Rasio Profitabilitas
2.4.4. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Rasio profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan efek – efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil – hasil operasi. Rasio-raiso ini terdiri dari:
a. Margin Laba atas Penjualan (profit margin on sales) Rasio ini mengukur jumlah laba bersih per nilai penjualan dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan LabaBersih YangTersed iaBagiPeme gangSahamB iasa
M arg inLabaAtas Penjualan = Penjualan
Jika dua perusahaan memiliki operasi yang identik, dalam artian bahwa jika penjualan , biaya operasi, dan EBIT kedua perusahaan tersebut sama, tetapi satu perusahaan menggunakan lebih banyak utang daripada yang lain, maka perusahaan tersebut akan memiliki beban bunga yang lebih tinggi. Beban bunga tersebut akan menurunkan laba bersih, dan karena penjualan tetap maka akibatnya margin laba akan menjadi relatif rendah. Dalam kasus ini margin laba yang rendah tidak mengindikasikan adanya masalah operasional, hanya perbedaan dalam strategi keuangan saja. Sehingga akhirnya perusahaan dengan margin laba yang rendah mungkin akan mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi atas investasi pemegang sahamnya Karena menggunakan leverage keuangan. Bagaimana margin laba dan penggunaan utang saling berinteraksi untuk mempengaruhi pengembalian pemegang saham dapat dilihat dengan persamaan Du Pont (Brigham dan Houston, 2006: 107).
b. Kemampuan Dasar untuk Menghasilkan Laba (BEP) Rasio kemampuan dasar untuk menghasilkan laba (basic earning power –
BEP) rasio ini mengindikasikan kemampuan dari aktiva-aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi, yang dihitung dengan membagi EBIT oleh Total Aktiva (Brigham dan Houston, 2006: 109). Rasio ini dihitung dengan rumus:
EBIT BEP = TotalAktiv a
c. Tingkat Pengembalian Total Aktiva Rasio antara laba bersih terhadap total aktiva mengukur tingkat pengembalian total aktiva (Return on Total Assets – ROA) setelah bunga dan pajak. LabaBersih UntukPemeg angSahamBi asa
ROA = TotalAktiv a
Tingkat pengembalian yang rendah atau tinggi diakibatkan oleh kemampuan untuk menghasilkan laba perusahaan dan biaya bunga (Brigham dan Houston, 2006: 109)
d. Tingkat Pengembalian Ekuitas Saham Biasa Pada akhirnya, rasio akuntansi yang paling penting, atau “jumlah akhir” (bottom line) adalah rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasa yang mengukur tingkat pengembalian atas investasi dari pemegang saham biasa
LabaBersih UntukPemeg angSahamBi asa ROE = EkuitasBia sa
Penggunaan utang yang lebih banyak dapat menjadi efek ‘pengungkit’ untuk meninggikan rasio ini karena harapan pemegang saham biasa saat menginvestasikan uangnya adalah untuk mendapatkan deviden yang tinggi (Brigham dan Houston, 2006: 109)
Pada pengukuran rasio profitabilitas, khususnya pada ROA dan ROI terdapat perbedaan penggunaan istilah antara Return on Investment (ROI) dengan Return on Asset (ROA). Brigham dan Houston (2006) cenderung menggunakan istilah ROA karena menggunakan total aktiva dalam perhitungannya, sedangkan Weston dan Copeland (1995:240) menggunakan istilah ROA untuk mengukur tingkat laba operasi bersih terhadap total aktiva perusahaan sama dengan Brigham dan Houston, namun apabila digunakan untuk mengukur kinerja masing-masing segmen atau divisi dari suatu perusahaan Weston dan Copeland menggunakan istilah Return on Invesment (ROI).
Perbedaan penggunaan istilah tersebut peneliti perjelas dengan mengemukakan pendapat yang lain tentang rasio profitabilitas yang dikemukakan oleh Shim dan Siegel (1987: 29) dalam bukunya theory and problems of managerial finance, ia menyatakan bahwa terdapat dua rasio untuk mengevaluasi Retun on Investment yaitu Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE). ROA mengindikasikan efisiesi manajemen dalam menggunakan sumber daya yang tersedia untuk menghasilkan keuntungan perusahaan sementara ROE digunakan mengukur tingkat penghasilan dari investasi terhadap saham biasa. Dalam penelitian ini, untuk mengukur efisiensi penggunaan asset dalam menghasilkan keuntungan untuk perusahaan peneliti mengacu kepada Brigham and Houston (2007) yaitu dengan menggunakan return on asset (ROA).