Kondisi yang bersumber pada kondisi internal Kondisi yang bersumber pada peranan lingkungan

90 hukum, ikut menentukan kebijakan penghukuman dan mencampuri pelaksanaan putusan. Memang benar bahwa setiap kekuasaan selalu mengandung potensi disalahgunakan atau dilaksanakan dengan melampaui wewenang . Untuk itulah diperlukan adanya mekanisme pengawasan. Namun demikian perlu dipahami bahwa kebebasan kekuasaan Kehakiman harus dijamin dan dilindungi, karena didalam institusi peradilan terdapat berbagai kondisi, yaitu 6 :

a. Kondisi yang bersumber pada kondisi internal

Hakim merupakan pihak yang secara natural lemah atau dilemahkan dibandingkan dengan cabang kekuasaan lain, tetapi di pihak lain harus netral dan sanggup mengalahkan tekanan pengaruh dalam penegakan hukum. Secara faktual Mahkamah Agung sebagai pemegang kekuasaan yudikatif dan membawahi sekian ribu hakim dengan segala permasalahannya hanya mendapat anggaran 1,2 trilyun rupiah, dan jika sudah meningkat belum tentu akan dapat menyamai cabang kekuasaan negara lainnya. 6 Bagir Manan, Kedudukan Penegakan Hukum dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia, Majalah Varia Peradilan No.243. MARI, Jakarta, 2006, hal 9- 12. 91

b. Kondisi yang bersumber pada peranan lingkungan

eksternal yang mencakup sekurang-kurangnya dari faktor politik dan sosial budaya. Semua sistem politik dalam intensitas besar atau kecil selalu berpengaruh bagi ketidakberdayaan penegak hukum. Demokrasi dengan segala atribut seperti sistem control, pembagian kekuasaan, jaminan hak asasi, pembatasan kekuasaan dan prinsip menjalankan kekuasaan berdasarkan hukum, secara alamiah tidak pernah luput dari kemungkinan melemahkan kekuasaan penegak hukum. Sedangkan sistem sosial budaya baik secara fisik atau psikologis dapat menimbulkan keraguan dan rasa takut, termasuk didalamnya pendapat umum atau opini masyarakat yang cenderung ekstrim dan memaksakan kehendak. Kebebasan hakim memang seperti pedang bermata dua. Disatu pihak, kebebasan hakim merupakan kemestian, di pihak lain dapat terjadi penyalahgunaan atas kebebasan tersebut. Fungsi pengawasan yang dielu-elukan sejumlah pihak atau soal etika, tidak sebanding dengan esensi kewajiban menjamin kebebasan dan prinsip pemisahan kekuasaan Kehakiman dari cabang kekuasaan lain dan menjamin kebebasan hakim. 92 Menurut Bagir Manan 7 , sepanjang mengenai tugas peradilan, kontrol hanya dapat dilakukan melalui upaya hukum. Setiap upaya pengawasan, kendali atau koreksi di luar upaya hukum dilarang. Proses hukum merupakan esensi kebebasan penegakan hukum . Setiap campur tangan terhadap proses penegakan hukum harus diartikan sebagai suatu tindakan yang akan menghancurkan sendi-sendi yang menjadi dasar tuntutan kebebasan penegak hukum.

2. Komisi Yudisial dalam pandangan Mahkamah Agung