yang berisiko tertular leptospirosis dengan Risk Prevalence RP 2,72.
16
Leptospirosis pada manusia dapat terjadi pada semua kelompok umur dan pada kedua jenis kelamin laki-lakiperempuan. Namun demikian,
leptospirosis ini merupakan penyakit yang terutama menyerang anak-anak belasan tahun dan dewasa muda sekitar 50 kasus umumnya berumur antara
10-39 tahun, dan terutama terjadi pada laki-laki 80.
31
E. Gambaran Klinis
Leptospirosis dapat terjadi dengan berbagai manifestasi klinik dari mulai flu ringan sampai penyakit yang serius Manifestasi klinis berkisar dari keluhan atau
gejala yang ringan saja seperti demam yang tidak begitu tinggi, keluhan mirip influenza sampai pada munculnya gejala berat bahkan berakibat fatal, sebagaimana
yang dikenal sebagai Weil disease, meskipun hal ini jarang terjadi. Perlu diingat bahwa kebanyakan leptosprosis tidaklah semuanya muncul sebagai penyakit yang
berat, dan pendapat kuno yang mengatakan bahwa leptosprosis itu identik dengan Weil disease
sesungguhnya keliru.
1
Masa inkubasi penyakit ini pada manusia berkisar antara 7-12 hari, rata-rata 10 hari. Menurut berat ringannya, leptosprosis dibagi menjadi ringan dan berat, tetapi
untuk pendekatan diagnosis klinis dan penanganannya, para ahli lebih senang membagi penyakit ini menjadi leptosprosis anikterik non ikterik dan leptosprosis
ikterik. Leptospira interrogans serovar ichterohaemorrhagiae pada awalnya dianggap sebagai penyebab leptosprosis berat tetapi ternyata leptosprosis ikterik ini tidak
secara spesifik disebabkan oleh serovar Leptospira tertentu.
1
Perbedaan gambaran klinis leptosprosis anikterik dan ikterik dapat dilihat pada tabel berikut :
1
Tabel 2.2 Perbedaan Gambaran Klinik Leptospirosis Anikterik dan Ikterik
Sindroma, Fase Gambaran klinik
Specimen laboratorium Leptospirosis anikterik
Fase leptospiremia 3- 7hari
Demam tinggi, nyeri kepala, mialgia, nyeri
perut, mual, muntah, conjunctival suffusion
Darah, LCS Liquor Cerebro Spinalis
Fase immune 3-30 hari Demam
ringan, nyeri
kepala, muntah menginitis aseptic
Urine
Leptospirosis ikterik Fase leptospiromia dan
fase immune sering menjadi satu atau
overlapping Demam, nyeri kepala,
mialgia, ikterik, gagal ginjal, hipotensi,
manifestasi perdarahan, pneumonitis hemoragic,
leucositosis Darah, LCS minggu 1
urine minggu II
Sumber : WHO, 2003 antara fase leptospiremia dengan fase imun terdapat periode asimtomatik 1-3 hari
Dalam fase leptospiremia akan dijumpai Leptospira dalam darah, timbul keluhan sakit kepala, suhu badan meningkat sampai menggigil, nyeri otot hebat
terutama pada paha, betis dan lumbal yang diikuti hyperaestesia. Beberapa penderita mengeluh nafsu makan berkurang, mual, muntah dan diare. Keluhan batuk dan sakit
dada dijumpai hampir pada setiap kasus, sedangkan batuk darah sangat jarang ditemukan. Tanda fisik yang dianggap khas adalah conjunctival suffusion, pertama
kali timbul hari ke 3 atau 4, yang disertai sclera mata berwarna kuning dan adanya photophobia. Tanda lain berupa kemerahan pada kulit berbentuk makula, makulo
papula ataupun urtikaria dan perdarahan kulit. Dua puluh lima persen kasus dijumpai
penurunan kesadaran, bradikardi, hipotensi dan oliguria, yang kadang juga di jumpai splenomegali, hepatomegali, limfadenopatia.
Fase leptospiremia tersebut berlangsung 4-9 hari dan biasanya berakhir dengan menghilangnya seluruh gejala dan tanda klinik untuk sementara sekitar 2- 3
hari. Pada fase immune, ditandai dengan munculnya kembali gejala demam yang tidak melebihi 39
°C, berlangsung selama 1-3 hari, kadang disertai meningismus, dan timbulnya antibodi IgM dalam sirkulasi darah. Pada fase ini kadang dijumpai adanya
iridosiklitis, neuris optik, mielitis, encephalitis serta neurophaty perifer. Pada fase berikutnya, yaitu fase penyembuhan terjadi perbaikan klinik yang ditandai pulihnya
kesadaran, hilangnya ikterus, tekanan darah menjadi normal kembali dan produksi urine membaik. Fase in terjadi pada minggu ke 2-4, sedangkan patogenesis fase
ketiga ini masih belum diketahui, demam serta nyeri otot masih dijumpai, yang kemudian berangsur-angsur menghilang.
32
F. Vektor Tikus