Fokus, Lingkup dan Lokasi Penelitian

D. Fokus, Lingkup dan Lokasi Penelitian

Di dalam bagian latar belakang sudah dijelaskan agak panjang lebar bahwa isu utama yang menjadi fokus penelitian ini adalah masalah profesionalisme TNI yang dalam perjalanan sejarah telah mengalami penafsiran bahkan pemaknaan kembali secara terus menerus, sebagai konsekuensi dari adanya proses dialektik yang melibatkan para elit yang ada dalam internal TNI maupun pihak luar. Pembaharuan makna itu akan terus terjadi baik dalam alam kesadaran berupa pemahaman sebagai realitas subyektif maupun termanifestasikan dalam bentuk anggapan, prasangka umum terhadap TNI sebagai realitas obyektif. Dalam kaitan tersebut di atas level dan lingkup penelitian ini akan terfokus pada –apa yang dalam sosiologi disebut sebagai­ mikro­subyektif 118 mutakhir mengenai

profesionalisme TNI. Adapun subyek penelitian adalah Perwira Menengah TNI AD. Sengaja penelitian ini mengambil lingkup perwira, karena kelompok perwiralah yang dipandang memenuhi kriteria sebagai elit militer, dibanding kelompok pada level yang lebih rendah yaitu Bintara dan Tamtama. Dengan demikian penelitian ini bisa dikatakan telah menjadikan elite theory sebagai salah satu alat penjelas terhadap persolan yang diteliti. Sedang dari kelompok perwira dikerucutkan kearah para perwira menengah yaitu perwira yang memiliki pangkat Mayor hingga Kolonel. Di antara sekitar 26 perwira menengah di Garnizun Malang tidak seluruhnya terliput sebagai informan dan menjadi Subyek Penelitian. Hal itu terjadi karena:

Pertama, bidikan perhatian penelitian ini diarahkan kepada sedikit perwira menengah yang memang berada pada pucuk piramida hirarkhi pada masing­ masing unit atau satuan tugasnya. Mereka dianggap memiliki posisi strategis di dalam jajarannya, yaitu sebagai komandan, wakil komandan atau jabatan lain yang dianggap sangat menentukan, dengan demikian subyek penelitian ini memenuhi kriteria sebagai ”elit militer”. Di samping itu, para perwira menengah terutama yang sekarang berada dalam jabatan strategis kemungkinan besar akan ikut menentukan keadaan TNI di masa depan seiring dengan proyeksi promosi dan perjalanan karir yang kelak bakal dilalui oleh yang bersangkutan, dengan 118 Level dan lingkup studi Sosiologi adalah terbagi menjadi empat yaitu: mikro­subyektif, makro­

subyektif, mikro­obyektif, dan makro­obyektif.

demikian subyek penelitian memenuhi kriteria dari maksud penelitian ini yaitu membuat proyeksi sosok TNI ke depan.

Sedang pemberian perhatian secara khusus kepada TNI Angkatan Darat pertama­tama didasari oleh pertimbangan teknis pelaksanaan penelitian, kendatipun begitu secara metodologis bisa dipertangungjawabkan sebab Angkatan Darat adalah merupakan matra yang paling dominan ­­dibandingkan dengan dua matra yang lain, yaitu Angkatan Laut maupun Angkatan Udara—sebab, matra ini memiliki jumlah personil paling besar yaitu mencapai 233.000 personel, dibandingkan dengan jumlah personel Angkatan Laut termasuk Korps Marinir hanya 43.500 dan Angkatan Udara 24.000 (pada tahun 2005) 119 . Di samping itu

matra Darat lah yang paling potensial memiliki pandangan yang sensitif mengenai sekitar profesionalisme militer terutama apabila profesionalisme tersebut dikaitkan dengan masalah pemaknaan peran militer yang tidak hanya di bidang pertahanan semata.

Kedua, sebagai konsekuensi dari pilihan snowballing sebagai strategi pengempulan data, dimana dengan strategi ini pekerjaan pengumpalan data akan menggelinding sedemikian rupa mengikuti alur informasi atau data yang diperlukan untuk dikais setuntas­tuntasnya tanpa menentukan terlebih dahulu ­­ kecuali hanya pada saat awal dimulai penggalian informasi atau data—tentang siapa­siapa saja dan seberapa banyak subyek yang harus berpartisipasi serta tidak mementingkan perimbangan informasi yang diperoleh dari masing­masing Subyek Penelitian.

Penelitian ini mengambil waktu sejak bulan Agustus hingga Nopember 2009. Mengambil lokasi di daerah Kabupaten, Kota Malang dan Kota Batu, selanjutnya akan lebih banyak disebut daerah Malang atau Malang Raya. Malang dipandang cukup representatif sebagai lokasi penelitian, karena daerah ini dikenal sebagai daerah Garnizun, atau ”Garrison” (Inggris), yaitu ”a group of soldiers whose task is to guard the town or building where they live”; atau “the buildings which the soldier llive in” 120 . Di samping itu Malang pernah menjadi markas Kodam Jawa Timur hingga awal tahun 70­an.

119 ______, The Military Balance 2005­2006, (London: The International Institute for Strategic Studies, 2005), hal. 276­277.

120 Collin Cobuild, English Electronic Dictionary.

Di Malang terdapat instalasi dan markas militer yang cukup banyak, lebih dari dua puluh buah. Meskipun sebagian besar adalah merupakan instalasi di bawah Angkatan Darat, baik Kodam V/Brawijaya maupun langsung di bawa Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad), namun juga terdapat instalasi militer yang berada di bawah Angkatan Laut dan Angkatan Udara.