20 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman
Pasal 38 Undang-Undang Mahkamah Agung. p.
Memeriksa keberatan terhadap penetapan hasil penghitungan suara tahap akhir dari Komisi Pemilihan
Umum Daerah tentang pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah propinsi.
3. Komisi Yudisial KY
Sebagaimana Mahkamah Agung, Komisi Yudisial merupakan lembaga Negara yang terbentuk setelah adanya amandemen terhadap
Undang-Undang Dasar 1945. Komisi Yudisial merupakan lembaga Negara yang bersifat mandiri dan dalam pelaksanaan wewenangnya
bebas dari campur tangan atau pengaruh kekuasaan lainnya.
10
Dalam konteks ketatanegaraan Komisi Yudisial mempunyai peranan yang sangat penting yaitu :
1. Mewujudkan kekuasaan kehakiman yang merdeka melalui
pencalonan Hakim Agung. 2.
Melakukan pengawasan terhadap Hakim yang transparan dan partisipatif guna menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran
martabat, serta perilaku hakim.
10
Pasal 7B Undang-Undang Dasar 1945 Pasca Amandemen.
21 Dalam hubungannya dengan Mahkamah Agung, Komisi
Yudisial mengusulkan pengangkatan Hakim Agung dengan cara: 1.
melakukan pendaftaran calon Hakim Agung; 2.
melakukan seleksi terhadap calon Hakim Agung; 3.
menetapkan calon Hakim Agung; 4.
mengajukan calon Hakim Agung ke Dewan Perwakilan Rakyat.
11
Sedangkan dalam melaksanakan kewenangan menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim,
Komisi Yudisial memiliki tugas melakukan pengawasan, terhadap pelaksanaan pengawasan ini Komisi Yudisial dapat:
1. menerima laporan masyarakat tentang perilaku hakim.
2. meminta laporan secara berkala kepada badan peradilan
berkaitan dengan perilaku hakim. 3.
melakukan pemeriksaan terhadap dugaan pelanggaran perilaku hakim.
4. memanggil dan meminta keterangan dari hakim yang diduga
melanggar kode etik perilaku hakim. 5.
membuat laporan hasil pemeriksaan yang berupa rekomendasi disampaikan kepada Mahkamah Agung atau
11
Pasal 14 UU Nomor 22 tahun 2004 tentang Komisi Yudisial
22 Mahkamah Konstitusi, serta tindasannya disampaikan
kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat. Apabila dugaan Komisi Yudisial terbukti, artinya perilaku
hakim benar-benar menyimpang dari peraturan perundang-undangan, Komisi Yudisial dapat mengajukan usul penjatuhan sanksi terhadap
hakim kepada pimpinan Mahkamah Agung danatau Mahkamah Konstitusi. Usul penjatuhan sanksi dapat berupa teguran tertulis,
pemberhentian sementara atau pemberhentian yang bersifat mengikat. Selain sebagaimana yang telah diuraikan diatas Komisi Yudisial
dapat mengusulkan kepada Mahkamah Agung danatau Mahkamah Konstitusi untuk memberikan penghargaan kepada hakim atas prestasi
dan jasanya dalam menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta menjaga perilaku hakim.
E. Metode Penelitian