Sejarah Perkembangan Koridor Jalan Kaliurang

72

3.4.4 Sarana Perkantoran dan Pemerintahan

Sarana pelayanan perkantoran dan pemerintahan adalah sarana sehubungan dengan pelayanan kantor kecamatan, pos polisi, kantor pos cabang, kantor pengelolaan distribusi listrik, tepon, maupun air bersih, pos pemadam kebakaran, dan parkir umum. Untuk sarana pelayanan perkantoran dan pemerintahan pada kawasan koridor jalan kaliurang pada umumnya menyatu dalam satu kompleks dengan kantor pelayanan kecamatan dan atau kantor pelayanan desa

3.5 Sejarah Perkembangan Koridor Jalan Kaliurang

Berawal dari upaya pengembangan kawasan wisata Kaliurang, pada tahun 1996, maka dijadikan peluang bagi Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Sleman untuk mengembangkan sektor-sektor unggulan pariwisata melalui pengembangan obyek dan daya tarik wisata peninggalan sejarah dan budaya, hutan wisata, wisata alam, serta peningkatan dan pengembangan produk wisata konversi dan pelayanannya : pengembangan taman rekreasi dan hibburan yang tersebar serta pembangunan sarana akomodasi di berbagai lokasi dengan dukungan sebagian besar dari swasta. Atas dasar Kebijakan tersebut Ditjen Pariwisata, 1996 : II-1 menindak lanjuti dengan menetapkan program dan strategi pengembangan kawasan kaliurang secara lebih spesifik dan terencana melalui sasaran –sasaran : - Penciptaan kawasan wisata baru sebagai upaya penciptaan tempat-tempat kunjungan wisata yang lebih beragam, sekaligus memberikan alternatif pilihan rekreasi bagi wisatawan 73 - Penggarapan wilayah-wilayah dengan lingkungan alam yang menarik, menjadi jalur lintasan wisata perjalanan yang mampu menahan wisatawan domestik maupun mancanegara sebagai usaha untukmemperpanjang lama tinggal length of stay mereka di Yogyakarta. - Pertumbuhan obyek-obyek wisata baru maupun pengembangan obyek-obyek wisata yang telah ada. Perkembangan selanjutnya adalah terjadinya perubahan penggunaan lahan pada kawasan yang menjadi jalur lintasan wisata tersebut. Rofico, 1996 : 135 berdasarkan hasil kajian yang pernah dilakukan terhadap kecenderungan perkembangan penggunaan lahan di kabupaten Sleman, terjadi pada pusat-pusat kegiatan sebagai embrio pusat-pusat pertumbuhan serta adanya jalur transportasi sebagai jaringan hubungan antara pusat-pusat kegiatan dengan daerah lain seperti : - Lahan pada wilayah yang telah mempunyai prasarana, fasilitas umum dan sosial yang tinggi sebagai pusat-pusat pertubuhan. - Lahan pada wilayah yang mengikuti sepanjang jalur pertumbuhan kota, atau lahan yang mempunyai tingkat transportasi yang memadai terhadap perkembangan wilayah tersebut yakni : Sepanjang Jalan Kaliurang, Sepanjang Jalan Godean dan, Sepanjang jalan Kadipiro 74

BAB IV ANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN PINGGIRAN

KOTA PADA KORIDOR JALAN KALIURANG KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN Pada bab ini dikemukakan mengenai tahapan dari proses analisis untuk mengidentifikasi tipologi perkembangan kelompok permukiman, maupun aspek berpengaruh faktor perkembangan permukiman pinggiran kota. Selanjutnya adalah tahapan proses analisis untuk mengkaji hubungan faktor perkembangan permukiman pinggiran kota dengan kategpri tipologi perkembangan kelompok permukiman.

4.1 Identifikasi Tipologi Perkembangan kelompok-kelompok Permukiman

Pinggiran Kota Pada Koridor Jalan Kaliurang, Kecamatan Ngaglik Pada tahap analisis ini, cara penilaian yang digunakan didasarkan kepada pendekatan kriteria pengertian kampung kumuh. serta pendekatan pengertian pola penyebaran permukiman di wilayah desa kota yang diketahui bahwa, perkembangan perumahan didaerah pinggiran kota memiliki dua corak yaitu terdapat corak yang teratur dan corak lain yang tidak teratur. Tujuan dilakukan analisis ini adalah untuk mendapatkan masukan bagi analisis selanjutnya berupa data kategori dalam analisis diskriminan yang menyatakan dua opsi yang saling berbeda yakni: tipologi perkembangan kelompok permukiman yang teratur dan dipihak lain adalah tipologi perkembangan kelompok permukiman yang tidak teratur. Untuk membahas bab ini perlu masukan berupa data perkembangan guna 74