75 lahan serta penilaian masyarakat terhadap kondisi sosial ekonomi dan fisik
lingkungan masing-masing kelompok permukiman.
4.1.1 Analisis Kebijakan Pengembangan Perumahan Permukiman
Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman
Kebijakan pengembangan permukiman di kecamatan Ngaglik, kabupaten Sleman, meliputi pengembangan perumahan permukiman perdesaan dan
perkotaan, dengan arahan: sebagai tempat aglomerasi penduduk pendukung fungsi ekonomi perdesaan maupun perkotaan, sebagai tempat pelayanan sosial
kemasyarakatan serta pusat pemerintahan. Pemanfaatan lahan berupa perumahan di kecamatan Ngaglik terletak pada pusat pelayanan fasilitas perdagangan yang
memang sudah ada sebelumnya, seperti di Donoharjo, Sukoharjo, Umbulharjo, dan desa Sardonoharjo lihat gambar 4.1 Peta kebijakan pengembangan pusat
permukiman kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman. Pelayanan pendukung kawasan perumahan dalam sistem jaringan utilitas
seperti halnya listrik dilayani dan di pasok melalui sistem jaringan kabel PLN. Untuk jaringan air bersih diperuntukan dalam memenuhi kebutuhan air minum,
dan MCK mandi, cuci, kakus, yang penyediaannya dilayani oleh PDAM yang berasal dari sumur dalam di Umbul martani dan Cangkringan, kemudian
didistribusi melalui pipa air minum ke komplek-komplek perumahan disekitar jalan aspal utama, atau ke bangunan fasilitas utama yang terdapat kepadatan tinggi
di sebelah timur jalan Kaliurang. Sistem jaringan drainase, pengembangannya mengikuti sistem jaringan jalan yang sudah ada, serta memanfaatkan potensi
saluran alamiah. Sistem pengelolaan persampahan dikembangkan dengan cara mengumpulkan sampah rumah tangga di tempat sampah kemudian ditimbun atau
dibakar open dumping system.
76
GAMBAR 4.1
SUMBER: Rencana Detail Tata
Ruang Kec. Ngaglik 1996-2006
77 Berkaitan dengan kebijakan pengembangan pusat permukiman di
kecamatan Ngaglik, sebagian besar wilayah desa Sardonoharjo, sudah terdapat arahan pengembangannya yakni meliputi dusun: Turen, Candidukuh, Candi III,
Candikarang, Candirejo, Candiwinangun, Wonosobo, Blekik, Pencarsari, Rejosari, Prumpung, Plumbon, Jetisbaran, dan Bulusan. yang pemanfaatannya
diarahkan pada lahan-lahan kering yang ternyata tetap sukar untuk diupayakan penghijauan.
Kenyataan dilapangan menunjukan bahwa, kawasan perumahan yang kedapatan tidak termasuk dalam kebijakan pengembangan pusat permukiman
perkotaan, justru lebih cepat berkembang. Hal ini mengindikasikan bahwa arahan kebijakan pengembangan permukiman perkotaan kecamatan Ngaglik tidak atau
belum menyentuh pada wilayah cepat berkembang, yang mencakup desa Sinduharjo, desa Minomartani, desa Sariharjo dan sebagian wilayah desa
Sardonoharjo meliputi dusun: Ngebelgede, Dayakan, Ledokwareng, tegalmindi, Ngalangan, Baransari, Gondangan, Klabanan, Ngebelcilik.
Dari fenomena yang terjadi dapat dipahami bahwa, perkembangan permukiman pinggiran kota pada koridor jalan Kaliurang di Desa Sinduharjo dan
Desa Sardonoharjo Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman berjalan secara organik, tanpa arahan kebijakan pembangunan permukiman
4.1.2 Penilaian Masyarakat Terhadap Kondisi Lingkungan Perumahan.