Luka Uji Efektivitas Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Sambung Rambat (Mikania cordata (Burm.f.) B.L.Rob.) Terhadap Penyembuhan Luka Sayat

16 sebagai penyimpan lemak, kontrol temperatur dan penyangga organ di sekitarnya Arisanty, 2013.

2.5 Luka

Luka adalah kerusakan kontinuitas kulit atau membran mukosa yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi tubuh Zederfeldt, dkk., 1986. Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka dapat dibagi menjadi 4 jenis: a. Stadium I, luka superfisial Non-Blanching Erithema: yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit. b. Stadium II, luka partial thickness: yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. c. Stadium III, luka full thickness: yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya. d. Stadium IV, luka full thickness: yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksikerusakan yang luas Baroroh, 2011. Salah satu jenis luka adalah luka sayat yang dapat dibagi menjadi dua yaitu luka insisi luka eksisi Arisanty, 2013. Luka insisi adalah luka yang terjadi tanpa kehilangan banyak jaringan kulit disebabkan karena teriris benda tajam dimana terdapat robekan linier pada kulit dan jaringan dibawahnya serta memerlukan penyembuhan luka secara primer sedangkan luka eksisi adalah hilangnya kulit secara keseluruhan dan meluas sehingga menyebabkan banyaknya Universitas Sumatera Utara 17 jaringan yang hilang dan memerlukan penyembuhan luka secara sekunder Arisanty, 2013; Baxter, 2013. Keterangan: Gambar A: tepi luka ditahan oleh gumpalan darah dan juga bisa dengan jahitan Gambar B: pada stadium ini berlangsung regenerasi epidermis Gambar C: regenerasi epidermis sempurna dan jaringan parut yang padat Robbins dan kumar, 1992 Penyembuhan luka secara primer yaitu penyembuhan dengan menyatukan kedua tepi luka berdekatan dan saling berhadapan serta akan menghasilkan jaringan granulasi yang sangat sedikit. Proses yang berlangsung adalah epitelisasi dan deposisi jaringan ikat yang terjadi selama 10-14 hari. Pada hari pertama setelah luka, garis insisi segera terisi bekuan darah dan terjadi reaksi radang. Pada hari kedua, terjadi reepitelisasi permukaan dan pembentukan jembatan yang terdiri dari jaringan fibrosa yang menghubungkan kedua tepi celah subepitel. Selanjutnya terjadi sintesis kolagen yang dirangsang oleh makrofag. Gambar 2.2 Penyembuhan primer Universitas Sumatera Utara 18 Kolagen yang terbentuk akan merapatkan kedua tepi luka Robbins dan kumar, 1992; Morison, 2003; Arisanty, 2013. Penyembuhan luka secara sekunder adalah penyembuhan yang memerluka proses terbentuknya jaringan granulasi yang banyak dimana jaringan grnulasi tumbuh di bawah keropeng dan terjadi regenerasi epitel di bawah keropeng kemudian keropeng akan lepas setelah terjadi epitelisasi sempurna. Proses yang berlangsung dalam penyembuhan ini adalah proses granulasi pertumbuhan sel, kontraksi proses dimana daerah permukaan luka mengecil, epitelisasi penutupan epidermis Morison, 2003; Arisanty, 2013. Keterangan: Gambar A: menunjukkan keadaan segera setelah terjadi luka Gambar B: penyembuhan di bawah keropeng Gambar C: luka terbuka dengan jaringan granulasi Gambar D: sebuah jaringan parut yang besar atau daerah epidermis baru yang tipis Robbins dan kumar, 1992 Gambar 2.3 Penyembuhan sekunder Universitas Sumatera Utara 19

2.6 Penyembuhan Luka