Utara
B. Gelas Ukur
Di bawah ditampilkan grafik temperatur vs waktu adsorpsi pada gelas ukur.
Gambar 4.40 Grafik Temperatur Pada Gelas Ukur Amonia Diisolasi
Temperatur terendah pada gelas ukur adalah 8,27
o
C. Volume refrigeran amonia yang dapat diserap oleh alumina aktif adalah 220 mL
4.1.2.3 Data Pengujian Desorpsi
Seperti percobaan sebelumnya setelah proses adsorpsi maka dilanjutkan proses desorpsi.Berikut ditampilkan data-data desorpsi yang telah diisolasi pada
masing-masing refriferan.
1. Metanol
A. Adsorber
Temperatur maksimum yang dapat dicapai pada adsorber adalah 181,21
o
C. Temperatur rata-rata yang pada adsorber pada proses desorpsi adalah 142,95
o
C. Agar lebih jelas dapat dilihat grafik temperatur vs waktu pada adsorber
dan grafik temperatur rata-rata tiap jam pada proses desorpsi berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.41 Grafik Desorpsi Pada Adsorber Metanol Diisolasi
Pada gambar di bawah ini ditampilkan grafik rata-rata temperatur pada adsorber tiap jamnya.
Gambar 4.42 Grafik Desorpsi Temperatur Rata - Rata Metanol Diisolasi
B. Gelas Ukur
Data-data temperatur yang diperoleh pada gelas ukur pada saat desorpsi dapat ditampilkan pada grafik berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.43 Grafik Desorpsi Pada Gelas Ukur Metanol Diisolasi
C. Volume Refrigeran Kembali
Pada gelas ukur dapat dilihat jumlah volume refrigeran yang kembali pada proses desorpsi. Volume refrigeran yang kembali setelah dilakukan pemanas dari
jam 10.00 WIB sampai dengan jam 17.00 WIB ke gelas ukur adalah 320 mL. Hal ini berarti semua refrigerant yang diserap pada proses adsorpsi
kembali semuanya ke dalam gelas ukur pada proses desorpsi. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa 1 kg alumina aktif
mampu menyerap atau mengadsorpsi metanol sebanyak 320 mL. Semua refrigeran kembali ke gelas ukur pada proses desorpsi. Perbandingan antara massa
alumina aktif dan volume refrigeran yang dapat diserap adsorpsi dan dilepaskan desorpsi adalah
1 kg alumina aktif : 320 mL metanol
2. Etanol
A. Adsorber
Temperatur maksimum yang dapat dicapai pada proses adsorber adalah 182,27
o
C. Rata-rata temperatur yang dapat dicapai oleh alat untuk memanaskan alumina aktif adalah 143,31
o
C. Berikut ini ditampilkan secara berturut-turut gambar grafik temperatur vs waktu dan termperatur rata-rata tiap jam pada proses
desorpsi etanol.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.44 Grafik Desorpsi Pada Adsorber Etanol Diisolasi
Pada gambar di bawah ini ditampilkan grafik rata-rata temperatur pada adsorber tiap jamnya.
Gambar 4.45 Grafik Temperatur Rata – Rata Adsorber Etanol Diisolasi
B. Gelas Ukur
Data-data temperatur yang diperoleh pada gelas ukur pada saat desorpsi dapat ditampilkan seperti gambar grafik berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.46 Grafik Desorpsi Pada Gelas Ukur Etanol Diisolasi
C. Volume Refrigeran Kembali
Pada gelas ukur dapat dilihat jumlah volume refrigeran yang kembali setelah proses desorpsi. Volume refrigeran yang kembali setelah dilakukan
pemanas dari jam 10.00 WIB sampai dengan jam 17.00 WIB ke gelas ukur adalah 275 mL.
Hal ini berarti berarti semua refrigeran yang teradsorpsi di dalam alumina aktif kembali ke dalam gelas ukur pada proses desorpsi.
Dalam 1 kg alumina aktif mampu menyerap atau mengadsorpsi etanol sebanyak 275 mL. Perbandingan yang diperoleh adalah
1 kg alumina aktif : 275 mL
3. Amonia
A. Adsorber
Temperatur maksimum pada adsorber adalah 172
o
C. Agar lebih jelas dapat dilihat grafik temperatur vs waktu pada generator dan gelas ukur secara
berturut-turut di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.47 Grafik Desorpsi Pada Adsorber Amonia Diisolasi
Pada gambar di bawah ini ditampilkan grafik rata-rata temperatur pada adsorber tiap jamnya.
Gambar 4.48 Grafik Temperatur Rata - Rata Adsorber Amonia Diisolasi
Rata-rata temperatur yang dapat dicapai oleh alat untuk memanaskan alumina aktif adalah 150,94
o
C.
B. Gelas Ukur Data-data yang diperoleh pada gelas ukur pada saat desorpsi dapat
ditampilkan sebagai berikut ini. Proses desorpsi dimulai pada 10.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.49 Grafik Desorpsi Pada Gelas Ukur Amonia Diisolasi
C. Volume Refrigeran Kembali
Volume refrigeran yang kembali setelah dilakukan pemanas dari jam 10.00 WIB sampai dengan jam 17.00 WIB ke dalam gelas ukur adalah sebanyak
220 mL. Hal ini berarti semua refrigeran yang telah teradsorpsi alumina aktif
kembali ke dalam gelas ukur pada saat proses desorpsi. Dalam 1 kg alumina aktif mampu menyerap atau mengadsorpsi amonia sebanyak 220 mL. Perbandingan
yang diperoleh adalah
1 kg alumina aktif : 220 mL Amonia
4.2 Neraca Kalor