Fisiologi Laktasi Konsep Air Susu Ibu ASI 1 Defenisi

beradaptasi terhadap kebutuhan ketergantungan bayinya dan beradaptasi terhadap penurunan otonomi, kemandirian dan interaksi sosial. 3. Konsep Air Susu Ibu ASI 3.1 Defenisi Air Susu Ibu ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi Kristiyanasari, 2009. Produksi ASI adalah proses mengeluarkan hasil, penghasilan ASI KBBI, 2005. Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks antara rangsangan mekanik, saraf dan hormon Kari, dalam Soetjiningsih 1997 ; Thompson, 1995.

3.2 Fisiologi Laktasi

Fisiologi Laktasi Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan Ambarwati Wulandari, 2008. Refleks maternal yang berperan dalam proses laktasi adalah refleks produksi dan refleks pengeluaran ASI. Refleks tersebut responsif terhadap kekuatan yang mengatur laktasi, yaitu isapan. Keduanya melibatkan hormon prolaktin, yang merangsang produksi air susu, dan oksitosin, yang berperan dalam ejeksi penyemprotan air susu Anhari dkk, 1994 ; Coad Dunstall, 2006. Selama kehamilan,hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi Suradi Tobing, 2004. Hambatan diproduksinya ASI menghilang setelah kelahiran dan pengeluaran plasenta, saat kadar progesteron turun praktis Lewellyin, D.J, 2005; Saryono Pramitasari, 2008. Setiap kali bayi menghisap payudara, akan merangsang ujung saraf sensoris di sekitar payudara sehingga merangsang kelenjar hipofisis anterior untuk menghasilkan prolaktin. Prolaktin akan masuk ke peredaran darah kemudian ke payudara sehingga menyebabkan sel sekretori di alveoli menghasilkan ASI Christine Jones, 2005. Hormon prolaktin diproduksi oleh kelenjar hipofisis anterior. Prolaktin akan berada di peredaran darah selama 30 menit setelah bayi menyusu, sehingga prolaktin dapat merangsang payudara menghasilkan ASI untuk konsumsi berikutnya, sedangkan untuk konsumsi pada saat sekarang, bayi meminum ASI yang sudah ada yaitu yang disimpan pada sinus laktiferus Roesli Yohmi, 2008. Makin banyak ASI yang dikeluarkan dari sinus laktiferus makin banyak produksi ASI. Dengan kata lain, makin sering bayi menyusu makin banyak ASI diproduksi. Sebaliknya makin jarang bayi menghisap, makin sedikit payudara menghasilkan ASI. Jika bayi berhenti menghisap maka payudara akan berhenti menghasilkan ASI King,1991 ; Danuatmaja Meiliasari, 2003 ; Lewellyin, D Jones, 2005 ; Roesli Yohmi, 2008. Hormon prolaktin umumnya dihasilkan pada malam hari, sehingga menyusui pada malam hari dapat membantu mempertahankan produksi ASI. Prolaktin juga akan menekan ovulasi fungsi indung telur untuk menghasilkan sel telur, sehingga menyusui secara eksklusif akan memperlambat kembalinya fungsi kesuburan dan haid, karena itu, menyusui pada malam hari penting untuk tujuan menunda kehamilan Newman Pitman, 2008 ; Roesli Yohmi, 2008. Hormon oksitosin diproduksi oleh kelenjar hipofisis posterior. oksitosin dihasilkan bila ujung saraf di sekitar payudara dirangsang oleh isapan. Oksitosin akan dialirkan melalui darah menuju payudara yang akan merangsang kontraksi otot di sekeliling alveoli dan mengeluarkan ASI ke duktus laktiferus King, 1991 ; Nolan, 2003. Oksitosin dibentuk lebih cepat dibanding prolaktin. Keadaan ini menyebabkan ASI di payudara akan mengalir untuk dihisap.Oksitosin sudah mulai bekerja saat ibu berkeinginan menyusui sebelum bayi menghisap. Aliran ASI sebagai respon terhadap oksitosin disebut let down reflexmilk ejection reflex. Jika refleks oksitosin tidak bekerja dengan baik, maka bayi akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan ASI. Payudara seolah-olah telah berhenti memproduksi ASI, padahal payudara tetap menghasilkan asi namun tidak mengalir keluar. Efek penting oksitosin lainnya adalah menyebabkan uterus berkontraksi setelah bmelahirkan sehingga membantu mengurangi perdarahan Neilson, 1990 ; Moody dkk., 2005 ; Roesli Yohmi, 2008.

3.3 Tanda-tanda yang mempengaruhi ASI

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perawatan Rooming-in terhadap produksi ASI pada Ibu Postpartum di RSUP Haji Adam Malik Medan

20 131 79

Pengetahuan Ibu Postpartum Tentang Infeksi Tali Pusat Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Baru Dan Pulau Kijang, Kecamatan Keritang Inhil Riau Tahun 2009

1 46 62

Pengaruh Perawatan Rooming-in terhadap Produksi ASI pada Ibu Postpartum di RSU Fajar Medan Polonia Tahun 2015

9 55 71

PENGARUH PIJAT LAKTASI TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU PRIMIGRAVIDA (Studi Pada Ibu Postpartum di Desa Rejoyoso, Kec. Bantur, Kab. Malang)

12 64 25

Pengaruh Perawatan Rooming-in terhadap Produksi ASI pada Ibu Postpartum di RSU Fajar Medan Polonia Tahun 2015

0 0 9

Pengaruh Perawatan Rooming-in terhadap Produksi ASI pada Ibu Postpartum di RSU Fajar Medan Polonia Tahun 2015

0 0 5

Pengaruh Perawatan Rooming-in terhadap Produksi ASI pada Ibu Postpartum di RSU Fajar Medan Polonia Tahun 2015

0 1 2

Pengaruh Perawatan Rooming-in terhadap Produksi ASI pada Ibu Postpartum di RSU Fajar Medan Polonia Tahun 2015

1 4 12

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Post Partum di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta Tahun 2014 - DIGILIB

0 0 12

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PERILAKU PEMBERIAN ASI PADA IBU POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI - Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Perilaku Pemberian ASI pada Ibu Postpartum di RSU PKU Muhammadiyah Yogy

0 0 10