Acara Pembukaan
A. Acara Pembukaan
Acara Pembukaan Sarasehan Cerdas Budaya yang dipandu oleh Dra. Itje Sandra Suminar, M.Pd terdiri dari Rajah Pamuka dengan diiringi kecapi melantunkan Kidung Siliwangi oleh Ambu Ottih Rostoyati, kemudian seluruh peserta diminta berdiri untuk bersama menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
Selanjutnya Laporan Ketua Panitia, R.A. Garlika Martanegara, S.Sos., M.Si yang menyampaikan tentang persiapan yang telah dilakukan untuk penyelenggaraan Sarasehan, dilanjutkan dengan Sambutan Ketua Pembina Yayasan BESTDAYA Prof. Dr. Suhardja D. Wiramihardja tentang Exploring Astronomy in the Ancient Sundanese Culture , dan sambutan Runayat Natadipoera, Sesepuh Sunda di Bandung sekaligus membuka acara Sarasehan Cerdas Budaya Perspektif Tokoh dalam rangka Tapak Lacak Waktu Menurut Sunda di Tahun Keuyep 1950 Caka Sunda secara resmi.
1. Laporan Ketua Panitia Pelaksana Sarasehan
(R.A. Garlika Martanegara, S.Sos., M.Si – Ketua V Dewan Pengurus Yayasan BESTDAYA)
Ketua panitia menyampaikan selamat datang dan terima kasih kepada hadirin yang telah berkenan hadir dalam Sarasehan. Sarasehan ini merupakan rangkaian Ketua panitia menyampaikan selamat datang dan terima kasih kepada hadirin yang telah berkenan hadir dalam Sarasehan. Sarasehan ini merupakan rangkaian
Sarasehan ini dibagi dalam 3 (tiga) sesi yang terdiri dari sesi presentasi dan diskusi panel. Beberapa pembicara dihadirkan dalam Sarasehan ini untuk menyampaikan berbagai materi tentang Cerdas Budaya dari berbagai Perspektif. Pada setiap sesi telah disiapkan sebagai materi pembahasan dari masing-masing perspektif yaitu Perspektif Akademisi; Perspektif Sosial Politik, Perempuan, Astrologi, dan Sejarah; serta Perspektif Astro Environment, Keraton, Kesehatan Jiwa, dan Gagasan Nusantara.
2. Laporan Ketua Dewan Pembina Yayasan BESTDAYA
(Prof. Dr. Suhardja D. Wiramihardja – Ketua Dewan Pembina Yayasan BESTDAYA)
Ketua Dewan Pembina menyampaikan tentang Exploring Astronomy in the Ancient Sundanese Culture. Kumpulan cerita rakyat yang ada hubungannya dengan langit dari 14 negara Asia, termasuk Indonesia. Tapi dari Tatar Pasundan belum ada. Saat ini, adalah kesempatan untuk berinteraksi mengali program-program yang kita punya tetapi tidak ada perhatian, yang ada perhatian tidak tetapi tidak punya alat dan atau dana bisa bekerja sama dengan Disbudpar, sehingga dapat merancang kegiatan yang spesifik .
3. Sambutan Pengarahan dan Pembukaan
(Runayat Natadipoera – Sesepuh Sunda di Bandung)
Runayat Natadipoera (biasa dipanggil Uwa Bandung) adalah sesepuh Sunda yang masih terus mempertahankan nilai-nilai luhur Sunda. Dalam kata sambutannya, yang disampaikan dengan bahasa Sunda yang diringkas sebagai berikut.
60 tahun Indonesia merdeka, beki die beki riweuh, bencana, tepikan runtuhna lembaga eksekutif, legislatif. Hiji bangsa anu poho sejarah, nilai-nilai luhur moal kilas balik urang direnungi dibandungan. runtuhna tiga pilar demokrasi semua runtuh, tiga pilar ngoko kana kekuasaan lain ku amalna. Pendekatan kekuasaan... gubrak na ka eleh jeun menang. nu eleh menghalalkan segala cara. Ujung bangsa ieu hancurna moral... Ari during aya? Aya urang geus kehilangan jati luhur, mohokeun, nilai-nilai luhur, karuhun urang.
Cerita ,, Rakean Darmasiksa “hiji raja, Rakean Darmasiksa... hey ka nak incu, ulah poho.... ulah pookeun nilai karuhun urang mun hayang jaya
Hirup jeung hurifna.. hirup nu bisa ngajamin,
Prabu wastukencana, amanah galunggung. Padamelan wastukencana teu lepas tina tirakat, haiyang ngabangun mandala wastu di buana, hiji manusia Amalan, wangsit prabu siliiwangi
Spirit bandung, dasasila bandung, sprit kemerdekaan, kamanusiaan di bandung
Bangun “dimana urang miang, “Kemanusaan yang adil dan Beradap”
Dimana anu Ieu rieuangan...spirit kemerdekaan “merdeka atawa mati, nyungkemkeun tali asih nagara... teundeun di handelem sieum