Katentuan Khusus Implementasi Kurikulum Madrasah

I. Katentuan Khusus Implementasi Kurikulum Madrasah

1. Sebagai tindak lanjut pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor;160,tahun;2014, maka diterbitkan Keputusan Menteri

Agama Republik Indonesia, Nomor 207 tahun 2014 tentang Kurikulum Madrasah.

2. Berdasarkan peraturan tersebut, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah diluar sasaran pendampingan yang ditetapkan Dirjen Pendis,

harus kembali merapkan kurikulum 2006 untuk mata pelajaran umum dan tetap menerapkan Kurikulum Madrasah 2013 untuk mata pelajaran PAI dan bahasa Arab dengan penyesuaian pada Beban Belajar dan Struktur Kurikulum, Standar Proses dan Standar Penilaian.

3. Penyesuaian beban belajar dan struktur kurikulum, artinya dalam masa transisi diberlakukan beban belajar dan struktur kurikulum hasil kombinasi kurikulum 2006 dengan kurikulum madrasah 2013. Mata pelajaran umum menggunakan beban belajar dan struktur kurikulum 2006, sedangkan mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab menggunakan beban belajar dan struktur kurikulum madrasah 2013 dengan penyesuaian seperlunya.

4. Adapun yang terkait dengan penjurusan/peminatan, masing-masing lembaga dapat mengadopsi dan mengadaptasi penjurusan menurut kurikulum 2006 yang dimulai dari kelas XI atapun dapat mengadaptasi peminatan yang dimulai dari kelas X dengan beberapa penyesuaian. Diantara penyesuaian dimaksud adalah terkait dengan beban belajar dan struktur mata pelajaran. Apabila penjurusan dimulai dari kelas X, maka siswa pada kelas X harus mendapat mata pelajaran umum (pokok) sebagai pengganti mata pelajaran lintas minat menurut ketentuan kurikulum madrasah 2013. Bagi Madarsah yang membuka jurusan/peminatan keagamaan, maka penjurusan/peminatan harus sudah dimulai dari kelas X. Mekanisme penjurusan/peminatan sebagaimana sudah diatur dalam Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia: 165/2014.

5. Penyesuaian Standar Proses, pada Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia: 165/2014 tentang Pedoman Kurikulum Madrasah 2013, telah

disebutkan bahwa, proses pembelajaran kurikulum madrasah 2013 menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik) dengan langkah: mengamati, menanya

pembelajaran Discavery learning,Problem Based Leraning, Projeck Based Learning . Baik pendekatan ataupun model pembelajaran dimaksud tidak bersifat mutlak. Namun guru memiliki kewenangan untuk memilih dan menetapkan pendekatan dan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik materi ajar, tujuan pembelajaran ataupun situasi dan kondisi aktual dilapangan. Guru dapat menggunakan pendekatan active learning, kolaboratif learning ataupun contectual

direkomendasikan

model

teaching and learning ataupun menggunakan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

6. Penyesuaian Standar Penilaian, pada Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia: 165/2014 tentang Pedoman Kurikulum Madrasah 2013, telah disebutkan bahwa, penilaian pembelajaran kurikulum madrasah 2013 menggunakan penilain autentik. Penilaian ini juga dikenal dengan penilain integral dengan menggunakan beragam tehnik /alat penilaian. Penilaian yang dilakukan mulai dari input-proses-output-out-came. Penilaian autentik sebagai penilaian yang berbasis kompetensi inti dan harus dilakukan pada seluruh kompetensi dasar, baik yang menyangkut sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan ataupun ketampilan. Apabila guru telah memahami kaidah dasar, prosedur dan penerapanya di lapangan, maka sebenarnya penilaian autentik sebagai bentuk penilain yang obyektif, sahih dan amat bermanfaat bagi pengembangan profesi ke-guruan. Untuk menerapkan penilain autentik secara utuh diseluruh madrasah, masih perlu waktu yang cukup dan proses yang berkesinambungan. Karena itu dalam penerapan kurikulum madrasah 2013, penilaian pembelajaranya memadukan antara penilaian berbasis kelas dengan penilaian autentik. Guru diharapkan dapat mengambil tehnik ataupun instrumen yang dapat digunakan untuk menilai aspek afektif, kognitif ataupun psikomotorik. Model pensekoran tetap menggunakan Penilaian Berbasis Kelas antara 01-100. Demikian pula model rapotnya menggunakan model rapot kurikulum 2006. Hanya saja untuk mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab ada penyesuaian mata pelajaran dan diskripsi yang disesuaikan dengan KMA 165/2014, Tentang Pedoman Kurikulum Madrasah. Administrasi penilaian dalam masa transisi ini, direkomendasikan menggunakan administrasi penilaian KTSP dengan beberapa penyesuaian, sampai diterapkanya kurikulum madrasah 2013 secara penuh. Bagi madrasah yang kembali menerapkan KTSP untuk mata pelajaran umum, maka harus mengkonversi raport semester ganjil menurut standar administrasi penilaian KTSP dengan penyesuaian seperlunya.

7. Berdasarkan KMA: 207/2014, seluruh madrasah non sasaran pendampingan, baik negeri ataupun swasta, harus kembali menerapkan KTSP untuk mata pelajaran umum dan Kurikulum Madrasah 13 untuk mata pelajaran PAI dan bahasa Arab sampai ada keputusan yang mengaturnya dari Direktorat Jendral Pendidikan Islam

Kementerian Agama Republik Indonesia. Namun demikian apabila ada madrasah negeri ataupun swasta yang memiliki kesiapan baik tehnis ataupun non tehnis untuk menerapkan sepenuhnya Kurikulum 2013, maka harus melapor dan mendapatkan rekomendasi dari kementerian agama kantor kabupaten, kantor wilayah dan mendapatkan surat rekomendasi dari Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia.