Perhitungan Kalor Laten dengan Gelas Ukur tidak Diisolasi A.

Gambar 4.49 Grafik Desorpsi Pada Gelas Ukur Amonia Diisolasi C. Volume Refrigeran Kembali Volume refrigeran yang kembali setelah dilakukan pemanas dari jam 10.00 WIB sampai dengan jam 17.00 WIB ke dalam gelas ukur adalah sebanyak 220 mL. Hal ini berarti semua refrigeran yang telah teradsorpsi alumina aktif kembali ke dalam gelas ukur pada saat proses desorpsi. Dalam 1 kg alumina aktif mampu menyerap atau mengadsorpsi amonia sebanyak 220 mL. Perbandingan yang diperoleh adalah 1 kg alumina aktif : 220 mL Amonia

4.2 Neraca Kalor

4.2.1 Perhitungan Kalor Laten dengan Gelas Ukur tidak Diisolasi A.

Analisa Kalor pada Metanol Persamaan kalor laten di bawah ini digunakan untuk menghitung kalor yang dibutuhkan metanol dalam proses penguapan pada saat proses adsorpsi � � = � � . � Dimana: � � = Kalor laten metanol kJ L e = Kapasitas kalor spesifik laten � �� �� � Universitas Sumatera Utara m = massa netanol kg Dengan : V metanol = 0,35 L = 0,35 x 10 -3 m 3 Dari tabel diperoleh : ρ metanol = 787 kgm 3 ; L e = 1100 kJkg L e = 1100 Jkg ρ metanol = 787 kgm 3 m = ρ metanol x V metanol = 787 kgm 3 x 0,35 x 10 -3 m 3 = 0,275 kg Massa metanol dengan V metanol = 0,35 L adalah 0,275 kg L e = 1100 Jkg Maka dapat diperoleh kalor laten metanol sebagai berikut ini. � � = � � . � = 1100 kJkg x 0,275 kg = 302,995 kJ Maka kalor laten yang dibutuhkan untuk penguapan etanol sebesar 302,995 kJ.

B. Analisa Kalor Pada Etanol

Persamaan kalor laten di bawah ini digunakan untuk menghitung kalor yang dibutuhkan etanol dalam proses penguapan pada saat proses adsorpsi � � = � � . � Dimana: � � = Kalor laten metanol kJ L e = Kapasitas kalor spesifik laten � �� �� � m = massa netanol kg Dengan : V etanol = 0.30 L = 0.30 x 10 -3 m 3 Universitas Sumatera Utara Dari tabel diperoleh: ρ etanol = 783 kgm 3 ; L e = 838,3 kJkg L e = 838,3 kJkg ρ etanol = 783 kgm 3 m = ρ etanol x V etanol = 783 kgm 3 x 0.30 x 10 -3 m 3 = 0,234 kg Massa etanol dengan V etanol = 0,30 L adalah 0,234 kg Maka dapat diperoleh kalor laten etanol sebagai berikut ini: � � = 838,3 kJkg x 0,2349kg = 196,916 kJ Maka kalor laten yang dibutuhkan untuk penguapan etanol sebesar 196,916 kJ.

C. Analisa Kalor Pada Amonia

Persamaan kalor laten di bawah ini digunakan untuk menghitung kalor yang dibutuhkan amonia dalam proses penguapan pada saat proses adsorpsi � � = � � . � Dimana: � � = Kalor laten metanol kJ L e = Kapasitas kalor spesifik laten � �� �� � m = massa netanol kg Dengan : V amonia = 0,24 L = 0,24 x 10 -3 m 3 Dari diperoleh: ρ amonia = 682 kgm 3 ; L e = 1357 kJkg L e = 1357 kJkg ρ amonia = 682 kgm 3 m = ρ amonia x V amonia = 682 kgm 3 x 0,24 x 10 -3 m 3 = 0,164 kg Massa etanol dengan V amonia = 0,24 L adalah 0,164 kg Maka dapat diperoleh kalor laten amonia sebagai berikut ini. Universitas Sumatera Utara � � = � � . � = 137 Jkg x 0,16368 kg = 222,114 kJ Maka kalor laten yang dibutuhkan untuk penguapan amonia sebesar 222,114 kJ

4.2.2 Perhitungan Kalor Laten dengan Gelas Ukur Diisolasi A.